Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Naruto x Hinata
Angst, Romance, Family
"Halo Sasuke, kau dimana?" Tanya Naruto melalui via telpon.
"Ada apa? Apa ada masalah?" Tanya Sasuke diseberang sana.
"Ya begitulah." Jawab Naruto malas.
"Tapi aku bersama Sakura sekarang."
"Apa kau tidak bisa pergi sendiri. Aku butuh saran sekarang." Suara Naruto sedikit meninggi."Sakura hamil Naruto, aku tidak mungkin meninggalkannya."
"Ya sudah tidak jadi." Dia mulai kesal dengan si lawan bicara.
"Jam makan siang ditempat biasa. Aku menunggu." Suara sambungan teleponpun ikut berhenti.
"Eh tunggu. Ck dasar teme." Ia meletakkan kembali handphone yang bermerek apel itu. Menghela nafas berat dan kembali menumpukan keningnya pada meja. Ia mengabaikan semua tumpukan kertas bertuliskan grafik perusahaan.
.
.
."Kandungan anda sehat Namikaze-san. Usia kandunganmu sudah menginjak 6 bulan. Jadi.." Perkataan sang dokter yang memeriksa kandungannya langsung saja dipotong.
"Apa jenis kelaminnya sudah dapat diketahui dokter?" Tanya Hinata.
"Aku baru saja ingin mengatakannya. Jenis kelaminnya... Laki-laki." Ucap sang dokter.
"Syukurlah." ucap Hinata.
"Lihatlah. Ini anak anda, dia nyaman sekali bergelung dirahim anda." Ucap sang dokter. Dia melihat pada monitor itu. Tubuh, kepala dan kakinya sangat terlihat jelas.
Tiba-tiba saja Hinata mengeluarkan air matanya. Ia terharu melihat sang anak nyaman didalam perutnya.
"Sudah selesai." Sang dokter membantu Hinata bangkit dari ranjang pemeriksaan.
"Dia masih 6 bulan. Tapi dia sudah sangat besar. Aku yakin dia juga akan tampan seperti ayahnya."
"Bagaimana anda mengetahui suami saya." Tanya Hinata.
"Hehe. Siapa yang tidak tahu dia. Namikaze Naruto, si pria tampan pemilik rumah sakit ini." Hinata hanya bisa menganga mendengarnya.
"Aku mau jujur padamu. Sebenarnya aku sudah lama menyukainya. Dia yang merekrutku untuk bekerja disini. Dan kami cukup dekat. Dialah yang memintaku untuk menjadi dokter khusus kandunganmu." Jelas sang dokter. Hinata mulai bermuka pucat.
"Ah dan satu lagi, semua dokter perempuan yang masih melajang, mereka semua juga menyukainya. Memang tidak ada yang bisa menahan ketampanan dari Namikaze Naruto. Sikapnya yang tenang dan berwibawa manambah pesona dalam dirinya." Hinata melihat itu, wajah tersemu pada pipinya. Ia mulai tak tahan. Dia cemburu.
"Awalnya aku cukup terkejut ketika dia mendatangi diriku bahwa dia ingin aku menjadi dokter khusus untukmu, aku tak pernah tau dia sudah memiliki istri. Tapi aku tak mau bertanya lebih banyak padanya, karena dia akan melindungi orang yang dia pikir penting dalam hidupnya." Senyum sang dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain
FanfictionDipaksa menikah disaat usiaku masih sangat muda, dan diharuskan menghasilkan keturunan untuk keluarganya. Mengapa? Kenapa harus aku.-H Menikahi wanita muda memang membuat adrenalinmu terpacu, gadis SMA, miris juga. -N