-Sisca POV-
"Liburan sama gue yok? " ajak kak Reza.
"Boleh deh, sama siapa aja? Gak mungkin berdua doang kan? Gak seru kalo cuma berdua. Kecuali.... " kataku menggantung.
"Kecuali apa? " tanyanya penasaran.
"Kecuali kita pacaran hahaha. " kataku lalu tertawa. Tapi dilubuk hati paling dalam aku merutuki diriku yang mengucapkan seperti itu, seakan aku wanita yang murah mengemis pada lelaki. Iiiuuuhhhh.
Kak Reza hanya terdiam mendengar perkataanku barusan, justru sikapnya seperti itu membuatku gonduk.
Aku langsung berhenti tertawa dan mengarahkan pandanganku ke luar jendela, dan hanya alunan musik yang menemani kesunyian diantara kami.
Dan tak terasa sudah sampai depan rumahku, aku langsung turun dan mengucapkan terima kasih padanya.
Aku heran kenapa kak Reza berubah ketika aku mengucapkan itu, tapi aku sadar memang tak sepantasnya mengucapkan seperti itu. Tapi tanpa disadari aku memberi kode pada kak Reza untuk bisa memberiku kepastian, padahal sesungguhnya aku suka pada kak Abiyoga.
"Sudahlah tak usah memikirkan itu. " batinku.
Kakiku melangkah menuju pintu rumahku dan aku baru menyadari ternyata halaman luasku luas sekali dan jarak antara pagar dan pintu rumah sangat jauh, memang biasanya aku langsung menggunakan mobil untuk keluar dan itu kelihatan kecil.
Sampai di depan pintu rumah baru saja aku akan membuka pintu rumah, namun benda itu sudah terbuka lebih dulu sebelum aku akan menyentuhnya. Dan ternyata itu adalah kak Kelvin.
"Adekku tersayang udah pulang nih, pulang sama siapa lo? Inget masih punya rumah? " tanyanya beruntun.
"Inget lah, dan gue pulang sama kak Reza. " kataku sambil melangkah masuk ke dalam rumah.
"Dek? " panggil kak Kelvin.
"Hmm. "
"Gue mau ngomong sama lo, bisa kita bicara bentar? "
"Bisa. Di taman belakang ya kak. "
Aku dan kak Kelvin langsung menuju taman belakang, kami duduk di ayunan yang mengarah pada taman rumah kami.
"Mau ngomong apa kak? " tanyaku mengawali percakapan diantara kami.
"Gue bingung sama lo, lo cerita kalo lo suka sama Abiyoga tapi kenapa belakangan ini lo pergi sama reza? " tanyanya padaku.
"Sejujurnya gue juga bingung, dari awal gue tertarik sama kak Abiyoga. Tapi kak Reza juga menarik buat gue, gue bahkan gak tau kemana perasaan ini akan berlabuh. Entah kak Reza atau kak Abiyoga, gue bingung kak. " jawabku lalu menyandarkan kepalaku pada pundak kak Kelvin, dan langsung direspon dengan tangan kak Kelvin di pundakku.
"Sampai kapan lo bakal kayak gini dek? Lo harus bisa mastiin kepada siapa lo akan berlabuh, karena gak cuma cewek yang butuh kepastian tapi cowok juga dek. "
"Tapi gak ada satupun diantara mereka yang nunjukkin kalo mereka serius sama gue kak, bahkan gue ngira kalo disini gue yang berharap tapi mereka tidak memberi kepastian. Intinya disini gue yang cinta tanpa ada balasan dari mereka. " jawabku bebarengan dengan tetesan air yang mengajak sungai dipipiku.
"Ssstttt jangan nangis ah, masak adek gue nangis. " katanya lalu menghapus air yang ada dipipiku.
"Habisnya gue bingung, seakan akan gue itu plin plan gak bisa milih mana yang bakal gue perjuangin kak. " kataku sambil sesenggukan.
"Pasti suatu saat lo bakal nemuin orang yang terbaik buat hati lo berlabuh. " tangan kak Kelvin mengelus kepalaku.
" iyaa kak, ya udah gue mandi dulu ya kak. " kataku lalu berjalan menuju kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Tak Harus Memiliki
Teen FictionMaaf.. Aku telah jatuh cinta padamu. Dan maaf.. Karena ku takkan bisa berhenti mencintaimu. kini ku tau, kau telah memilihnya untuk mengisi hatimu. Tuhan, Kenapa kau berikan cinta yang tak bisa ku miliki? Cinta yang hanya menjadi bayangan semu d...