(Saran : Baca Story III dulu)
***
Jungkook tidak bisa lebih bahagia lagi selain diinterupsi oleh sebuah pelukan hangat di lehernya, dia menyentuh lengan kurus itu. Jungkook melepaskan kaca matanya, lelaki berusia dua puluh tiga tahun itu berbalik dan menemukan Taehyung dengan mata mengantuk yang tersenyum tipis ke arahnya.
"Ibu menyuruhku memastikan kau tidur." Ucapnya polos. Jungkook menepikan berkas dan laptop di atas mejanya.
"Gyah!" Kemudian mengangkat Taehyung ke atas mejanya. Mejanya jadi lebih menarik daripada saat ada tumpukan kertas itu, Taehyung menumpukan tangannya di pundak Jungkook dengan bingung.
"Sudah jam berapa memangnya, hm?"
"Jam sepuluh." Jungkook menaruh kepalanya pada paha yang lebih tua. Taehyung sedikit menguap tapi tetap memanjakan Jungkook dengan mengusap rambut tunangannya itu yang kini berwarna cokelat terang.
"Tae, bagaimana kalau kita menikah bulan ini saja?"
"Tidak perlu secepat itu Jeon." Jungkook mengangkat kepalanya dan menarik jemari lentik tempat cincin ikatan mereka berada, menciumnya pelan, dan menatap Taehyung penuh kelembutan yang dibalas senyuman hangat dari Taehyung.
"Jadi kau menolakku?"
"Apa ini lamaran resmi?" Taehyung memasang raut wajah seolah-olah kecewa, Jungkook mengulum senyumnya dan meletakkan tangan yang dia genggam tadi ke atas rambutnya, minta di usap lagi.
"Kau tau aku akan pergi selama satu minggu, dan itu adalah waktu terlama berpisah denganmu." Keluh Jungkook.
"What is the relation Jeon?"
"Kau tahu, selama seminggu bisa saja terjadi sesuatu." Taehyung tersenyum mengejek.
"Seperti?"
"Selingkuh mungkin?" Taehyung tidak sanggup menahan tawanya lagi, matanya menyipit lucu dan begitu menenangkan bagi Jungkook, bagaimana jika ini menjadi milik orang lain? Dari mana Jungkook akan dapat ketenangan dan kebahagiaan jika bukan dari Taehyung? Taehyung menyentuh ujung hidung Jungkook dengan jari telunjuknya.
"Ku tanya, berapa tahun kita bertunangan?" Jungkook berdiri dari duduknya dan membalas, tapi membalas dengan kecupan di ujung hidung Taehyung.
"Enam tahun."
"Apa aku pernah selingkuh?" Jungkook mengangkat bahunya masih menatap setiap detail wajah manis Taehyung. "Itu karena aku selalu mengikatmu disisiku, tidak pernah aku membiarkanmu melupakanku sedetikpun."
"Lalu?"
"Lalu?" Taehyung dan Jungkook sama-sama tersenyum lebar.
"Apa aku pernah membantah dengan perlakukanmu?"
"Mm.. tidak, kurasa." Taehyung mengalungkang lengannya gemas.
"Itu karena aku suka dengan perlakuanmu, Jungkook. Aku tidak pernah keberatan dengan sikap dan tingkah lakumu mengekangku." Jungkook merinding dengan usapan halus pada tengkuknya ditambah oleh sederet kalimat yang membuatnya melayang tadi.
"Lagipula.." Jungkook tidak tahan lagi dengan godaan Taehyung, bisa tidak selesai pekerjaannya jika berada pada jarak sedekat ini dengan Taehyung, dia dengan cepat membungkam bibir Taehyung dengan ciuman mendadak yang membuat Taehyung agak melengkungkan punggungnya membiarkan Jungkook menyentuh setiap inchi bibirnya.
"Sudah, kau mau tidur kan? Jadi biarkan aku selesaikan semuanya, lalu tidur. Berbaringlah lebih dulu." Jungkook mengangkat tubuh ringan Taehyung ke atas ranjangnya, Taehyung tertawa.
"Hey hey, aku harus kembali ke kamarku." Jungkook menindihnya tidak mengijinkan.
"Astaga Jungkook, ibu bisa membunuh kita."
"Tapi ibu yang menyuruhmu memastikan aku tidur, jadi tetap disini sampai aku tidur." Bisiknya.
"Hanya sampai tidur bukan?" Jungkook tersenyum jahat. "Akan aku pastikan tidak."
Taehyung melotot kesal, mengundang Jungkook untuk mencium keningnya dan beranjak dari atas tubuh Taehyung."Tidurlah, nanti aku akan memindahkan mu ke kamarmu."
"Aku menunggumu saja."
"Tidak tidak. Tidur atau kau akan tidur di kamar ini sampai besok pagi." Taehyung bergidik ngeri, dia menarik selimut hingga ujung dadanya, kemudian pipinya bersemu.
"Jungkook." Panggilnya pelan tapi masih terdengar oleh Jungkook.
"Hm?" Taehyung menaikkan selimutnya hingga hidung, menghirup aroma memabukkan milik Jungkook yang ada pada selimut merah tebal itu.
"Aku ingin mengatakan sesuatu." Jungkook memasangkan kembali kaca matanya. "Apa?"
Taehyung menarik selimut hingga menutup kepalanya. "Aku hamil."
Taehyung terkekeh saat mendengar bunyi kursi terjatuh dan suara langkah tergesa-gesa dari Jungkook.
"Apa?! Taehyung, katakan lagi!" Taehyung dengan jahil tidak membiarkan Jungkook membuka selimutnya.
"Aku hamil anakmu, bodoh." Jungkook semakin melebarkan mata hitamnya berkecamuk antara senang dan terharu.
"Ya! Buka selimutnya!" Taehyung tertawa enggan membuka selimut. Jungkook merengek menggemaskan dan itu favorite Taehyung. Hingga dengan tiba-tiba Taehyung bangun dan mengecup bibir Jungkook kilat dan kembali menutup selimut hingga hidungnya membuat Jungkook shock.
"Selamat Jeon, kau akan menjadi seorang ayah." Lalu dia melempar wink pada yang lebih muda- maksudnya, pada calon ayah dari anaknya.
****
END