Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Naruto x Hinata
Angst, Romance, Family
"Hinata." Naruto memeluk Hinata dari belakang. Tak kurang dari 24 jam Naruto dirumah, sudah meminta Hinata untuk segera berkemas dan malam ini mereka akan berangkat ketempat yang dikatakannya."Aku sedang berkemas Naruto-kun."
"Hinata, maafkan aku memaksakan semua yang aku mau padamu. Aku hanya ingin kau dan Boruto tidak mengalami hal yang sama lagi seperti waktu itu. Semua warga Tokyo mengetahuimu, jadi tidak aman lagi bagimu untuk berkeliaran."
"Aku mengerti Naruto-kun." Hinata menyenderkan tubuhnya pada dada Naruto.
"Terima kasih sayang." Naruto mencium pucuk kepala Hinata.
.
.
.
Mereka berempat akhirnya sampai di tempat yang dijanjikan Naruto. Ternyata ini di tepi pantai, sebuah rumah yang lumayan besar betengger dengan nyaman.
"Kau suka tinggal disini Hinata. Aku membangun rumah ini, ketika aku didalam penjara. Rumah ini kubangun dengan uang kusendiri, jadi si tua bangka itu tidak akan tau kita berada dimana. Bisa gawat, kalau kita memilih tinggal di salah satu villa miik orang tuaku." Naruto tersenyum senang sambil sesekali merentangkan tangan kecil Boruto pada lautan yang luas didepan sana.
"Tempat ini juga tidak terlalu jauh dari kota. Tempat yang cukup strategis. Dan kau bisa melakukan apa saja disini Hinata." Naruto tampak begitu antusias.
"Bagaimana dengan pekerjaan dan menghasilkan uang." Hinata bertanya.
"Kau tenang saja. Uangku cukup banyak untuk hidup kita selama setahun kedepan. Dan mungkin lebih. Atau aku bisa saja pergi melaut dan menjualnya pada orang disekitar sini. Dan uangnya akan aku gunakan untuk membuka usaha kecil-kecilan." Hinata tersenyum melihat Naruto begitu semangat dengan semua rencana yang sudah disusunnya itu. Kehidupan ini yang sangat diidamkan Naruto.
"Aku membeli sebuah kapal pesiar berukuran sedang. Kita bisa berkenala ditengah lat menggunakan kapal itu Hinata." Hinata membulatkan matanya, Naruto memang tak tanggung-tanggung.
"Kau membuang uang Naruto-kun." Hinata berhenti ketika tarikan tangan Naruto pada tangannya ikut berhenti.
"Uangku masih banyak Hinata. Aku tidak akan miskin walau hanya membeli kapal itu." Naruto berucap sombong.
Naruto kembali menarik tangan Hinata dan membawanya kebelakang bukit disamping rumah mereka.
"Tada, bagaimana? Aku memberikan kapal ini nama seperti namamu." Disana, diatas dan bawah kapal itu tertulis indah namanya.
"Naruto-kun.." Mata Hinata berkaca-kaca, dia terharu atas perlakuan Naruto pada dirinya. Dia diperlakukan seperti ratu. Hinata berlari kepelukan Naruto dan Boruto dan menangis haru disana.
"Aku mencinta kalian."Ucap Hinata.
"Kami lebih mencintaimu Hinata." Naruto memeluk tubuh mungkin Hinata hingga tenggelam didalam tubuh besarnya. Dia tersenyum senang pada Tayuya yang juga sama tersenyumnya seperti Naruto.
.
.
.
Sudah dua minggu Tsunade mencari Naruto. Dia hilang setelah sehari dia mendapat kabar dari kepolisian bahwa Naruto sudah diperbolehkan keluar. Dia segera mencari Naruto dirumahnya. Tapi dia tak mendapati siapapun disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain
FanfictionDipaksa menikah disaat usiaku masih sangat muda, dan diharuskan menghasilkan keturunan untuk keluarganya. Mengapa? Kenapa harus aku.-H Menikahi wanita muda memang membuat adrenalinmu terpacu, gadis SMA, miris juga. -N