Break

29.3K 1.3K 56
                                    


Haii haiiii.....
Ketemu lagii😄😄😄😄
Maaf ya udah lama ngeposttt nih😂😂😂
Tapi masih ada kah yang nunggu cerita ini?
Makasih ya buat yang udah nunggu cerita ini ya walaupun vote dan commenannya sedikit merosot itu ga masalah ko yang penting masih ada yang mau baca😘 makasih ya buat yang masih dukung cerita ini.
Aku sayang kalian deh pokonya😍😂😂

Yawdah langsung aja ya,
Cekidotttttzzzzzz...


















Vivi keluar dengan penuh kegedekkan atas tingkah deril tadi. Tapi tingkahnya itu mampu membuat kedua pipi milik vivi menjadi merah padam saat ini.

" buat apa lo muncul lagi di kehidupan gue sama deril!" Ucap salma saat vivi baru saja keluar dari ruangan deril.

Vivi mengangkat sebelah halisnya, ia menatap salma dengan tatapan melecehkan. Apa coba maksudnya? Bukannya sendirinya yang selalu menghancurkan hubungan vivi sama deril?. Ah bitch you salma!.

Vivi hanya menghela nafasnya setelah itu ia melirik kearah davi yang tengah duduk di kursi tanpa memperdulikan tatapan tajam salma.
" sebaiknya lo ngabarin om deni dav. Bilang ke om deni kalau keadaan deril udah membaik. Dan gue nitip dia ke lo, lo boleh jaga dia di dalem. Biar kalau dia mau apa-apa bisa lo bantuin" ucap Vivi yang menghiraukan ucapan salma beberapa detik yang lalu.

Davi beranjak dari tempat duduknya. Ia mengangguk dan segera mengeluarkan ponsel miliknya " siap vi" ucap davi yang langsung mencari kontak deni ayah dari deril untuk memberi informasi kalau putranya telah pulih.

" apa lo tuli?" Tandas salma yang menyadari kalau ucapannya di anggurkan oleh vivi.

" ternyata lo masih jadi perempuan gatau diri ya?" Dede kali ini angkat bicara, ia tengah bersandar di tembok dengan menatap vivi tajam.

Vivi menghela nafasnya, ia tak ingin keributan ini berkepanjangan nantinya. Ia tau jika ia melayani salma, salma akan lebir gencar melawannya dan sedangkan mereka kini tengah berada di rumah sakit. Ini tempat umum, ia tak mungkin harus membuat keributan di sini.

" sebaiknya lo berdua pergi dari sini deh, lo berdua bisa buat pasien disini keganggu karena mulut lo yang ga ada habis-habis ngoceh dari tadi!" Cibir vivi dengan memasukkan kedua tangannya di dalam saku celananya.

" sal? Lo masih punya muka ya buat datang kesini? Lo mikir ga selama ini lo tuh udah banyak banget ngelakuin kesalahan? Tapi lo dengan pedenya masih aja kesini" Ucap davi yang telah selesai mengetik sebuah pesan singkat untuk deni dan memasukkan kembali ponselnya kedalam sakunya.

"Shut up! Gue ga butuh lo ngomong dav" ucap salma dengan tatapan tajam menatap davi.

Wanita ini memang sudah berani sekali sekarang! Gila.

" untung lo cewe, kalau bukan cewe gue udah taksir dari tadi mungkin lo udah berlumuran darah!" Tandas davi dengan tatapan lebih tajam menatap salma.

" buang buang waktu dav lo buat ngoceh sama orang kaya dia" ucap Vivi yang menghela nafas panjangnya dan segera melangkah Meninggalkan tempat itu. Banyak tugas yang harus ia kerjakan.

" gue gakan pernah biarin lo buat rebut hak milik gue!" Ucap Salma saat vivi berjalan di sampingnya.

Cih, wanita ini memang selalu mengakui semuanya itu hak miliknya. Batin vivi mencibir sebal saat mendengar ucapan salma saat tadi. Tapi ia mencoba untuk tidak melawan wanita itu hari ini. Mungkin nanti.

Davi melangkah memasuki ruangan deril dengan menahan emosinya dengan segenap daya. Ia sudah ingin menghabisi wanita yang ada di depannya itu saat ini juga. Tapi sayangnya ia bukan banci yang harus berlawanan dengan wanita.

Berawal Dari Pertunangan 2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang