Story VI

10.5K 911 24
                                    

KookV
Jeon Jungkook
Kim Taehyung

______________________________________

Jungkook tahun ini berusia kesepuluh tahun. Tapi hari ini tetap terasa sama saja seperti hari-hari sebelumnya, rumahnya dalam ke adaan sepi. Tak jauh dari dia melangkah dia melihat banyak sekali barang yang hancur berantakan.

"Kau sudah pulang?" Seoarang wanita cantik duduk tenang di atas sebuah sofa menghisap kuat rokoknya dan menatap kepulan asap rokoknya seolah asap putih pekat itu lebih menarik dari pada Jungkook, anaknya.

"Aku pulang." Jungkook kecil sudah terbiasa dengan perilaku ayah dan ibunya. Pertengkaran, dan rumah mewah yang penuh dengan barang berantakan sudah menjadi pemandangan biasa. Jungkook berhenti menangisi semua ini saat umurnya menginjak enam tahun. Tapi untuk siang ini ada sesuatu yang berbeda, seorang maid baru ada di dapur.

"Kim Taehyung, tolong jaga Jungkook sebentar, aku ingin keluar." Maid itu berbalik dan segera membungkuk kemudian melirik Jungkook sebentar sebelum melempar senyum, Jungkook sering mendengarkan dongeng dari gurunya tentang peri, tuan putri yang semuanya tidak dapat di temui di dunia nyata.

Namun mereka selalu ada di dekat anak baik. Dan Jungkook diusianya yang ke sepuluh mendapatkan salah seorang dari peri -tidak, malaikat. Malaikat cantik yang akan menjaganya. Malaikat bernama Kim Taehyung.

"Jungkook." Taehyung kini berjongkok di hadapan Jungkook, kulit mulus Taehyung terlihat mengkilap dari dekat. Mata indah itu kini menatapnya lucu, lelaki ini berumur dua puluh satu tahun. Seorang mahasiswa semester lima yang kebetulan memiliki waktu senggang untuk mencari tambahan penghasilan.

"Ayo makan, tuan muda." Entah kenapa Jungkook kecewa saat Taehyung tidak memanggil namanya lagi, tadi Taehyung hanya kelepasan karena Jungkook terlihat sangat imut di matanya.

"Taehyung."

"Ya Tuan?"

"Panggil aku Jungkook." Taehyung menghentikan kegiatannya menata piring. Kemudian tersenyum.

"Baiklah, jika itu yang kau inginkan." Taehyung menuangkan susu untuk Jungkook dan tersenyum saat Jungkook dengan tertib duduk di kursi menghadapnya. Keluarga ini bisa terbilang berantakan tapi perilaku Jungkook terpelihara dengan baik.

"Nah, Jungkook. Minum yang banyak dan tumbuhlah dengan cepat." Candanya.

"Iya, mom."

"Huh?" Jungkook menarik garis senyumnya.

"Bolehkah aku memanggilmu begitu?" Taehyung merasa hatinya menghangat. "Why not, dear?"

Di usianya sekarang, Jungkook baru tahu rasanya bahagia.

Abaikan waktu yang berjalan begitu cepat, Jungkook sudah berusia lima belas tahun sekarang. Taehyung masih setia bekerja pada keluarga Jeon, dan Jungkook tidak mengijinkan Taehyung melayani orang lain selain dirinya, hingga nyonya Jeon menyewa satu lagi maid.

Di pagi hari seharusnya Jungkook di bangunkan oleh Taehyung, tapi entah kenapa di hari pertama bulan september Jungkook di bangunkan oleh maid lain, yang membuatnya kesal dan enggan bangun jika bukan Taehyung yang datang untuknya.

"Panggilkan Taehyung." Perintah Jungkook mutlak.

"Tidak apa Jisoo, aku sudah datang." Jungkook mendengar suara lembut itu namun masih menyembunyikan dirinya dibalik selimut tebal berwarna merah hitamnya. Jisoo membungkuk sebentar dan keluar.

"Jungkook, ayo bangun." Jungkook merasakan jemari halus Taehyung menyentuh selimutnya. Jungkook mengalah tapi matanya masih terpejam, dia berpura-pura mengerang.

"Buka matamu, Jungkook."

"Kau memerintahku, mom?"

"Karena kau memanggilku mom, artinya iya, aku memerintahmu." Taehyung menang, Jungkook membuka matanya dan sebuah kue besar tersaji di hadapannya.

"Happy Birthday Jungkook." Kue itu menutupi wajah Taehyung, Jungkook menarik senyumnya, tampan.

"Sekarang make a wish, lalu tiup lilinnya sweetheart." Jungkook sedikit geli melakukannya, ini terlalu kekanak-kanakan, meski dia memang belum legal untuk di bilang dewasa tapi Jungkook sudah tumbuh dan memiliki wajah tampan dan tubuh tinggi dan tegap, juga berotot.

"Mom."

"Iya?"

"Jadilah kekasihku."

Taehyung tidak pernah sekalipun menolak permintaan Jungkook, seaneh apapun itu, seberat apapun itu. Karena itu Jungkook sangat menyukainya, bagaimana ekspresi lembut itu menyambut dirinya untuk lebih bergerak mendekat pada Taehyung.

"Tentu."

Dan pagi-pagi berikutnya Taehyung akan selalu menjadi orang pertama yang dia lihat saat bangun tidur.

Hubungan itu berjalan hingga Jungkook kini sudah berusia delapan belas tahun. Mereka tidur bersama untuk pertama kalinya saat ulang tahun Jungkook yang ke delapan belas. Jungkook mencoba menenangkan Taehyung di malam itu, percaya padanya sebanyak dia mencintai Taehyung, bahwa dia tidak pernah bermaksud menyakiti lelaki cantik itu.


Hubungan itu berjalan sempurna dan indah hingga suatu malam menjadi mimpi terburuk dalam hidup Jungkook. Saat dia pulang pada malam hari dan mendapati Taehyung ketakutan dan berlari turun dari tangga, tidak jauh dari arah pandangnya dia melihat sang ayah berjalan seperti makhluk buas yang ingin menerkam Taehyung.

Petir larut dan teredam dalam amarah Jungkook, Taehyung terlihat penuh luka dengan baju sobek, sedang ayahnya terlihat mabuk dengan hanya memakai celana. Jungkook gelap mata, hingga dia manarik bulpoin di sakunya mendekat dan dengan mata berkilat Jungkook menusukkan penanya pada belakang kepala ayahnya. Taehyung menutup mulutnya menahan pekikan.

Jungkook menendang tubuh ayahnya menjauh dari Taehyung. Dengan pelan dia meraih tubuh bergetar Taehyung dan memeluknya erat. Kakinya merasa ada cairan lengket, mata gelapnya menemukan darah berceceran dan menemukan jasad ibunya tidak jauh dari dia berdiri. Jungkook semakin menenggelamkan wajah Taehyung pada pelukannya.

Lelaki itu pasti sangat ketakutan.
Tapi coba tebak? Ini menjadi hari dimana Jungkook bebas.

Jungkook berbisik pelan.

"Menikahlah denganku." Dan sekali lagi, Taehyung selalu menuruti keinginannya.

______________________________________

END

Daily KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang