Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Naruto x Hinata
Angst, Romance, Family
Cuaca mulai panas di kota Tokyo. Musim semi sudah mulai berangsur menghilang. Setelah melihat bunga bermekaran, suasana akan berganti dengan suguhan udara panas dan terik matahari yang menyengat pada kulit. Banyak kegiatan untuk mengisi masa liburan di musim panas. Dari yang berekreasi bersama teman, atau hanya berdiam diri dirumah bermalas-malasan, dan ada yang berlibur kepantai untuk berselancar. Itu hanya sebagian kecil dari kegiatan dimusim panas.Dan Naruto salah satunya, dia tidak berpergian seperti kebanyakan orang. Dia hanya melakukan kegiatan musim panasnya di kediamannya.
Saat ini Naruto sedang melakukan pemanasan, agar otot-otonya tidak menegang. ia berencana akan berenang dikolam pribadi kediamannya. Karena cuaca yang cukup panas, ia berpikir akan menyenangkan kalau berendam pada air yang dingin agar menghilangkan gerah pada tubuhnya . Saat ini, ia hanya mengenakan celana renang selutut berwarna hitam. Tubuh atasnya tak tertutupi oleh apapun, ia setengah telanjang. Kulitnya yang tan memerah karena terpaan sinar matahari. Tubuh atletisnya juga berkeringat akibat pemanasan yang dilakukannya. Pantulan cahaya dari air kolam menambah kesan seksi pada dirinya. Siapa saja yang melihatnya pasti akan gigit jari.
Setelah selesai pemanasan, ia terjun kedalam kolam. Tak menyadari sedari tadi ada sepasang mata yang memperhatikannya.
Hinata, saat ini tersenyum melihat kearah kolam renang. Pipinya tampak merah seperti kepiting rebus.
"Ia tampan, berkharisma, lihat tubuhnya yang seksi itu." Gumam Hinata. Ia menangkup kedua pipinya karena merasa malu melihat tubuh atas Naruto yang menggugah itu.
"Kenapa aku baru menyadari suamiku tampan luar biasa. Dia... Aaa.." Hinata berteriak lembut sambil menutupi wajahnya. Otaknya mulai tidak beres sepertinya.
"Apa yang harus dipermalukan. Aku sudah melihat seluruh bentuk tubuhnya, bahkan tanpa penutup." Ucap Hinata bangga. Ia sedikit menggeser jari telujuknya dari kelopak matanya. Sedikit mengintip kegiatan Naruto. Hinata kembali tersenyum malu melihat kehebatan Naruto berenang, dia sudah seperti orang yang sangat ahli. Badannya yang basah membuat Hinata meleleh. Benar-benar pahatan tuhan yang sempurna. Tontonan itu berefek pada tubuh Hinata. Secara tak sadar, Hinata sedikit merosotkan bahunya, lalu maju menubrukkan kepalanya pada kaca jendela yang besar.
Sudah lebih dari setengah jam kegiatan mengintip Hinata, dan akhirnya diketahui Naruto. Tapi yang mengintip tidak menyadari bahwa yang diintip sudah mengetahui aksinya. Yang diintip pun hanya tersenyum memikirkan ketidak pekaan sang pengintip.
"Heh lihat, kau mulai gila tersenyum sendiri Naruto." Tayuya baru saja datang menghampiri Naruto yang masih berendam sambil menengadahkan wajahnya pada langit yang terik.
"Tayuya. Dia manis memperhatikanku diam-diam seperti itu." Tayuya tau maksud dari pernyataan Naruto itu.
"Heh. Kenapa tidak hampiri dan kejutkan dia." Senyum Tayuya menggoda Naruto.
"Apa yang biasanya dia lakukan dirumah ketika aku bekerja?" Tanya Naruto. Tayuya mendengus, si kuning ini sering sekali mengabaikan perkataannya.
"Dia tak melakukan apapun. Terkadang merajut syal.."
"Syal? Bukankah musim dingin masih lama. Musim panas kan baru saja dimulai." Potong Naruto. Tak terima perkataannya selalu dipotong, Tayuya menarik kepala Naruto dan menceburkannya pada air. Membuat Naruto meronta karena siksaan dari Tayuya."Sialan, apa yang kau lakukan?" Sengit Naruto.
"Kau lupa setelah musim panas berakhir, musim akan berganti menjadi musim dingin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain
FanfictionDipaksa menikah disaat usiaku masih sangat muda, dan diharuskan menghasilkan keturunan untuk keluarganya. Mengapa? Kenapa harus aku.-H Menikahi wanita muda memang membuat adrenalinmu terpacu, gadis SMA, miris juga. -N