Naruto belongs only to Masashi Kishimoto
Naruto x Hinata
Angst, Romance, Family
"Hmm mn." Suara mereka yang masih bergulat dengan mulut masing-masing. Sepertinya ciuman itu membuat nereka terlena. Ciuman yang lama ini sangat mereka nikmati. Peraduan bibir yang sangat mereka rindukan. Kalau dipikir-pikir mereka tadi lagi intim semenjak Naruto mulai dingin pada Hinata. Jadi wajar, ciuman ini terasa sangat lama.
Naruto memiringkan dan lebih menekan bibirnya pada Hinata. Tak ada pemberontakan yabg berarti. Deru nafas yang keraspun sudah mendominasi ruangan besar kediaman Namikaze. Boruto yang sepertinya mengerti orang tuanya butuh dengan hal yang seperti ini pun hanya diam, melihat dengan teliti. Dia tak bergerak sejengkal pun.
Mata mereka saling membuka, dan kedua pupil mata berbeda warna itu saling memandang sayu. Tak seperti tadi tatapan nyalang sama tidak ada sama sekali. Hanya tatapan memuja dan kasih sayang yang terpancar disana. Sepertinya cinta mereka kembali berbunga-bunga.
Boruto yang polos sedang menggesekkan tangannya pada sofa sehingga menimbulkan suara. Hinata tersadar segera memberontak. Tapi Naruto menahan kedua tangan Hinata dan melanjutkan kembali ciuman panas itu.
"Ah." Hinata sedikit bisa menghindar dari bibir Naruto. Tapi dengan sigap Naruto kembali menangkap bibir manis menurutnya itu.
Tak kehabisan akal. Hinata menekukkan kakinya dan menendang bagian vital Naruto dengam lututnya. Naruto mengerang hebat ketika mendapatkan tendangan itu.
"Akh adikku! Haisy sial, bagaimana aku bisa membuat anak setampan Boruto lagi kalau menyundulnya begitu keras." Teriak Naruto kesakitan sambil meringkuk menahan gejolak ini. Hinata yang masih ngos-ngosan hanya memandang iba pada Naruto. Tapi ketika dia mendapati tatapan Boruto segera saja dia berlari dan meringkuh tubuh Boruto. Dia memanfaatkan situasi Naruto yang menderita.
"Hinata!!! Akh sial sakit sekali." Naruto berusaha berdiri ketika masih merasakan kram luar bisa didaerah bawahnya.
"Aku harus cepat." Hinata masuk ke pintu kamarnya dan mengunci pintu itu. Diletakkannya dulu Boruto pada ranjang dan ditahannya pintu itu menggunakan lemari kecil tepat disampingnya.
"Ini akan menahannya sementara." Hinata menanggalkan pakaian atasnya dan merengkuh Boruto cepat. Anaknya sama seperti bapaknya sekarang. Dalam keadaan tak baik alias lemah.
"Ayo sayang. Isi tenagamu dulu." Hinata memberikan ASI untuk Boruto agar anaknya bisa kuat seperti biasa. Naluri seseorang yang lapar tak dapat terelakkan. Boruto dengan sangat bersemangat mengemut dada hinata. Saking bersemangatnya, Hinata merasakan putingnya digigit kuat oleh Boruto.
"Akh pelan-pelan sayang. Tou-chan tidak akan mengganggu kita lagi. Kau pasti lapar sekali." Ucap Hinata menenangkan dan mengelus sayang lengan Boruto.
Dak dak dak
"Hinata buka, berikan Boruto padaku. Sssh." Naruto mengedor dan berteriak keras pada Hinata. Membuat Boruto yang sedang menyusu terkaget.
"Tidak apa-apa sayang. Lanjutkan lagi oke? Makanlah yang kenyang agar cepat besar." Hinata mengalihkan pandangannya pada pintu yang terus saja digedor Naruto itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain
FanfictionDipaksa menikah disaat usiaku masih sangat muda, dan diharuskan menghasilkan keturunan untuk keluarganya. Mengapa? Kenapa harus aku.-H Menikahi wanita muda memang membuat adrenalinmu terpacu, gadis SMA, miris juga. -N