Story XI (Part II)

6.3K 666 18
                                    

"Dia Jeon Jungkook pewaris
Perusahaan KOSPI 200, hotel ku adalah salah satu dari cabang dari perusahaannya."

"Mau jalan-jalan?" Katakan Taehyung sedikit paranoid dan sensitif pada orang asing, tapi alasan logis seperti apa yang membuatnya curiga pada Jungkook?

Jungkook bahkan memiliki kekuasaan paling besar di distrik ini, tidak ada alasan dia menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh Jimin.

"Hoi."

"Y-ya?" Hoseok berlutut di depan Taehyung, dan membukakan sepatu lelaki manis itu. "Melamunkan apa?"

Taehyung menunduk memperhatikan bagaimana telatennya Hoseok membukakan sepatu miliknya, dia hanya duduk tenang di pinggir kasur. Hoseok sedikit memijitnya.

"Jeon Jungkook."

"Oh, kau curiga padanya?" Naluri Hoseok memang selalu tajam maka Taehyung tidak susah menjelaskan apa yang mengusiknya.

"Apa pernah ada sesuatu sebelumnya hyung?"

"Jeon Jungkook itu sangat suka menghancurkan anak bisnisnya. Dulu saat awal dia menjabat menjadi pemegang penuh perusahaan, usianya masih tujuh belas tahun tapi dia sudah menghancurkan anak perusahaannya seperti Amore Pacific dan Orion Confectionery."

Itu membuat Taehyung semakin curiga dengan Jeon Jungkook, apalagi aura menyeramkan dari lelaki berusia dua puluh enam tahun itu begitu kentara saat dia berada di dekatnya. Dan meski dia lebih tua dua tahun tetap saja dia merasa sangat kecil berada di dekat Jungkook.

"Tidak perlu takut, cukup jangan dekati dia." Hoseok menyentuh pundak Taehyung. Hoseok memang paling mengerti dirinya karena Hoseok juga hidup mandiri sejak muda, dan akhirnya dia tinggal bersama Taehyung sejak empat tahun yang lalu.

"Ayo liputan."

"Ada jadwal?" Hoseok menarik lengannya. "Jalan-jalan sambil liputan, supaya besok kita bisa bebas."

Tidak sampai membuka pintu sudah ada lelaki berambut hitam, Jimin.

"Halo! Aku tidak sengaja dengar percakapan kalian. Boleh aku ikut?" Taehyung hampir saja mengangguk jika Hoseok tidak segera  menghalangi Taehyung.

"Alasannya?" Jimin mendesah kesal. "Nanti malam disana ada lelang, kebetulan aku sangat suka mengoleksi barang antik." Taehyung menjerit senang, dia buru-buru keluar dari balik punggung Hoseok.

"Wuah, hebat hebat. Ah Park Jimin temanku-" Taehyung mengedip-ngedipkan matanya lucu, Jimin yang mengerti langsung tertawa dan mengacak gemas rambut merah halus Taehyung.

"Tentu saja jika bersamaku, masuknya gratis, sayang."

"Yah! Jauhkan tanganmu." Seru Hoseok tidak terima.

***

Museum nasional Korea.

Lantai pertama museum meliputi 10 buah aula yang menampilkan benda-benda prasejarah, seperti artefak zaman Paleolitikum, Tiga Kerajaan Korea (Silla, Goguryeo, Baekje) dan Balhae. Di lantai ke-2, menampilkan karya seni Korea seperti kaligrafi dan berbagai jenis lukisan klasik. Lantai ke-3 menampilkan berbagai teks Buddhis, keramik, karya seni dari metal serta artfefak dari Cina, Jepang, India, Indonesia dan Asia Tengah.

Setelah ketiganya kembali ke lantai dua dan menyelesaikan liputan mata Taehyung tidak sengaja menemukan Jungkook berada di depan sebuah lukisan lukisan kaligrafi klasik.

"Jungkook-ah." Sapa Jimin lebih dulu, lelaki bertubuh tinggi itu kini menatap satu persatu Jimin, Hoseok dan lelaki yang bersembunyi di balik badan Hoseok.

Daily KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang