Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Naruto x Hinata
Angst, Romance, Family
Sebelum membaca enaknya dengerin lagu adel. Diatas diatas. Enak lagunya iramanya seperti menyalahkan kelakuan Naruto yang menggila. Silahkan.
"Aku dan Boruto akan pulang, dari rumah sakit, segera jemput aku." Naruto menutup telfonnya. Dan memandang Dokter yang memandang nyalang padanya.
Sudah sehari Boruto dirawat dan Hinata juga tak pernah sekalipun dekat dengan Boruto. Naruto menjadi tembok diantara mereka berdua.
"Boruto boleh pulang Namikaze-san. Tapi biarkan dia mendapat asupan dari asi ibunya." Ingat sang dokter.
"Aku bisa memberinya susu formula. Kalau dia meminum asi ibunya, dia akan keracunan."
"Bagaimana anda bisa menyebut asi bisa membuat anak anda keracunan. Anda tidak pantas melakukan hal ini pada mereka. Kau tidak lihat dia selalu di luar tanpa mau makan. Dia seperti orang bodoh yang kelinglungan."
"Kau ingin ku pecat, jangan lupa siapa yang merekrutmu disini. Apa hakmu mengatur bosmu sendiri!!" Naruto mulai kasar pada semua orang. Sepertinya terkena gangguan jiwa.
"Aku berhak mengatakannya. Aku dokternya, yang harus menjamin kesehatan pasienku. Kau ingin anakmu kembali sakit? " Bela sang Dokter.
"Kenapa semua orang selalu melawanku. Apa wajahku tertulis besar bahwa aku boleh dilawan. Aku Naruto. Naruto Namikaze. Tak ada yang boleh membantah...." Naruto menggantung pertanyaannya.
"...apalagi melawanku. Akan kupastikan ia tidak akan lepas dariku dan hidup dengan tenang." Ancam Naruto. Tapi sang dokter sama sekali tidak gentar dengan ancaman Naruto. Dia merasa inilah yang harus dilakukannya.
Naruto berbalik dan mengangkat Boruto pada pundak. Disandarkannya Boruto dengan nyaman disana.
"Kau tidak ingin disini kan? Ayo kita pulang." Naruto mencium kening Boruto berkali-kali. Dan Boruto hanya menyembunyikan keningnya pada leher berbau jeruk kesukaannya.
"Tuan." Supir pribadi Naruto ternyata sudah berada didepan pintu. Dia membungkuk hormat serta mengambil alih semua barang bawaan Naruto yang tidak terlalu banyak.
Naruto sama sekali tidak membalas sapaan dari bawahannya. Dia kembali berjalan dan melihat sekitar lorong rumah sakit yang sepi. Tak ada keberadaan Hinata.
"Dia kemana?" Ada sedikit rasa cemas dihatinya.
Setelah sampai di lobby rumah sakit, dia melihat siluet wanita mirip istrinya yang sedang membeli sesuatu di kafe rumah sakit. Dia menuju kearah Naruto setelah selesai membeli sesuatu tersebut. Dia tak menyadari sedari tadi Naruto melihatnya yang berjalan gontai tak bersemangat.
"Dia sedang apa?"
"Nona Hinata?" Naruto mendengus mendengar sang bawahan yang memanggil Hinata. Dia berencana akan meninggalkan wanita ini disini sendirian. Dia belum sudi untuk satu mobil dengan sang istri.
"Ah Yamamoto-san." Panggil Hinata heran. Dia sama sekali tidak mengetahui hari ini Boruto sudah diperbolehkan untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain
FanfictionDipaksa menikah disaat usiaku masih sangat muda, dan diharuskan menghasilkan keturunan untuk keluarganya. Mengapa? Kenapa harus aku.-H Menikahi wanita muda memang membuat adrenalinmu terpacu, gadis SMA, miris juga. -N