Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Naruto x Hinata
Angst, Romance, Family
Waktu sudah menunjukkan pukul dua pagi, dan Naruto belum juga kembali setelah satu jam lalu terjadi perdebatan diantara mereka."Sayang, maafkan Kaa-chan sayang. Kaa-chan sebentar lagi akan meninggalkanmu dan Tou-chan. Jadilah anak penurut dan jangan menjadi anak pembangkang. Turuti semua perkataan Tou-chan dan bibi Tayuya. Mandilah yang rajin, jangan pemalas mandi seperti Tou-chan. Makanklah makanan apa saja yang menyehatkanmu, jangan jadi pemilih. Tumbuhlah menjadi pria tampan seperti ayahmu. Kalau kau diberi uang oleh Tou-chan sisihkan sedikit dan tabunglah uang itu agar Boruto bisa membeli truk yang banyak.
"Dan yang terpenting, Boruto harus selalu berada disamping Tou-chan apapun yang terjadi. Jadilah anak yang kuat dari segala rintangan yang nanti Boruto alami. Karena Boruto anak yang kuat, Kaa-chan ingin Boruto melindungi Tou-chan dari segala bahaya yang menerjangnya. Hiks hiks kaa-chan mencintaimu." Hinata menangis tersedu-sedu menyampaikan pesan untuk Boruto.
Dia memeluk Boruto dengan erat dan sesekali menciumi mata, hidung dan pipi Boruto. Si kecil yang sedang tertidur tampak tidak terganggu sedikitpun.
Hinata sedari tadi, tidak menyadari Naruto mendengarkan semua perkataannya. Naruto mengepal tangannya dan menggigit bibir bawahnya. Tak kuat menahannya sendiran akhirnya Naruto menerjang masuk, dan memeluk Hinata.
Tidak ada kata perkataan diantara mereka, hanya pelukan yang mengartikan ketersiksaan batin mereka.
.
Setelah beberapa menit mereka berpelukan, akhirnya mereka pun berbaring.
"Jangan pergi saat aku tertidur Hinata. Berjanjilah padaku." Ucap Naruto lirih.
Naruto mengapit tubuh Hinata ditengah-tengah antara dirinya dan Boruto.
"Kau tidak akan bisa kemana-mana. Aku dan Boruto sudah memenjarakanmu." Naruto memeluk tubuh Hinata dan menghubungkan tangannya dan Tangan Boruto sehingga Hinata tidak bisa bergerak sedikitpun." Dan hinata hanya mengangguk tanpa mengeluarkan kata-kata.
Setelah beberapa menit, akhirnya Hinata merasakan tangan Naruto sedikit mengendur. Dan nafasnya tampak keluar teratur mengenai helaian rambutnya. Karena rasa lelah yang sehari ini sudah dilakukanya membuat ia ikut menyelami Naruto dan Boruto ke alam mimpi.
.
.
.
"Ughh Hinatah." Lenguh Naruto memanggil nama Hinata. Hal itulah pertama kali diingatnya setelah dia terbangun. Dia meraba area disampingnya dan terus meraba untuk mencari keberadaan Hinata. Tapi dia hanya merasakan tangan kecil Boruto.
Secepat kilat dibukanya kedua matanya. Dan berdiri.
"Hinata!!" Naruto bangun mencari Hinata yang tidak ada disampingnya.
"Hinata dimana kau!!" Teriak Naruto murka dan frustasi. Dia panik Hinata tidak ada disampingnya. Apa dia pergi saat Naruto tertidur.
"Kau sudah berjanji padaku untuk tidak meninggalkanku Hinata!!" kalap, Naruto buru-buru berdiri dari ranjangnya, dan bergegas mencari Hinata.
Tuk
Tapi ketika dia berdiri, sesuatu terjatuh dari perutnya. Naruto jongkok meraih buku berwarna ungu lembut yang bertuliskan 'Naruto dan Boruto yang terkasih'. Penasaran, Naruto membuka buku itu dengan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain
FanfictionDipaksa menikah disaat usiaku masih sangat muda, dan diharuskan menghasilkan keturunan untuk keluarganya. Mengapa? Kenapa harus aku.-H Menikahi wanita muda memang membuat adrenalinmu terpacu, gadis SMA, miris juga. -N