Mrs.Devasa

33.8K 1.3K 85
                                    

Heyhooo sebelum kita lanjut lagi ke dalam ceritanya disini aku mau ngucapin banyak terimakasih banget buat kalian ya masih stay dan mau relain waktunya buat baca cerita aku disini😘😘😘 yang rela banget nuangin komentar yang bikin aku lebih semangat lagi buat lanjutin cerita ini, ya walaupun cerita nya sedikit ngaco ya bahkan votenya menurun banget😂 tapi aku berusaha biar cerita ini lebih menarik lagi. Sekali lagi makasih banyak😘 kecup dulu😄😄

Maaf loh ya aku update lama banget kaya gini. Gppkan? Soalnya ini baru selesai banget😂 plus akunya sedang di landa kesibukan:(.maaf banget yaaaa, gpp kan? Masih ada yang setia ga sama ceritanya? Maaf loh buat kalian lama nuggu.

Oke itu aja yang bisa aku ucapin.
Selamat membaca😊
Coba yang kangen bang deril angkat tangannnnnyaaa😂 mana suaranyaaaa?
Yawdah langsung aya yaaaaaaa...

Cekidottssss...













"Tenang aja, aku ga cemburu ko. " ucap Vivi yang menyadari akan kekasihnya tengah melangkah kearahnya. Tatapannya masih enggan untuk menatap deril.

" dia ga seberapa rineyka. Kamu lebih dari dia" ucap Deril menghentikan langkahnya tepat di hadapan vivi dan duduk tepat di hadapan vivi.

" aku ga peduli" ucap Vivi yang menggedikan bahunya dan mengalihkan pandangannya menatap deril.

Deril tersenyum menggoda saat melihat wajah vivi yang terlihat sekali kalau gadis itu tengah menahan cemburunya.
" tapi aku peduli sama kamu hmm." Ucap Deril yang merengkuh wajah kekasihnya dan mendekatkan wajahnya dengan wajah vivi.

Vivi berubah menjadi salah tingkah. Jaraknya dengan deril hanya tinggal beberapa senti lagi. Tatapannya terus mengunci mata vivi, senyum manisnya terus mengembang di bibirnya.
" mau dia kaya gimana pun aku ga tertarik. Aku cuma tertariknya sama kamu"

" yawdah gausah natap aku kaya gini!" Ucap vivi yang kikuk dan mendorong deril agar sedikit menjauh darinya.

"gamau,abisnya kamu buat aku ga bosen buat mandang kamu kaya gini" ucap Deril dengan lembut hingga membuat hati vivi berdesir nyaman di dalam sana.

Vivi mendecih munafik. Ia memanyunkan bibirnya seakan ucapan deril barusan hanyalah gombalan semata para pria.
" tebar pesona!" Cibir vivi dengan kesal.

" biarin, lagian aku tebar pesonanya sama kamu doang. Kalau aku tebar pesonanya ke orang lain baru kamu marah-marah sama aku" ucap Deril yang tersenyum kulum dan memamerkan lesung pipitnya yang sangat menggemaskan.

Vivi menahan senyumnya yang sukses ingin terlepas saat mendengar ucapan deril barusan. Pria ini memang mampu membuat vivi selalu nyaman.
" kenapa mesti lama hah? Ngapain aja kamu sama dia?" Tanya vivi yang akhirnya tak bisa menahan rasa kecemburuannya itu yang sedari tadi membuatnya gusar.

" cuma liat liat berkasnya aja, udah gitu aja" ucap Deril menjawab pertanyaan vivi dengan santai.

Vivi memanyunkan bibirnya dengan perasaan yang tak percaya.
" ga bohong?" Selidik vivi dengan tatapan tajamnya.

" ngga rineyka. Aku ga macem-macem ko sama dia. " ucap Deril yang mencoba menjelaskan lagi kepada gadisnya itu.

Vivi menghela nafasnya, dengan perasaan yang sedikit percaya akan ucapan deril ia pun magut-magut mengerti.
" yawdah iyah aku percaya. Abisnya aku takut kamu suka sama dia. Bahkan? Kamu tau kan sekertaris itu cantik-cantik deril! Aku cuma gamau kamu tuh suka nantinya" ucap Vivi yang menggerutu sebal dan memanyunkan bibirnya.

Deril terkekeh renyah " hey, ga semuanya yang namanya cantik itu bisa ngejamin bikin kita bahagia rineyka. Berhenti buat bicarain sekertaris itu. Kamu cukup percaya sama aku, aku gakan pernah kegoda sama dia bayi beruang" ucap Deril yang menegaskan agar wanitanya itu untuk berhenti membahas sekertarisnya yang tidak akan ada ujungnya.

Berawal Dari Pertunangan 2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang