-Abiyoga POV-
Aku memulai pembicaraan diantara kami.
"Sisca?" panggilku lirih.
"Iya kak? "
"Gak papa deh. "
"Iyaa deh. "
Baru kali ini aku gugup menghadapi seorang wanita, justru wanita yang gugup menghadapiku. Bisa dibilang aku itu bad boy, meski tidak satupun yang aku pacari.
"Gak usah gugup kali kak. " ucap Sisca dengan tertawa lirih.
"Haha kagak. "
"Keliatan banget tuh wajahnya. "
"By the way pacar lo gak marah kalo gue dinner sama lo." pertanyaan apa itu yang muncul dari mulutku.
"Pacar? Hahaha. Gak punya gue kak,pacaran aja belum pernah. Pacar lo tuh yang marah." raut wajah Sisca langsung datar.
"Gak punya." senyumku mengembang.
"Seriously? Banyak yang ngaku jadi pacar lo noh."
"Haha, pacaran aja belum pernah. "
"Masak sih? Cewek cantik kayak lo belum pernah pacaran?. "
"Haha gombal, udah sampe nih yuk turun. " aku lansung turun dan membukakan pintu untuk Sisca.
"Makasih kak. "
Kami berjalan memasuki cafe, aku sengaja booking cafe ini hanya untukku dan Sisca. Di awal sudah ada lilin yang menghiasi kiri kananku dan Sisca, saat sampai di pintu aku memilih terpisah dengan Sisca karena akan ada kejutan terindah untuknya.
"Kamu ambil bunga di sepanjang jalan ini, nanti kita akan bertemu di dalam. " kataku pada Sisca.
"Tapi kak, aku takut. " wajahnya sangat lucu saat ia ketakutan seperti itu.
"Haha, gak usah takut. Gak bakal ada yang berani apa apain kamu kok. " usahaku meyakinkan Sisca pun berhasil.
Awalnya semua ini aku buat hanya untuk membuat Sisca senang jalan denganku, entah kenapa semua ini justru serius aku buat untuknya bukan hanya ingin membuatnya bahagia saja tapi membuatnya menjadi seseorang yang spesial.
Rencanaku berjalan dengan lancar, aku menggunakan topeng dan memegang setangkai bunga Mawar warna pink putih yang spesial aku berikan pada Sisca.
Aku melihat pancaran bahagia dari mata indah itu, dia terlihat mengagumkan. Dia berbeda dari wanita lainnya, mungkin memang saatnya aku menemukan kembali apa yang aku cari slama ini.
"Makasih kak. " ucapnya dengan senyuman termanisnya.
"Sama sama, ya udah makan yuk. " ajakku dan menarikkan kursi untuknya.
Selama dinner ini kami membicarakan banyak hal, mulai dari film favorit sampai club sepak bola favorit. Aku tidak menyangka Sisca menyukai bola, mayoritas cewek membenci bola.
Dinner selesai aku langsung mengantarnya pulang, sesampainya di rumah aku mengantar Sisca sampai dalam dan pamitan kepada orang tua Sisca.
Sampai di rumah aku langsung mandi dan merebahkan badanku untuk tidur, tapi aku teringat Sisca apakah dia sudah tidur atau belum.
"Night Sisca :)." aku chat Sisca untuk mengetahui apakah dia sudah tidur atau belum.
"Halow kak, gimana? Sampe rumah dengan selamat kan? Wkwk."
"Santai aja, aku udah di rumah kok. "
"Syukur deh kak,aku tidur dulu ya."
"Sweet dream."
Terakhir dia hanya membaca pesan dariku.
-Tuhan,apakah aku merasakan hal itu kembali,hal yang dinamakan cinta. Sekian lama aku mencari seseorang yang menggantikan dia dan apakah Sisca jawabannya? Jika memang semua ini kehendak dan rencanamu, maka lancarkanlah aku dengan Sisca tuhan. Aku tidak mau kehilangan untuk kedua kalinya, aku berjanji akan berusaha menjaga Sisca sekuat tenagaku. -
"Makasih Sisca untuk malam terindah ini. " batinku.
----------------------------------------------
Jangan lupa vote dan comment :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Tak Harus Memiliki
Teen FictionMaaf.. Aku telah jatuh cinta padamu. Dan maaf.. Karena ku takkan bisa berhenti mencintaimu. kini ku tau, kau telah memilihnya untuk mengisi hatimu. Tuhan, Kenapa kau berikan cinta yang tak bisa ku miliki? Cinta yang hanya menjadi bayangan semu d...