Tak sengaja mataku melihat motor yang aku kenali, ya itu motor kak Reza.
"Kak Reza," gumamku.
Aku melihat yang di bonceng, wanita. Tapi itu bukan mamahnya, melainkan wanita lain.
Wanita itu seperti Rina, mantan kak Reza. Dugaan ku benar, wanita itu adalah Rina, mataku tak salah liat.
Hati ini sakit, melihat kenyataan bahwa kak Reza berbohong. Dia lebih mementingkan mantannya ketimbang pacarnya sendiri yang sedang kesusahan. Apakah aku sudah tidak berarti di hidupnya? Padahal pernikahan kami dalam waktu beberapa minggu lagi akan digelar. Tetapi kak Reza malah berselingkuh dengan mantannya?
Perlahan air mata ini menetes tapi tak terlihat karena hujan menutupinya. Sekarang aku semakin bersyukur karena hujan membantuku menutupi tangisanku.
"Setega itukah dirimu? Memprioritaskan wanita lain dibanding kekasihmu sendiri? Taukah kamu? Hatiku perih, aku terlalu percaya padamu bahwa kamu tak akan pergi meninggalkan aku. Tetapi kenyataannya berbeda, Tuhan memberiku jalan untuk melihat siapa dirimu sebenarnya. Aku benci kamu kak, sangat benci!"
Aku langsung melarikan diriku ke rumah, namun tujuanku bukan untuk pulang.
"Kak Kelvin," teriakku memanggil kak Kelvin.
"Kenapa sih dek?" tanyanya setelah muncul dari dapur.
"Lo gak papa? Gue tadi udah bilang buat bawa payung," ucapnya.
"Gak papa, gue mau pinjem mobil boleh?"
"Mau kemana? Gak! Gak boleh, Lo harus di rumah. Gue gak bisa ngizinin lo pergi dengan keadaan yang basah kuyup kayak gini,"
"Please kak, gue mau selesaiin urusan gue. Aku harus pergi kak, ini penting," ucapku melembut.
"Oke gue kasih, tapi lo harus hati-hati. Jangan sampai terjadi sesuatu,"
"Iyaa,"
Akhirnya aku mendapatkan kunci mobil kak Kelvin, aku langsung berlari menuju garasi dan mengendarai mobil kak Kelvin.
Tujuanku saat ini adalah ke taman, tempat favorit ku bersamanya.
Sebelum turun, aku langsung menelfon kak Reza.
"Dateng ke taman sekarang, kita perlu bicara," ucapku saat dia langsung mengangkatnya.
"Halo," suara wanita.
Jantungku seperti berhenti berdetak mendengar suara seorang wanita.
"Ini siapa ya?" tanyaku.
"Saya Rina, kekasihnya Reza. Maaf ini siapa ya?"
Mendengar perkataan Rina rasanya seperti terhempas dari langit ke bumi, bahkan rasanya lebih sakit.
"Bisa bicara dengan kak Reza? Saya adik kelasnya, ada keperluan tentang OSIS yang perlu dibicarakan,"
"Oh, oke,"
Samar-samar aku mendengar Rina memanggil nama Reza.
"Halo Sisca,"
"Hai kak, bisa ketemuan di taman sekarang? Ada yang harus kita bicarakan,"
Sebelum kak Reza menjawab aku mendengar suara Rina, ”sayang, habis ini kita belanja yuk,"
"Sayang?" ucapku lirih.
"Ehm Sisca, aku kesana sekarang," ucapnya.
"Gak perlu, sepertinya kamu sibuk dengan pacarmu," ucapku langsung menutup telfon.
Perlahan aku menangis, tangisan yang awalnya kecil menjadi tangisan yang deras seperti hujan.
Aku langsung melangkahkan kakiku keluar, menatap danau di depanku.
Danau ini tenang, bahkan ketika hujan datang dia menyapanya dengan bahagia. Seperti mereka adalah sepasang kekasih yang saling menyambut dengan kebahagiaan jika salah satunya datang.
Aku ingin tenang seperti air yang ada di danau ini, tanpa merasakan perihnya dikhianati.
"Aku benci kamu kak Reza!!! Sangat sangat benci!!! Hiks hiks," teriakku di tengah tangisan yang semakin menjadi.
Perlahan kakiku melangkah ke danau, menyatukan diriku dengan danau itu. Supaya aku bisa merasakan betapa tenangnya berada di sana.
Supaya aku mengerti bagaimana rasanya menjadi danau itu, merasa tenang dan tidak pernah disakiti.
Tidak pernah dikhianati, tidak pernah dibohongi.
Kakiku terus melangkah untuk masuk ke dalam danau itu, bahkan badanku sudah hampir setengah tenggelam bersama danau.
Aku sudah lelah, lelah pikiran hati dan jiwa. Lelah karena sudah dikhianati, dibohongi. Aku lelah, kali ini izinkan aku tenang bersama dengan danau. Memahami bagaimana hidup yang tenang itu.
--------------------------------------------------
Hay 😊
Hari ini aku udah update 3 chapter buat kalian nih, untuk mengobati kerinduan kalian terhadap ku hehe.
Dan habis ini mungkin agak lama updatenya ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Tak Harus Memiliki
Teen FictionMaaf.. Aku telah jatuh cinta padamu. Dan maaf.. Karena ku takkan bisa berhenti mencintaimu. kini ku tau, kau telah memilihnya untuk mengisi hatimu. Tuhan, Kenapa kau berikan cinta yang tak bisa ku miliki? Cinta yang hanya menjadi bayangan semu d...