25.

7K 235 8
                                    

"Mamah, kak Reza nakal." Ucapku mengadu.

"Memang dia anak mamah yang paling nakal."

"Hahahaha." Semua tertawa bersama.

"Kalian jahat!!!" Teriak Reina tiba tiba entah darimana datangnya.

****
"Reinaaa, buka pintunya sayang." Teriak kak Reza.

"Reina, buka pintunya dong." Teriakku.

Ceklek

"Siscaaaaaa." Teriak Reina lalu memelukku.

"Reina, gue minta maaf kalo gue ada salah sama lo. Gue minta maaf kalo perhatian keluarga lo ngerasa gue ambil, niat gue gak gitu kok. Kalo emang lo mau gue pergi gue pergi Reina. Gue gak bakal ganggu kalian." Aku melepaskan pelukan Reina. "Kak gue pamit ya, mamah papah Sisca pamit ya." Lalu aku balik badan dan melangkah untuk pulang.

"Sisca." Reina mencekal tanganku. "Gue gak marah kok, gue tadi cuma ngetest aja lo itu cocok jadi kakak ipar gue atau enggak. Taunya emang lo orangnya baik." Ucap Reina lalu memelukku kembali.

"Dasar ya adek kakak pinter drama." Ucap Reza lalu mengacak rambut Reina.

"Hehehe." Reina hanya menyengir mendengar penuturan kakaknya.

"Ya udah sekarang kita makan."

Reina menganggukkan kepalanya.

**
Hari ini merupakan hari yang membahagiakan bagiku, bagaimana tidak? Aku baru mendapatkan kekasih yang sangat ku cintai.

"Aku akan mencintai mu, sekarang dan selamanya. Sampai maut memisahkan kita tak ada yang bisa pisahkan kita." Batinku.

Mataku menatap langit-langit kamarku, dan menerawang bagaimana perjalanan hidupku kedepannya. Pasti sangat membahagiakan.

Aku langsung kembali ke dunia nyata setelah menerawang begitu jauh. Ternyata ponselku berbunyi.

Dan itu adalah kak Reza, my boyfriend.

Ibu jariku langsung menggeser gagang telfon warna hijau, menandakan aku akan mengangkatnya.

"Halo."

"Halo my sweetie, udah sampe rumah?"

"Udah."

Aku tak diantar kak Reza pulang, bukan karena dia tak menawarkan ku untuk diantar olehnya. Tapi aku merasa hari ini aku ingin pulang sendiri dan tak merepotkan kak Reza.

"Pasti kamu belum mandi kan sayang?" Tanyanya perhatian.

"Udah." Jawabku berbohong.

"Kamu bohong ya?"

"Bagaimana dia tau aku bohong? Sedangkan dia tak ada disini sekarang." Batinku.

"Kakak tau kamu belum mandi sayang, jangan coba-coba berani membohongi kakak hm?"

"Bagaimana kakak tau aku belum mandi?" Tanyaku heran dengannya yang seperti peramal itu.

"Kakak tau, karena baumu yang busuk itu sampai sini. Hahahahaha." Tawanya meledak begitu saja setelah mengucapkan kalimat itu padaku.

Aku mendengus mendengar ucapan kak Reza.

"Nyebelin."

"Tapi sayang kan?"

Perkataannya barusan membuat semburat merah di pipiku.

"Iya."

"Ya udah sana kamu mandi, habis itu kamu tidur. Kakak ini mau tidur, sebelum tidur kakak ingin menyanyikan lagu sisca bobok untukmu."

Ketika Cinta Tak Harus MemilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang