Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Naruto x Hinata
Angst, Romance, Family
"Naruto, kau sudah mulai mencintai Hinata?" Tanya Tayuya. Ia bingung dengan sikap Naruto yang berubah-ubah. Terkadang baik terkadang tak peduli. Tapi ia merasa, Naruto mulai menyukai Hinata. Entah kenapa ia hanya ingin kata-kata itu keluar dari mulut Naruto. Ia peduli pada mereka berdua. Hinata dan Naruto sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.
"Aku rasa aku memang menyukainya. Aku merasa nyaman berada didekatnya. Aku juga cemburu ia dekat dengan pria lain. Aku ingin dia hanya menjadi milikku saja. Memandang hanya padaku. Aku mencintainya Tayuya." Naruto menerawang memandang kearah kota Osaka dari atas.
"Kalau kau memang mencintainya, kenapa kau menyekapnya, membiarkan dia sendiri." Tanya Tayuya.
Naruto tidak menjawab pertanyaan Tayuya. Dia tetap mempertahankan posisinya seperti tadi, memandang ke arah jendela. Baginya itu semua adalah bukti bahwa ia mencintai Hinata. Membiarkannya tetap berada dirumah adalah jalan yang terbaik.
.
.
.Suara langkah kaki yang cepat menggema di lorong rumah sakit yang sepi. Naruto si empunya kaki terlihat tergesa-gesa mencari kamar sang istri dirawat.
"Naruto!!!" Teriakan dari arah kanan lorong yang baru saja dilewatinya menyita perhatian Naruto. Ia mundur lagi kebelakang melihat siapa gerangan yang memanggilnya. Apa mungkin Hantu. Betapa terkejutnya ia mendapati dua sahabatnya berjalan kearahnya. Satu melambaikan tangan dan tersenyum lebar kearahnya. Yang satu lagi hanya diam dengan wajah datarnya.
"Sasuke? Sakura? Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Naruto
Akhirnya sepasang suami istri itu sampai didepan Naruto.
"Lama tak bertemu Naruto." Ucap si wanita yang dipanggil Sakura oleh Naruto.
"Kalian belum menjawab pertanyaanku. Apa yang kalian lakukan disini?" Tanya Naruto kembali.
"Kau lupa aku ini dokter yang bekerja disini." Sakura menonjok bahu sahabat kuningnya ini.
"Haha. Aku lupa. Tapi kau Teme. Apa yang kau lakukan disini." Naruto menggaruk kepala belakangnya. Bingung dengan sahabat ravennya ini.
"Hari ini Sakura check up kandungannya. Karena aku calon ayah yang baik. Aku akan selalu setia berada disamping istriku." Naruto menyipitkan matanya kearah Sasuke. Apa perkataan Sasuke menyindirnya. Sasuke teman tempat Naruto bercerita tentang keluh kesahnya dengan Hinata. Semua ia ceritakan pada Sasuke. Tak sedikitpun terlewat. Apa ini balasannya. Mengumbar dan menyindir. Ia tak menyangka sahabatnya ini bermulut ember.
"Lalu Naruto, apa yang kau lakukan disini?" Pertanyaan Sakura kembali menyita perhatiannya. Mengakhiri aksi tatap menatap antara ia dan Sasuke.
"Ah aku melupakannya. Aku kesini ingin melihat istriku. Istriku pingsan. Jadi ia harus dirawat dirumah sakit. Aku harus cepat. Aku pergi dulu. Jaa" pamit Naruto pada mereka. Tapi belum satu langkah, Naruto merasa ada yang menarik kerah bajunya. Membuat ia sedikit terjungkal kebelakang. Kembali ia menolehkan kepalanya kebelakang. Malas ingin meladeni si penarik yang dia tau siapa pelakunya.
"Apa lagi sekarang? Kau membuang waktuku Sakura." Pandang Naruto malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain
FanfictionDipaksa menikah disaat usiaku masih sangat muda, dan diharuskan menghasilkan keturunan untuk keluarganya. Mengapa? Kenapa harus aku.-H Menikahi wanita muda memang membuat adrenalinmu terpacu, gadis SMA, miris juga. -N