*Keo POV
Gue duduk di rooftop sekolah gue memandangi hamparan langit yang luas sambil sesekali menghembuskan asap rokok membentuk kepulan di udara.
Udah sebulan sejak kejadian itu, dan udah sebulan pula gue ngejar-ngejar Letta. Tapi dia selalu ngehindar dari gue. Gue tau, dia pasti benci banget sama gue sekarang. Dan sialnya itu bikin gue gila.
"Koala!!" teriak Bobby tepat di telinga gue.
"Ck! Sialan lo! Apaan sih?!" gerutu gue kesal. Ya dikira gue budek apa pake teriak-teriak segala.
"Lo yang apaan?! Kenapa sih lo? Udah sebulan sejak kejadian di party-nya Khatrine lo jadi banyak diem," Sungut Bobby
"Iya lo jadi pendiem. Kaya manusia es satu tu," sambil mengarahkan dagunya ke Tristan, and you know Tristan lah. Dia cuma diem.
"Iya. Tapi nih ya, gue liat-liat bukan cuma lo yang berubah. Letta juga. Dia banyak diem sekarang. Gak sepecicilan dulu," kata Bobby yang membuat gue langsung menoleh ke arah manusia satu itu.
"Atau jangan-jangan ini semua ada kaitannya sama kejadian hilangnya lo berdua pas di party-nya Khatrine ya? Iya kan?!"
*Author POV
"Atau jangan-jangan ini semua ada kaitannya sama kejadian hilangnya lo berdua pas party-nya Khatrine ya? Iya kan?!" Ucap Aldo memicingkan matanya curiga. Keo sendiri hanya menghembuskan nafasnya berat.
'Mungkin ini waktunya, gue gabisa nyimpen ini sendirian' batin Keo
"Iya," gumam Keo pelan, sambil membuang putung rokoknya.
"Emangnya kenapa?" Tristan yang dari tadi hanya berdiam diri, kini ikut serta memicingkan matanya ke arah Keo.
"Ada yang jebak gue sama Letta," kata Keo sambil menerawang. Mengingat kejadian sial sebulan lalu.
"Bisa lebih spesifik gak?" Tanya Bobby yang mulai geram karena terlalu penasaran.
"Dengerin gue! Janji jangan motong ucapan gue sampai gue selesai ngomong!" Ucap Keo memandang sahabatnya satu-persatu, yang langsung diangguki oleh ketiga sahabatnya.
"Ada yang masukin obat perangsang di minuman gue," Keo berhenti sejenak lalu mamandangi ketiga temanya. Tawanya hampir pecah saat melihat Bobby yang mengangga lebar. Tapi ia urungkan mengingat situasi ini sedang serius.
"Waktu itu gue gatau harus ngapain. Harus minta tolong sama siapa. Sedangkan kalian juga udah gak ada sama gue. Akhirnya gue milih ke kamar mandi. Pas gue mau ke kamar mandi di sekitar ballroom, ternyata kamar mandinya rusak dan harus pakek kamar mandi di lantai 20. Dan gue terpaksa harus turun. Pas itu pandangan gue udah kabur, gue ngerasa ada yang narik gue ke suatu kamar, tapi gue gatau dia siapa. Sampai dikamar itu, ternyata juga ada Letta. Dan yah lo tau lanjutanya apa. Gue gabisa nahan nafsu gue karena pengaruh obat sialan itu. Dan akhirnya Letta tambah benci sama gue," cecar Keo mengakhiri ceritanya dengan menghembuskan nafas lelah. Sedangkan ekspresi teman-temannya masih tak terbaca.
Aldo yang bolak-balik mengatupkan dan membuka mulutnya seperti ingin berbicara tapi ia urungkan. Bobby yang masih setia dengan kengangaanya itu. Bahkan seorang Tristan yang dingin, kali ini rela mengubah raut wajahnya menjadi benar-benar shock.
"Jadi intinya lo perkosa Letta gitu?" Tanya Aldo akhirnya.
"Gue gatau Do. Sumpah itu diluar kendali gue. Dan lo tau yang bikin gue makin bersalah adalah, itu yang pertama buat dia. Gue yang ngambil mahkota dia Do," Kata Keo frustasi lalu mengadahkan kepalanya. Sedangkan teman-temannya yang lain sedang mencerna setiap ucapan Keo.
"Gue emang brengsek!" gumam Keo sambil memejamkan matanya.
"Lo gak brengsek Ke. Itu udah takdir," kata Bobby akhirnya.
"Gue tau. Yang gue pikirin, gimana keadaan Letta setelah kejadian itu? Keadaan dia sekarang? Gue ngerasa bersalah banget," kata Keo frustasi.
"Ke?" Panggil Tristan yang dibalas gumaman tak jelas Keo.
"Kalo Letta hamil gimana?" Tanya Tristan to the point yang sontak membuat ketiga temannya serempak menatapnya.
-------------------
Makasih yang udah ngevote 😊😄😄😄
Yuk jangan jadi silent readers yaaa ....
Vote please ...*Revisi kedua : 16 Oktober 2016
*Revisi ketiga : 31 Mei 2019
*Revisi keempat : 13 juni 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy in 17 [TERBIT]
Fiksi Remaja[SUDAH TERBIT] Kisah tentang seorang BadBoy & BadGirl di SMA Garuda yang terjebak dalam sebuah masalah, yang mau tak mau harus mereka lewati bersama. Bagaimana kehidupan Claretta dan Keola setelah disatukan dalam ikatan sehidup semati? Dengan Letta...