Reue

27.9K 1.3K 77
                                    

Haii haiiii.....
Ketemu lagii😄😄😄😄
Maaf ya udah lama ngeposttt nih😂😂😂
Tapi masih ada kah yang nunggu cerita ini?
Makasih ya buat yang udah nunggu cerita ini ya walaupun vote dan commenannya sedikit merosot itu ga masalah ko yang penting masih ada yang mau baca😘 makasih ya buat yang masih dukung cerita ini.
Aku sayang kalian deh pokonya😍😂😂

Yawdah langsung aja ya,
Cekidotttttzzzzzz...













Vivi menahan senyumannya itu saat mendengar pujian dari deril tadi. Pipinya sudah sangat merona, sudah lama rasanya deril tidak memujinya seperti tadi.

" jangan lupa janji kamu besok vi" ucap Deril sedikit berteriak dengan lantang agar vivi mendengar ucapannya itu.

Vivi terus melangkah menuju halte, sebuah anggukan yang ia berikan kepada deril kalau ia memang takkan lupa. Entah deril melihat anggukannya itu atau tidak yang terpenting vivi sudah mengiyakan ucapan deril.

-●●-

20.00 wib.
Vivi baru saja selesai menonton film kesukaannya, bahkan malem ini vivi kedatangan tamu yang tak di undang yaitu, dian dan dwi. Malam ini mereka berkunjung di rumah vivi satu jam yang lalu.

" lo besok harus ngampus ya! Wajib. Bantuin gue buat nyicil skripsi" ucap Dian yang memperingati agar vivi besok masuk kampus dengan alasan harus membatu dian menyicil skripsinya itu.

" oke" ucap Vivi yang asik berbaring dan membaca novel miliknya.

" lo berantem sama alvin?" Tanya dian yang mulai menanyakan tentang vivi dan alvin.

Vivi terdiam, ia tak menjawab. Ia malas untuk membahas tentang alvin saat ini.

" vi?" Panggil dian yang gemas karena vivi tak menjawab ucapannya. Vivi malah asik membaca novel miliknya itu.

" hmmmm, lagian dia yang salah. " ucap Vivi dengan malas. Vivi membalikkan tubuhnya untuk menghadap dwi yang asik memainkan laptop milik vivi dan membelakangi dian yang tengah asik dengan ponselnya di bawah sana.

" lo berdua kenapa si berantem mulu? Aneh deh gue perasaan gada adem ayemnya banget?" Tanya dian yang mencerocos terus menerus.

Vivi menghela nafas panjangnya, ia sudah malas jika harus membahas alvin seperti ini. Vivi memilih untuk diam dan memfokuskan membaca buku novel miliknya itu.

" eh gue mau ke luar dulu bentar ya, lo pada mau nitip apa?" Tanya Dian yang sudah berdiri di samping ranjang kasur vivi.

" ice cream satu" ucap Vivi yang tersenyum manis dan mengacungkan jari telunjuknya kehadapan dian.

" gue mah apa aja deh" ucap dwi yang tersenyum dan menutup layar laptop.

" oke, yawdah gue keluar dulu bentar" ucap Dian yang langsung melangkah dan menarik jaket miliknya keluar dari kamar vivi.

Vivi menghela nafas panjangnya, untungnya dian pergi. Kalau tidak, dian pasti akan terus menanyakan mengapa dirinya berantem dengan alvin.

"Gimana masalah tentang deril?" Tanya Dwi yang mulai bersandar di tumpuan lemari dan menghadap vivi.

Vivi menutup buku novel miliknya, ia menatap dwi dengan tatapan penuh cerita yang harus vivi ceritakan dan meminta solusinya kepada dwi.
Dwi membenarkan posisinya, ia mengangguk mengerti kalau vivi meminta izin kalau dirinya ingin bercerita kepada dwi.

" gue gatau harus gimana wi, disisi lain gue emang sakit hati sama dia. Tapi gue gabisa bohongin perasaan gue sendiri kalau gue emang belum sepenuhnya buat bisa lupain dia wi. Dian bilang kalau gue harus cuek ke deril karena deril pernah nyakitin gue dulu, tapi gue gabisa cuek kedia. Gue ga pernah dendam ke dia wi, semakin gue dendam ke dia gue semakin ga bisa lupain dia." Ucap vivi yang menatap dwi dengan sedih dan penuh harap.

Berawal Dari Pertunangan 2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang