37.

6.1K 187 11
                                    

"Bukti bahwa kamu mencintainya," ucapku.

**
"Darimana kamu bisa tau itu?" tanyanya.

"Dari mata kamu, aku bisa lihat ketika kamu menatap Rina waktu itu. Dan mata kamu membuktikan bahwa kamu masih mencintainya, dan ketika kamu menatap Rina aku yakin tak ada sedikitpun aku dimata ataupun dihati kamu. I'm yours," ucapku.

Perih. Ya satu kata itu dapat menggambarkan hatiku. Sebenarnya hati ini tak mampu untuk mengucapkan kalimat itu, namun tetap harus ku sampaikan bukan?

Baru saja kak Reza ingin menjawab, namun handphonenya berdering. Aku melihat wajahnya terkejut melihat nama yang tertera di layar handphonenya, ternyata itu adalah Rina.

Kak Reza pun langsung menggeser ikon berwarna hijau, "halo." Ucapnya.

"...."

"Maaf Rin, aku gak bisa kesana. Ada yang lebih penting untuk diutamakan,"

"...."

"Sudah ya, aku ada urusan yang lebih penting. Terimakasih," ucap kak Reza lalu menutup telfonnya.

Tatapannya lalu beralih kepadaku, lalu dia menggenggam tanganku.

"Maafin aku kalau perbuatanku terhadap Rina membuat kamu cemburu, tapi satu hal yang perlu kamu tau kini aku dan Rina tidak lebih dari seorang teman. Dan tadi Rina memerlukan bantuan ku katanya bannya pecah, sebagai seorang teman aku harus membantu bukan. Tapi karena kamu yang mencurigai ku lebih baik aku tidak kesana bukan? Dan sekali lagi," tangannya yang menggenggam tanganku mengarahkan dan meletakkan di dadanya.

"Yang ada disini hanya ada kamu, dan hanya karena kamu jantung ini berdebar sangat kencang. Hanya kamu, tidak ada yang lain," ucapnya.

Aku hanya bisa mengangguk, karena sesungguhnya hati ini masih belum bisa percaya sepenuhnya.

"Ya sudah kita balik ke kamar ya, kamu masih butuh banyak istirahat," ucapnya lalu memutar kursi rodaku kembali ke kamar.

**
"Saya mau nanti pada saat akad kita lakukan di Yogyakarta, karena disana adatnya masih kental. Dan sesuai permintaan Sisca dia menginginkan adat Jawa untuk pernikahannya," ucap mamahku.

"Baik saya setuju, tapi saya juga ingin adanya resepsi kedua dengan tema internasional yang akan digelar di Bali. Bagaimana?" tanya mamah kak Reza.

"Baik," ucap mamahku menyepakati.

Sedangkan para papah hanya mampu melihat istri-istrinya memperdebatkan pernikahan anak mereka.

"Dan kapan waktu pernikahan akan digelar?" tanya kak Kelvin.

"Secepatnya, bulan depan mungkin," ucap papah.

"Bagaimana dengan sekolah mereka? Apalagi Reza sebentar lagi akan mengalami ujian ujian untuk kelulusan," sanggah papah kak Reza.

"Masalah itu bisa kita bicarakan dengan kepala sekolah, bukan dengan adanya Sisca semakin membuat semangat Reza bertambah? Dan sekarang ini jaman sudah maju, semua bisa diselesaikan dan pasti terdapat solusinya," ucap papahku.

"Baiklah kalau begitu,"

Akupun dan Kak Reza yang mendengar pembicaraan mereka hanya bisa pasrah dengan keputusan para orang tua.

Ketika Cinta Tak Harus MemilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang