Hurt

23.8K 1.2K 71
                                    


Heyhooo sebelum kita lanjut lagi ke dalam ceritanya disini aku mau ngucapin banyak terimakasih banget buat kalian ya masih stay dan mau relain waktunya buat baca cerita aku disini😘😘😘 yang rela banget nuangin komentar yang bikin aku lebih semangat lagi buat lanjutin cerita ini, ya walaupun cerita nya sedikit ngaco ya😂 tapi aku berusaha biar cerita ini lebih menarik lagi. Sekali lagi makasih banyak😘 kecup dulu😄😄

Oke itu aja yang bisa aku ucapin.
Dan disini vivi rineyka dan deril devasa juga mau bilang banyak terimakasih buat kalian yang masih stay di BDP season 2 ini katanya. Mereka salut sama kalian😄😄😄😄😘😘😘

Semoga kalian suka chapter iniiii



































21. 00 wib.

Malam hari telah tiba cuaca diluar sedikit tidak mendukung, hujan turun sangat deras sudah hampir 1 jam yang lalu dan tak kunjung berhenti. Cuaca yang memang dasarnya sudah sangat dingin kini semakin terasa sekali dinginnya.

Vivi baru saja selesai mencuci wajahnya dan segera masuk kedalam kamar deril untuk beristirahat.
Langkahnya terhenti saat melihat sosok deril yang masih bergulat dengan berkas-berkas miliknya yang sangat menggunung.

" besok aku pengen kepuncak deril" ucap Vivi yang sedikit mendekat kearah meja milik deril.

" jangan besok kerjaan aku masih banyak rineyka" ucap Deril datar tanpa menoleh kearah vivi.

Vivi mendengus kesal " yawdah jangan kepuncak, anter aku ke toko buku aja gimana? Soalnya ada buku novel keluaran baru" ucap Vivi yang tersenyum antusias karena ia sedikit membutuhkan buku novel untuk menemani dirinya agar tidak kesepian.

" aku sibuk rineyka. Kalau ga sibuk aku juga pasti bakal luangin waktu buat kamu" ucap Deril lagi-lagi dengan kedatarannya dan tanpa menoleh kearah vivi.

Vivi mengerucutkan bibirnya dengan sebal " yawdah aku gamaksa. Sekarang waktunya kamu tidur deril. Ini udah malem" ucap Vivi yang segera menarik pulpen milil deril dan menjauhkan berkas-berkas deril yang cukup mengganggu kesehatan deril.

Deril menghela nafasnya, ia menatap gadisnya yang kini tengah menatapnya dengan tatapan meminta deril agar menurut kepadanya.
" rineyka, kerjaan aku masih banyak. Kalau besok ini ga di selesain kerja sama aku sama perusahaan lain bakal gagal" ucap Deril dengan raut wajah keseriusannya itu.

Vivi menatap deril, pria itu terlihat sedang di landa mood yang tak baik. Bahkan cara ia berbicara kepada vivi pun terlihat sangat marah sekali saat ini.
Vivi menelan silivanya dengan susah payah, nada suara deril terdengar sedikit membentak " yawdah ini, aku minta maaf" ucap Vivi yang menyodorkan kembali pulpen milil deril dan segera membenarkan posisi berkas milik deril.

Vivi menggigit bibirnya bawahnya dengan ragu saat deril mengalihkan kembali pandangannya ke berkas miliknya itu.
Dengan berat hati, vivi pun segera melangkah kearah ranjang. Ia tak ingin menganggu kesibukan deril yang akan menimbulkan perdebatan seperti tadi.

Dengan perlahan vivi segera menyelimuti tubuhnya sendiri dan membalikkan tubuhnya membelakangi deril.
Matanya ia coba pejamkan, berharap untuk segera tertidur sekarang juga tanpa harus mengganggu deril lagi. Tapi nihil, matanya terus terbuka tanpa ingin terpejam sama sekali.

Tatapannya terhenti saat melihat ada sebuah foto yang tergeletak di bawah ranjang deril. Dengan rasa penasaran vivi pun segera meraih foto itu agar lebih dekat dan bisa ia lihat.

Hatinya yang awalnya tenang kini bergemuruh tak karuan di dalam sana, foto itu ia remas hingga menjadi sebuah kepalan di dalam telapak tangannya. Foto apa itu? Itu foto dimana deril bersama salma tengah berpelukan di dalam suatu acara sembari menunjukkan sebuah cincin di antara mereka berdua.

Berawal Dari Pertunangan 2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang