Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Naruto x Hinata
Angst, Romance, Family
Suara Tsunade mendominasi disebuah ruangan yang hanya dimuat dua kursi besar dan satu kursi biasa itu. Tsunade sedang berbicara terkait memboyong Hinata untuk menjadikannya istri Naruto.
"Terlebih dahulu saya ingin memperkenalkan diri, saya Namikaze Tsunade. Saya ibu Kushina. Maksud dari kesatangan saya kesini adalah meminang Hinata. Gadis cantik disebelah anda, untuk menjadi istri cucu saya Namikaze Naruto, Naruto anak dari Kushina. Ini memang terkesan terburu-buru tapi saya tulus ingin meminang Hinata untuk Naruto." Tsunade mengakhiri ucapannya sambil menunduk. Diikuti juga oleh Naruto dan Tayuya.
"Suatu kehormatan anak dan ibu dari nona Kushina datang kesini" sambil balas membungkuk. Seraya membangkitkan kembali badannya tapi kepalanya menunduk sambil melirik Hinata yang berada disampingnya. Seperti dugaannya. Hinata pasti akan terkejut dengan berita yang tiba-tiba ini. Dia masih sekolah, dan tiba-tiba saja ada seorang pria yang baru datang, langsung memintanya untuk menjadi istrinya, siapa yang tidak akan terkejut.
"Maafkan saya Namikaze-san. Permohonan yang anda ajukan apakah ini terlalu terburu-buru. Ah maksud saya anda tahu sendiri. Hinata masih sekolah, umurnya pun masih belum cukup untuk menikah bukan. Dan juga mereka berdua belum mengenal sebelumnya. Tapi kenapa, anda ingin Hinata yang menjadi istri dari cucu anda." Diliriknya Naruto yang sepertinya tidak tertarik dengan pembicaraan ini. Ekspresinya hanya datar. Kepala yang selalu melihat sekeliling serta tangan yang dimasukkan kedalam celana menambah kesan ke-cool-annya. Tapi tidak bagi nenek Chiyo. Dimatanya Naruto seperti orang kaya sombong kebanyakan. Apa dia merasa enggan masuk kesini karena beranggapan bahwa tempat ini tidak level untuk dirinya. Seketika lamunannya dari Naruto diusik oleh suara Tsunade, langsung saja ia tolehkan wajahnya pada asal suara.
"Maafkan atas kelancangan kami. Tapi Naruto sudah mengetahui Hinata dari Kushina. Sepertinya Kushina juga menyukai Hinata. Bukankah begitu Naruto?" Menolehkan kepalanya pada Naruto, Bukannya jawaban persetujuan Naruto yang dia dapat, tapi Naruto malah melirik Hinata yang sedang menunduk seperti menahan sesuatu. Menjitak kepala sang cucu sepertinya ide yang bagus untuk mengembalikan Naruto dari lirikannya pada Hinata. Ternyata ide itu bekerja. Setelah dia melakukannya, Naruto menoleh dan melihat pada Tsunade yang sedang mengedipkan mata padanya. Karena mengerti maksud sang nenek, Naruto langsung saja menggumamkan kata 'hn' untuk mengiyakannya.
Kembali lagi Naruto melirik gadis yang berada didepannya. Kenapa dengannya. Ketika dia mendengar nama Kaa chan kenapa dia seperti sedang menahan tangis. Apa dia dekat dengan Kaa chan. Batin Naruto. Tapi lamunannya seketika buyar ketika suara nenek Chiyo menanyakan perihal pinangan ini, apakah Hinata bersedia.
"Hyuuga Hinata, perkenalkan namaku Namikaze Naruto. Kalau kau masih ragu dengan jawabannya. Kita bisa berbicara bertiga saja dengan nenekku. Apakah kau mau?" Tsunade sedikit mendecih karena melihat acting sang cucu dalam merayu Hinata. Apakah acting-nya kurang meyakinkan untuk memikat Hinata dan juga pemilik panti ini. Agar mendapatkan kata 'ya' tentu saja harus diberi sedikit bumbu manis agar luluh bukan. Dan inilah yang daritadi mereka lakoni.
Hinata yang masih dilanda rasa ragu menoleh pada nenek Chiyo untuk meminta solusi. Hanya anggukan kepalalah yang diterima oleh Hianata. Akhirnya Hinata menganggukkan kepalanya pada Tsunade dan Naruto.
"Bagaimana dengan taman disana. Bukankah disana cukup nyaman untuk berbicara. Ayo!" Tsunade berdiri diikuti Hinata lalu Naruto. Tinggallah Tayuya yang tadi seperti terlupakan dan Nenek Chiyo di ruangan itu.
+++
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain
FanfictionDipaksa menikah disaat usiaku masih sangat muda, dan diharuskan menghasilkan keturunan untuk keluarganya. Mengapa? Kenapa harus aku.-H Menikahi wanita muda memang membuat adrenalinmu terpacu, gadis SMA, miris juga. -N