Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Naruto x Hinata
Angst, Romance, Family
"Hiks Hiks." Suara tangis Boruto dan Hinata. Naruto sudah meloloskan diri dari para wartawan yang membahayakan anak dan istrinya. Saat ini mereka bertiga sedang berada di dalam lift menuju keruangan kerja Naruto.
"Huss tenanglah aku ada disini Hinata." Naruto mencium lama kening Hinata yang tertutup poni, guna menenangkannya dari rasa takutnya. Selesai menciumi kening Hinata. Naruto beralih mencium pucuk kepala sang anak yang sama keadaannya seperti Hinata.
"Aku takut." Suara Hinata bergetar. Sama seperti suaranya, tubuhnya pun juga tak kalah bergetar.
"Aku sudah mengusir mereka, kau aman sekarang." Sekali lagi Naruto menciumi kening Hinata.
Dan Hinata hanya menggeleng seraya menelusupkan kepalanya pada perpotongan leher Naruto.
"Apalagi yang kau takutkan. Aku bersamamu, tidak akan terjadi apa-apa, aku janji. Kau dan Boruto akan selalu kulindungi." Ucap Naruto tenang. Diliriknya sang anaknya yang sudah mulai agak menenang. Matanya sembab dan dia sesugukkan dipelukannya.
Posisi mereka bertiga saat ini begitu intim. Hinata berada digendongan Naruto dan menenggelamkan kepalanya pada perpotongan leher Naruto, sedangkan Boruto berada tepat diatas paha Hinata yang terlipat pada gendongan Naruto. Boruto begitu erat memeluk perut Naruto dan menumpah segala tangisannya disana. Sehingga setelan Naruto basah karena air mata si kecil.
Ting
Lift itu pun terbuka. Naruto mulai melangkah melewati para karyawannya yang melihat dia beserta anak dan istrinya yang menangis pilu digendongannya.
Cup cup
Dari tadi Naruto sama sekali tak melupakan kegiatan rutin menciumi kepala dua orang yang sangat dicintainya ini. Naruto menghiraukan semua tatapan para karyawan yang melihat padanya. Berbagai macam raut wajah mereka tunjukkan. Dari terpesona akan gaya gentle Naruto dan terheran melihat penampilan Hinata yang tampak sangat tak baik.
Naruto mendudukkan dirinya setelah sampai diruang kerjanya. Hinata dan Boruto sama sekali tak mengendurkan pelukan mereka. Malahan pelukan itu semakin erat semenjak Naruto berjalan diantara para karyawannya.
"Kau manja sekali padaku, padahal tadi pagi kau begitu marah, karena aku perhatian padamu." Gelak Naruto sedikit mengejek Hinata.
"Mmm." Ucap Hinata manja sambil menggelengkan kepalanya.
"Kau kenapa?" Tanya Naruto.
"Aku malu." Lirih Hinata.
"Tadi kau takut sekarang kau malu, kau ini kenapa Hinata?" Tanya Naruto sekali lagi.
"Jangan membahasnya." Ucap Hinata pelan dengan suara yang serak. Sepertinya suaranya menghilang karena teriakan yang tadi dikeluarkannya. Naruto hanya bisa tersenyum, dia sangat suka Hinata yang seperti ini padanya.
"Bagaimana dengan si kecil Tou-chan. Kau baik-baik saja sayang." Naruto menundukkan kepalanya guna melihat Boruto yang sedari tadi sesugukkan tak ada hentinya.
Hik hik hik
"Kau lelah menangis." Naruto mengusap kepala sang anak dan diikuti pula oleh pelukan yang Hinata berikan. Dia sedikit mengintip melalui celah leher jenjang Naruto. Dibawanya Boruto untuk lebih mendekat padanya dan setelah itu memeluk sang anak diantara dirinya dan Naruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain
FanfictionDipaksa menikah disaat usiaku masih sangat muda, dan diharuskan menghasilkan keturunan untuk keluarganya. Mengapa? Kenapa harus aku.-H Menikahi wanita muda memang membuat adrenalinmu terpacu, gadis SMA, miris juga. -N