"Bahagia karena udah dapetin cewek secantik dan sebaik kamu, cewek yang sebentar lagi sold out karena bakal jadi nyonya Pratama dan jadi ibu dari anak tuan Pratama," ucap kak Reza, membuat semburat merah di pipiku.
Aku yakin sekarang pipiku berwarna merah tomat mendengar penuturan kak Reza.
"Ciye ciye ciye," ucap teman-teman ku termasuk kak Adit.
**
"Apaan sih kalian," ucapku malu."Kamu lucu deh kalo kayak gitu," ucap kak Reza.
"Diem deh," ucapku pada kak Reza.
"Heh cewek kecakepan! Enak ya hidup lo, setelah lo sakiti kak Abi dengan seenaknya sekarang lo mau nikah sama kak Reza? Ck ck ck. Gini ya ternyata aslinya elo, covernya aja bagus. Tapi aslinya suka mainin cowok, bahkan cowok yang gak baik pun jadi korban lo. Dasar cewek murahan!" teriak Jasmine yang entah muncul dari mana, lalu mendorong kursiku hingga aku terjatuh.
Kejadian yang terlalu cepat membuat aku terkejut, dan masih berusaha untuk mengembalikan kesadaran ku.
"Heh lo! Kalo gak tau apa-apa gak usah sok ikut campur deh lo!" ucap Puput setengah berteriak dan mendorong Jasmine.
"Tau apa? Tau kalo cewek murahan itu (menunjuk ke arahku yang masih duduk di lantai) nyakitin kak Abi dengan ninggalin kak Abi terus mau nikah sama ketos kita gitu!" teriak Jasmine.
"Heh! Lo ngaca dong diri lo kayak gimana, mentang-mentang lo gak bisa dapetin kak Abi lo jadi nyalah2in Sisca. Hidup orang itu yang ngurusin ya orang itu sendiri bukan orang lain, dan lo gak berhak ikut campur keputusan Sisca untuk milih siapa dihidupnya!" ucap Nisrina.
"Dan elo urusin hidup lo sendiri, gimana kak Abi mau suka sama elo kalo elo aja kayak gini. Mana ada cowok yang suka sama cewek brutal kayak elo," ucap Hesti.
Aku merasa bersalah, apa aku salah meninggalkan kak Abi dulu demi kak Reza? Apa aku salah memilih memilih orang yang aku cintai? Apa aku salah?
Aku terdiam, dan perlahan menangis.
"Please udah ya, udah," ucap Hani berusaha melerai.
"Jasmine! Lo gak berhak ya ngata2in pacar gue kayak gitu! Jangan sok tau tentang diri seseorang deh kalo lo aja gak tau gimana diri lo!" Teriak kak Reza.
"Heh cewek gak tau malu! Besar juga ya nyali lo ngelawan kita semua! Demi siapa? Demi kak Abi lo itu hah? Hahaha, gue jadi kasian sama lo. Lo setengah mati belain kak Abi, tapi sedikitpun kak Abi gak pernah belain elo. Kasian ya," ucap Reina dengan tawa sinis.
"Sisca! Lo tega ya! Udah nyakitin kak Abi sekarang elo ngerendahin kak Abi kayak gini," teriak Jasmine padaku yang masih menunduk dan menangis.
"Heh cewek gatel! Disini gak ada yang ngerendahin kak Abi, justru lo sendiri yang buat kak Abi rendah karena perlakuan lo!" teriak Rera.
Setelah itu aku berlari, aku muak mendengar pertengkaran mereka.
Aku berlari.
Lari.
Dan berlari.
Mencari seseorang, aku mencari di penjuru lantai tapi tidak ada. Akhirnya aku sampai atap gedung sekolah ini, dan aku menemukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Tak Harus Memiliki
Teen FictionMaaf.. Aku telah jatuh cinta padamu. Dan maaf.. Karena ku takkan bisa berhenti mencintaimu. kini ku tau, kau telah memilihnya untuk mengisi hatimu. Tuhan, Kenapa kau berikan cinta yang tak bisa ku miliki? Cinta yang hanya menjadi bayangan semu d...