Losing hope

31.3K 1.3K 76
                                    

Hayhayyy...
Maaf loh ya nunggu lama😂😂😂 aku baru ada waktu buat lanjutin cerita inii😂 maaf banget... tapi tenang aja ko, aku kasih extra part di bagian ini. Aku kasih yaaaa cukup panjang deh pokonya.😄😄

Makasih ya yang masih stayy sama cerita ini, walaupun vomment nya sedikit merosot tapi gpp ko aku salut sama kalian yang masih mau luangin waktunya buat baca cerita ini. 😘😘😘😍😍.

Yawdah langsung aja ya...
Cekidot...

Budayakan vomment yang banyak😶😶




















07.00 wib.

Vivi terbangun saat mendengar suara pintu kamar deril terbuka. Ia segera menatap kearah pintu masuk yang terbuka oleh sonia. Wanita itu tertegun saat menatap vivi, roda dorongan yang ia bawa pun hampir terlepas dari genggamannya.

" lo parah ya vi, orang deril lagi sakit juga ko lo di situ" denyit sonia terlihat sangat terkejut.

Vivi dengan perlahan lahan beranjak dari ranjang medis deril. Deril masih tertidur pulas menghadapnya. Tidurnya sangat lelap sekali.

Tubuhnya terasa sangat pegal sekali, ia benar-benar sakit hari ini.
Dengan wajah yang pucat, vivi pun segera melangkah mendekat kearah sonia yang masih mencerocos tak jelas.

" apa dokter fania udah datang? Taro aja makanan deril di atas nakasnya" ucap Vivi dengan malas dan wajah yang masih pucat sekali. Vivi menatap sekilas wajah sonia, terlihat ada perbedaan penampilan sonia hari ini. Eumm apa sonia hari ini sengaja ber-dandan?.
Bibirnya memakai lipstick yang cukup mencolok, bahkan pipinya sedikit pink merona di sana.

" inget lo pacar alvin vi! Lo parah ya!" Desis sonia yang terlihat emosi.

Vivi merasakan kepalanya terasa ber-denyut-denyut. Ia sudah tak tahan jika masih berada disini. Ia takut dirinya akan ambruk beberapa menit lagi.
" alvin bukan siapa-siapa gue lagi son. " ucap Vivi dengan lemah. Suaranya mungkin tidak terdengar oleh sonia, suara vivi sangat lemah sekali.

" mentang-mentang lo lagi jauhan jadi sekarang lo larinya kedia? Vi? Lo jadi kesannya kaya cewe murahan!" Tandas sonia yang cukup melengking dan menunjukkan kalau dirinya tengah dilanda emosi yang tak pernha vivi liat.

Vivi menghela nafasnya, emosinya perlahan-lahan mulai memuncak.
" ko lo yang jadi sewot si son? Dari kemarin lo sensi mulu sama gue! Kalau lo emang lagi ada masalah sama diri lo, sebaiknya lo selesain sendiri! Tanpa lo lampiasin ke orang!"ucap Vivi dengan tatapan tajamnya.

Sonia menatap vivi lebih tajam " berhenti buat jadi cewe so polos! " kata-kata itu sukses keluar dari bibir sonia. Vivi tertegun saat mendengar ucapan sonia barusan.

Vivi mengernyit tak suka dengan ucapan sonia kali ini. Rasa lelahnya kini di gantikan oleh rasa emosi yang ia tahan.
" ada apa si sama diri lo hari ini hah?" Tanya Vivi yang melipatkan kedua tangannya di atas dadanya itu. Vivi benar-benar kesal dengan ucapan sonia beberapa detik yang lalu.

" lo perawat! Dimana tatakrama lo!" Tanya sonia dengan mendorong bahu vivi agar sedikit menjauh darinya.

Vivi mendecih kesal, mengapa sonia menjadi berubah drastis seperti ini? Jin apa yang sudah merasukinya itu hah?.

" apa lo ga mikir, lo tidur bareng sama dia tanpa lo mikir gimana perasaan alvin pacar lo sendiri!" Lanjut sonia yang masih meluapkan rasa cemburunya kepada vivi.
Sonia sangat membenci vivi saat ini, terutama saat melihat gadis itu tengah tertidur bersama pria yang sudah sukses membuat dirinya jatuh cinta.

Berawal Dari Pertunangan 2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang