Naruto belong only to Masashi Kishimoto
Naruto x Hinata
Angst, Romance, Family
"Jadi apa ada berita terbaru dari saham kerja sama kita Shikamaru?" Tanya Naruto.
Dia baru saja datang. Pukul 10 pagi. Ini sudah sangat terlambat. Shikamaru yakin Naruto melakukan sesuatu sehingga dia terlambat masuk kerja.
'Apa dia mengurus kejadian yang kemarin?' Batinnya. Dan tebakan Shikamaru kali ini salah besar. Dia terlambat karena harus menyalurkan jatahnya pada Hinata pagi ini, lagi. Hal yang tidak akan disangka Shikamaru.
"Sejauh ini tidak terjadi apapun." Jawab Shikamaru atas pertanyaan Naruto.
"Apa mereka tidak menghubungimu tentang kejadian kemarin?" Dan dijawab Shikamaru dengan gelengan kepala.
"Mereka juga tak menghubungiku." Naruto merasa ada sesuatu yang mereka rencanakan. Dia curiga.
"Lanjutkan pekerjaanmu Shikamaru." Shikamaru beranjak pergi meninggalkan Naruto yang menerawang kearah gedung tinggi didepan gedung tinggi milik perusahaannya.
"Kenapa mereka berdiam diri?" Gusarnya bermonolog sendiri.
"Sasuke kau tidak akan bergerak? Hah aku sungguh tak tenang." Naruto mengacak surainya yang sudah dirapikan Hinata, dan kembali kusut karena ulahnya sendiri.
.
.
."Tuan Shikamaru. Aku mendapatkan kabar tak baik untuk Presdir Namikaze." Tiba-tiba saja seorang pegawai bagian HRD menghampiri Shikamaru yang sedang berkutat dengan pekerjaannya.
"Apa itu?" Shikamaru mulai mengambil amplop besar berwarna coklat besar itu. Dengan hati-hati dibukanya amplop itu dan tal berselang lama Shikamaru sedikit mencengkram kertas tersebut. Tulisan yang tertera disana membuat ia rasanya tak kuat untuk berdiri.
"Jadi mereka mulai bergerak?" Tanya Shikamaru cemas. Peluh sebesar biji jagung turun melewati pelipisnya.
"Apa mereka banyak?"
"Tidak, hanya tiga orang. Bagaimana Tuan?" Tanya si pegawai lagi. Dia pun juga sama terkejutnya dengan sekretaris presdir perusahaan ini. Tapi melihat kondisi Shikamaru sepertinya itu lebih bahaya dari dugaannya.
"Apa yang harus aku katakan padanya?" Shikamaru memasuki kertas tersebut kembali pada asalnya dan memasukkannya kedalam laci meja kerjanya dengan badan yang gemetaran.
.
.
."Naruto. Kau tidak ingin makan istirahat?" Ajak Shikamaru yang langsung main masuk saja.
"Aku bawa bekal." Naruto menunjukkan bekal berwarna abu-abu dengan gambar kucing kecil pada pembungkusnya.
"Ah tumben sekali."
"Hm Hinata membuatkannya untukku." Ujar Naruto datar.
"Naruto." Panggil Shikamaru lirih.
"Hn."
"Kau jangan melihat televisi. Oke?"Peringat Shikamaru.
"Ada apa?" Naruto yang tadinya berkutat dengan pekerjaannya hanya kembali mengalihkan pandangannya pada Shikamaru.
"Tidak ada." Geleng Shikamaru dan mulai beranjak pergi meninggalkan Naruto.
"Apa terjadi sesuatu? Apa yang kau sembunyikan dariku?" Naruto beranjak dari tempat duduknya dan mulai menghampiri Shikamaru yang membelakanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain
FanfictionDipaksa menikah disaat usiaku masih sangat muda, dan diharuskan menghasilkan keturunan untuk keluarganya. Mengapa? Kenapa harus aku.-H Menikahi wanita muda memang membuat adrenalinmu terpacu, gadis SMA, miris juga. -N