Preparation

27.7K 1.1K 62
                                    


Heyhooo sebelum kita lanjut lagi ke dalam ceritanya disini aku mau ngucapin banyak terimakasih banget buat kalian ya masih stay dan mau relain waktunya buat baca cerita aku disini😘😘😘 yang rela banget nuangin komentar yang bikin aku lebih semangat lagi buat lanjutin cerita ini, ya walaupun cerita nya sedikit ngaco ya bahkan votenya menurun banget😂 tapi aku berusaha biar cerita ini lebih menarik lagi. Sekali lagi makasih banyak😘 kecup dulu😄😄

Maaf loh ya aku update lama banget kaya gini. Gppkan? Soalnya ini baru selesai banget😂 plus akunya sedang di landa kesibukan:(.maaf banget yaaaa, gpp kan? Masih ada yang setia ga sama ceritanya? Maaf loh buat kalian lama nuggu.

Eh sebelum itu aku mau promosi bentar yaa😂 gpp kan?

Jangan lupa baca cerita author yang satu lagi ya nih yang ini loh👇

Jangan lupa baca cerita author yang satu lagi ya nih yang ini loh👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nah bisa kalian liat di beranda aku yaaaa. Ceritanya gada sangkut pautnya sama Bdp ya😊 semua bedaa hanya ada beberapaa nama yang sama dan konflik yang sama. Tapi alurnya beda ko😊 jadi yang penasaran bisa langsungg kaliann stalk yaa😄 di tungguu okeyyyyy😙.

Oke itu aja yang bisa aku ucapin.
Selamat membaca😊
Coba yang kangen bang deril angkat tangannnnnyaaa😂 mana suaranyaaaa?
Yawdah langsung aja yaaaaaaa...

Cekidottssss...


















16.00 wib.

Deril baru saja keluar dari kamarnya. Ia menghabiskan waktunya dengan beristirahat dan menjernihkan kemarahannya sendirian di kamar. Tak ada gangguan siapapun, terutama vivi.

Tatapannya terhenti menatap sosok vivi yang tengah tertidur di soffa ruang tengah dengan posisi yang sangat tak enak di lihat.
Langkah deril segera mendekat kearah vivi dengan sedikit kecemasan yang luar biasa.

Gadisnya tengah tertidur pulas, wajahnya yang memancarkan kelelahan membuat pertahanan deril ambruk seketika.
Deril tak bisa melihat wajah itu jika seperti ini. Dengan perlahan tangannya mengusap rambut-rambut vivi yang menghalangi wajah cantik kekasihnya itu.

Rasa kesal dan amarahnya seketika menghilang, saat menatap wajah vivi yang sangat damai dan penuh ketenangan.
Wajahnya yang kelelahan itu membuat deril segera menjulurkan lengannya dan membopong tubuh kekasihnya itu. berniat untuk memindahkan ke kamarnya agar tidur vivi lebih nyaman.

Vivi sama sekali tak terusik dengan tindakan deril yang kini telah membawanya ke lantai atas. Dengan kesusahan deril meraih knop pintu kamarnya itu.

Setelah itu gadisnya ia di baringkan di atas ranjang yang biasanya mereka tempatkan. Ia tau gadisnya tadi berusaha untuk memberi waktu untuk nya agar meredamkan emosi karena ulahnya juga. Makanya vivi memutuskan untuk memisahkan diri dan tertidur di sofa saja di banding bersama deril.

Berawal Dari Pertunangan 2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang