Comeback Bogor

26K 1.2K 39
                                    

Hellooooo selamat sore buat semuanyaaaaa😄😄😄😄😄
Maaf loh ya aku update lama banget kaya gini. Gppkan? Soalnya ini baru selesai banget😂 plus akunya sedang di landa kesibukan:(.maaf banget yaaaa, gpp kan? Masih ada yang setia ga sama ceritanya? Maaf loh buat kalian lama nuggu.

Disini aku mau nyampein banyak terimakasih buat kalian yang masih setia sama bdp season 2 ini😍 gatau harus bilang apa tapi setiap dukungan kalian itu buat aku makin semangat buat cerita ini😊.
Makasih banyak ya buat yang masih setia di bdp 2 jangan bosen-bosen buat tetep stay di dalam alur cerita deril dan vivi ya😘😄😄😄😄😄.

Maaf kalau ada beberapa ketikan yang salah. Kemungkinan itu typo mohon di maklumin guyss...
Yawdah langsung aja kali yaaaa.cekidotzzzzz....






















Seusai vivi menghabiskan makanannya dan di temani oleh deril, vivi pun segera merebahkan tubuhnya di kasur king sizenya itu.

Dengan perlahan deril berjalan menghampiri gadisnya yang tengah mengusap-usap dadanya dengan perlahan.
" mana yang sakit hmm?"tanya deril dengan mengelus pucuk rambut vivi dengan hangat. Deril duduk di tepi ranjang tepat di samping vivi.

Vivi tersenyum dan menggeleng, ia membenarkankan posisi tubuhnya " ngga ada, aku kenyang banget deril"

Deril menatap gadisnya dengan hangat " jangan bohongin aku lagi rineyka" ucap Deril yang terus menerus menatap vivi dengan tajam.

Vivi menghela nafasnya " ngga ada, siapa yang bohong. Aku sekarang baik-baik aja deril" ucap vivi yang tersenyum dan sedikit menyenderkan kepalanya di bahu deril.

Deril mengusap pucuk rambut gadisnya itu " apa kamu bakal disini terus hmm?" Tanya Deril yang mengalihkan topiknya ke topil lain.

Vivi terdiam, ia sebenarnya juga merasa bimbang harus bagaimana saat ini. Tapi, keadaan yang memaksa dirinya harus seperti ini.
" he'em " ucap Vivi yang mengangguk lambat-lambat.

" apa sebaiknya kamu ga pulang aja? Aku khawatir kalau kamu tinggal sendirian disini" ucap Deril yang mencoba membujuk gadisnya itu untuk pulang kerumah miliknya.

Vivi menghela nafasnya dengan kasar, bayangan sosok ayah dan ibunya itu kini terlintas di fikirannya. Ia sangat membenci kedua orang tuanya saat ini.
" buat apa aku pulang? Mereka udah ga butuh aku deril. Mereka jahat, lebih dari kata jahat. Mereka lebih memilih orang lain di banding anaknya. Mereka lebih memilih aku yang pergi dari kehidupannya di banding orang lain yang pergi dari diri mereka." Ucap vivi yang menjelaskan mengapa dirinya tak mau pulang kerumah nya itu.
Air matanya perlahan-lahan mulai terlihat di kedua matanya itu.

Deril terdiam, ia merasakan bagaimana perasaan kekasihnya saat ini. Dengan perlahan ia mengecup pucuk rambut gadisnya itu. Rasanya deril telah salah berbicara jika seperti ini.
" kamu tenangin diri kamu rineyka. Yawdah kamu tinggal di sini dulu sementara. Aku bakal setiap hari buat ngontrol keadaan kamu " ucap Deril dengan penuh kasih sayang.

Vivi mengangguk, ia akui kalau dirinya memang membutuhkan deril saat ini. Ia perlu saran demi saran dari deril, pria itu selalu mampu membuat dirinya mengikuti semua ucapannya itu.

" gimana kalau malam ini kita kebogor? Sekalian besok aku mau selesain berkas-berkas aku di sana" ucap deril yang lagi-lagi mengalihkan topiknya agar gadisnya itu tidak mengingat masalah yang menimpa dirinya.

" kamu baru sembuh devasa! Apa gada hari besok besoknya lagi?" Tanya vivi yang tidak setuju akan ajakan deril kali ini.

"Ngga ada. aku harus nanganin kerjaan aku. Sekarang kamu istirahat dulu ya, biar aku temenin, nanti malem kita ke bogor. Sekalian kita jalan-jalan di sana" ucap Deril yang segera mendorong tubuh vivi untuk segera beristirahat. Karena gadisnya itu perlu istirahat.

Berawal Dari Pertunangan 2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang