Part 40 {Revisi & Republish}

303K 11.3K 68
                                    

"Ta, udahan dong marahnya," ucap Keo sambil mencolek pipi Letta.

"Apa sih pegang-pegang?! Jauh-jauh sana! Fokus kejalan aja kenapa sih?!" sungut Letta

"Aku minta maaf ya, Ta."

"Ya, kamu sih kok gitu banget. Nanti kalo aku di DO gimana?"

"Gak bakalan, Ta. Percaya sama aku,"

"Kok kamu yakin banget sih?" sungut Letta

"Ya yakin lah. Orang yang punya yayasan itu om Dimas," ucap Keo santai. Letta yang mendengar penuturan Keo sontak mengangga lebar.

"Hampir dua tahun kita nikah dan aku sama sekali gatau, Ke?!"

"Ya maaf, Ta. Aku juga lupa cerita sama kamu,"

"Oke, lupakan. Terus kalo yang punya yayasan itu om kamu, belum tentu juga kan dia gak bakalan DO aku. Bisa aja kan walaupun om Dimas tau aku udah nikah dan punya anak, tapi kalo sampe siswanya tau, pasti kan mencemarkan nama baik yayasan, Ke. Dia pasti bakal nge DO aku lah!"

"Gak mungkin berani dia mah," ujar Keo sambil mengibaskan tangannya di udara. Meremehkan.

"Kamu kok yakin banget sih?!"

"Gaada yang boleh dan berani nge DO istri donatur terbesar di yayasan itu," ucap Keo sambil terkekeh melihat Letta yang lagi-lagi melonggo.

"Mukanya biasa aja yang,"

"Kamu? Donatur? Terbesar? Hah?! Masa sih Ke, kok aku gatau?"

"Hehe maaf. Jadi sekarang gak perlu khawatir ya. Anak-anak juga gabisa nge-judge kamu sembarangan karena kamu punya anak. Kan memang udah sah jadi istri aku," ucap Keo sambil mengusap kepala Letta.

Letta menghembuskan nafas lega sambil menyenderkan punggungnya ke sandaran jok mobil.
"Bilang dari tadi malem kek! Tau gini kan gabakal ngoceh-ngoceh,"

"Hehe. Udahlah Ta. Jangan dipikirin ya. Dah sampai nih. Yuk!" kata Keo setelah melepas seat belt-nya

"Yuk!"

Merekapun turun dari mobil dan berjalan bersama melewati koridor. Seperti biasa bisik-bisik selalu mengiringi langkah mereka.

Tapi pagi ini lebih banyak yang membicarakan mereka. Keola dan Letta tak ingin ambil pusing. Letta memakai earphones sedangkan Keo asik dengan ponselnya sendiri.

"Ih, bitch-nya lewat guys! Masa ya, orang kek dia masih gak malu sekolah sih?! Udah punya dua anak lagi. Tau deh ntar gede anaknya mau jadi apa. Ya semoga aja gak kaya ibunya yang suka rebut cowok orang sama hamil diluar nikah,"

perkataan Celine berhasil membuat langkah kaki Keo dan Letta serentak berhenti. Letta mengepalkan tangannya. Walaupun ia memakai earphones, tapi pendengaranya sungguh masih sangat jelas. Apalagi diucapkan dengan sebegitu lantangnya.

Tak masalah ia dihina. Tapi kalo sudah menyangkut anaknya, naluri keibuanya akan bertindak.

Letta melepas paksa earphones-nya lalu membantingnya ke lantai dengan sangat keras, sampai hancur berkeping-keping.
Letta berjalan mendekati Celine, Sarah, dan Alana dengan tatapan tajamnya.

Anak-anak yang ada di koridor saat itu langsung mengerubungi keributan tersebut.
Letta berhenti tepat di depan Celine.

Celine memasang wajah angkuhnya, meski sebenarnya jantungnya sudah ingin lompat ke luar. Hal itu juga dirasakan Alana dan Sarah. Pasalnya ia tak pernah melihat Letta semarah ini.

"Tau apa lo?!" Desis Letta tajam

"Gue tau semuanya," ucap Celine

'Plak'

Satu tamparan mendarat dengan mulusnya di pipi Celine.

"Haha. Lo bahkan gatau sepeser pun tentang hidup gue!" ucap Letta lalu mendorong bahu Celine. Celine bergeming di tempatnya, ia masih memegangi pipinya yang sudah memerah itu.

"Gue kira lo gaada nyali setelah Rawnie dipenjara karena percobaan pembunuhan berencana. Ternyata lo ada nyali juga. Not bad lah untuk ukuran kacung kaya lo," gumam Letta sambil tersenyum meremehkan.

"Kenapa diem? Lo mau gue ngaku, hmm?" Tanya Letta dengan smirk-nya.

"Lo gak bakalan berani!" desis Celine

"Lo nantang gue? Fine! Gue akuin sekarang juga! Denger baik-baik dan camkan setiap perkataan gue!" ucap Letta

"Gue udah punya anak. Dua anak! Kembar. Cewek-Cowok, umur 1 tahun. Gue keluar dari sekolah karena gue ngelahirin mereka. Marcello Kingby Achilles, Aubertha Queenby Achilles. Ya, dia termasuk keluarga Achilles. Perlu tau siapa ayahnya? Ah, gue lupa gaperlu ditanya juga kalian udah pada tau. Tuh pangeran kalian. Yang kalian puja-puja. Keola Radmilo Achilles," ucap Letta cukup lantang. Membuat semua orang yang ada disana tercengang.

Keo hanya geleng-geleng kepala menahan geli melihat wajah tegang Celine.

Letta membenarkan kerah baju Celine lalu menepuk bahu Celine beberapa kali.
"Gimana? Masih mau nantangin gue, hmm?" Tanya Letta.

Celline menggelengkan kepalanya gugup.
"Good!" ucap Letta lalu berbalik menuju Keo yang sudah terseyum meremehkan. Sebelum benar-benar pergi Letta kembali berbalik..

"Oh ya, perlu lo garis bawahi kaya nya. Gue bukan bitch! Gue istri sahnya Keola! Dan gue gak suka ada orang yang ngejelekin anak-anak gue," Setelah mengucapkan itu, Letta benar-benar sudah hilang dibalik tembok dengan Keo.
Semua yang mengerubungi pertengkaran itu mulai membubarkan diri dengan pikirannya masing-masing

"Dih tadi pagi aja bilangnya takut di DO. Sekarang malah disebarin sendiri," cibir Keo

"Yaudah sih. Orang yang punya juga sodara kamu. Lagian ya, dia gatau apa aku lagi PMS?! Malah di ajakin ribut. Bawa-bawa Kinnie sama Queenie lagi. Kan pengen di tendang tuh!" sungut Letta sambil memasukan buku dari dalam loker ke tasnya dengan kasar.

"Haha. Tapi emang sekali-kali mereka perlu dikasih pelajaran. Bukan dari fisik tapi yang langsung nampar hati sama otaknya," ucap Keo bersandar di loker sebelah Letta.

Letta menutup lokernya dengan keras lalu ikut bersandar di sebelah Keo.
"Mungkin habis ini aku harus minta maaf sama om Dimas atas pencemaran nama yayasannya," gumam Letta lalu menghembuskan nafas berat.

Keo terkekeh
"Nanti aku temenin," kata Keo sambil mengacak rambut Letta.

Letta melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Aku ke kelas ya. Ketemu istirahat ntar. Dah!" ucap Letta mencium kilat pipi Keo lalu melenggang pergi.

Keo hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya geli.

***

Letta memasuki kelas dengan santai. Suasana yang tadinya ribut seketika langsung hening.

Letta yang melihat perubahan kelasnya menghembuskan nafas lelah. Ia berhenti tepat di depan kelas, memandangi teman-temannya itu.
"Gue tau kalian kaget. Tapi mau gimana lagi? Itu semua udah takdir kan? Terserah kalian masih mau temenan sama gue atau engga. Tapi kalian harus tau, gue cewek baik-baik. Walaupun kelakuan gue ugal-ugalan, gue bukan jalang," ucap Letta pelan.

"Kita nggak nganggep lo kek gitu kok, Ta. Kita malah bangga sama lo. Lo udah berani jujur. Emang si kucrut itu perlu dikasih pelajaran kok," ucap Susan.

"Iya, Ta. Kita mah masih prend sama elo." sahut Yogi

"Haha, thanks ya. Kalian emang paling ngerti gue banget," ujar Letta

"Ah, lo terlalu berlebihan. Kita mah emang gini. Asal entar lo traktir kita aja di katin. Ya gak guys?" sahut Reno

"Iya tu, Ta. Setuju banget!" pekik Mesha

"Heh, kunti. Diem lo!" sungut Letta

"Ya, ya, ya, Ta. Ya?" kata Shaki dengan puppy eyesnya.

"Temen tai lo pada!" sungut Letta. Tapi tak elak juga mereka terbahak bersama.

*************************************

TBC

*Revisi ketiga : 26 Agustus 2017
*Revisi keempat : 5 Juni 2019

Mommy in 17 [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang