Happiness

28.7K 1.2K 84
                                    

Heyhooo sebelum kita lanjut lagi ke dalam ceritanya disini aku mau ngucapin banyak terimakasih banget buat kalian ya masih stay dan mau relain waktunya buat baca cerita aku disini😘😘😘 yang rela banget nuangin komentar yang bikin aku lebih semangat lagi buat lanjutin cerita ini, ya walaupun cerita nya sedikit ngaco ya bahkan votenya menurun banget😂 tapi aku berusaha biar cerita ini lebih menarik lagi. Sekali lagi makasih banyak😘 kecup dulu😄😄

Oke itu aja yang bisa aku ucapin.
Selamat membaca😊

Cekidottssss...


















08.00 wib.

Vivi bangun lebih awal pagi ini. Matanya mengerjap-ngerjap untuk menyesuaikan setiap penjuru kamarnya.
Tatapannya terhenti menatap deril yang tengah tertidur pulas di sofa pojokan kamarnya. Pria itu tengah tertidur dengan wajah yang menghadap kearah vivi.
Senyuman vivi mengembang, wajahnya yang pucat membuat dirinya terlihat sangat manis sekali.

Tak lama pintu kamar vivi terbuka. Vivi segera menoleh ke arah pintu masuknya dan menatap dokter teddy bersama perawatnya yang sibuk membawa mampan sarapan pagi untuk vivi pun kini tengah memasuki kamarnya dengan sedikit tertegun.

" sudah sadar ya rupanya" ucap dokter teddy dengan senyuman manis nya itu.

Vivi tersenyum dan mengangguk lemah, tatapan dokter teddy menatap kearah deril yang tengah tertidur di sofa.
" dia sangat khawatir sekali kemarin. Kemungkinan ia kecapean saat ini " ucap Dokter teddy yang bermaksud memberitahu vivi tentang bagaimana khawatirnya sosok deril kemarin saat vivi tak sadarkan diri.

Vivi terkekeh geli " dia emang suka gitu dok"

Dokter teddy tersenyum dan mengangguk, setelah itu dokter teddy pun segera memeriksa keadaan vivi saat ini.

" cukup membaik. Detak jantungnya sudah kembali normal. Jangan banyak gerak dulu ya, luka jaitnya masih basah " ucap Dokter teddy beberapa menit kemudian saat telah selesai memeriksa keadaan vivi.

Vivi mengangguk pelan " tapi dok, saya pengen di rawat di rumah saja bisa?" Tanya vivi dengan kerutan di dahinya.

Dokter teddy terdiam sejenak, ia menatap wajah vivi untuk melihat bagaimana kondisi vivi jika memang dibolehkan untuk di rawat di rumah.
" boleh saja. Tapi, kalau di rawat di rumah asupan makanan kamu belum tentu bisa terjaga. Dan kamu pun tidak setiap jamnya akan di kontrol oleh dokter " ucap Dokter teddy yang sebenarnya belum ingin membiarkan vivi untuk di rawat di rumah.

Vivi terdiam dengan kerutan di dahinya. Wanita ini rupanya sedang berfikir saat ini.
" tapi saya pengen di rumah saja dok" ucap Vivi yang tetep bersikeras ingin di rawat di rumah saja.

Dokter teddy menghela nafasnya " boleh ko. Biarkan nanti suami kamu yang ngobrol sama saya ya. Yasudah kamu istirahat lagi, saya permisi dulu" ucap Dokter teddy yang mampu membuat vivi ternganga dan membelalakan matanya saat dokter teddy mengatakan deril adalah suaminya

Dokter teddy pun segera keluar dari kamarnya bersama perawatnya.
Sedangkan vivi iya tersenyum geli dan menatap deril yang masih sibuk dengan mimpinya itu. Pria itu sangat tampan sekali jika sedang tertidur seperti ini.

Pandangannya ia alihkan dengan rasa penasaran untuk menatap luka jait di perutnya. Selimutnya ia singkapnya ke sisi dan menyingkapkan sedikit bajunya untuk melihat lukanya di bagian perut kanannya.

Perban putih yang menutupi lukanya itu cukup besar sehingga menutupi luka jait miliknya.
Tak lama pintu kamar vivi terbuka, sontak vivi terkejut dan segera mengalihkan pandangannya dengan cepat kearah pintu dan membenarkan bajunya kembali dan memakai selimutnya lagi.

Berawal Dari Pertunangan 2 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang