Baru memasuki kelas teman Sisca sudah memekikkan telinga Sisca, karena teriakan yang membahenol itu.
"Siscaaaaa!!! Buruan sini gue mau cerita. Kurang lo doang nih. " kata Hesti dengan menarikku untuk duduk.
"Elaahh, ya udah buruan cerita. " kata Sisca lalu duduk.
"Kalian masih ingetkan sama cowok yang waktu itu nabrak gue setelah dari kelasnya kak Reza?. " kata Hesti dengan semangat.
Sisca, Rera, Puput, Nisrina, Frista hanya mengangguk.
"Dia nge add line gue dan nge chat gue, oh my god ternyata dia ganteng. Gue baru sadar dan keknya gue naksir deh sama dia. " cerita Hesti dengan ekspresi wajah membayangkan sesuatu.
"Mana? Gue mau lihat? " kata Rera.
"Nih. " kata Hesti sambil menyodorkan hpnya.
"Namanya Ifan Hantama. " kata Rera mengembalikan hp Hesti.
"Kayaknya gue kenal, oh iya. Dia temen smp gue. Tapi ga kenal deket cuma saling tahu aja." kata Sisca.
"Halah, kalo kenal deketkan bisa kenalin ke gue. " kata Hesti.
Bel jam pertama pun berbunyi, pelajaran yang mengerikan yaitu bahasa. Memang pelajaran yang mudah tapi membosankan.
Setelah istirahat pertama Sisca disuruh gurunya untuk mengambil buku yang ditumpuk di ruang guru, Sisca ditemani oleh Puput.
-Sisca POV-
Aku berjalan ke ruang guru pelan pelan karena malas untuk pelajaran matematika, meja guruku tepat di tengah. Puput membawa setengah dan aku membawa setengah.
Aku dan Puput kembali ke kelas, jarak kelas dan ruang guru lumayan jauh. Di tengah perjalan,
BRUGG!!
Ada yang menabrakku, aku langsung mengambil beberapa buku yang jatuh.
"Lo kalo jalan pake mata dong, jangan pake deng.. " aku berhenti bicara saat aku lihat yang menabrakku adalah kak Reza.
"Sorry, sorry gue gak sengaja. " kata kak Reza.
-Reza POV-
Aku tak sengaja menabrak Sisca karena aku sedang terburu buru, aku meminta maaf pada Sisca.
"Iya gak papa deh, sorry gue tadi mau marahin lo pak ketos. " kata Sisca yang ingin beranjak pergi.
Tapi dia aku tahan, karena ada yang ingin kutanyakan padanya.
"Eh sis, tunggu bentar. " aku menahan lengan tangan kanannya.
Dia menatapku dengan tajam memberi pertanda bahwa aku harus cepat mengatakan apa yang ingin aku tanyakan.
"Lo kemarin kenapa minta pinnya Abiyoga? " tanyaku.
"Oh itu, jadi kemarin Abiyoga ngasih tantangan ke anak kelas gue kalo ada yang bisa dapetin pinnya dari lo bakal diajak dinner, dan yess gue dapet dan kemarin malam minggu gue dinner sama dia. " Sisca seperti membayangkan sesuatu.
"Oh. "
Kenapa dadaku sesak mendengar penjelasan Sisca, apalagi waktu dia bilang kemarin habis dinner sama Abiyoga.
-Sisca POV-
Oh iya aku teringat, aku ingin tanya kepada kak Reza sebenarnya itu Reina siapanya kak Reza.
"Oh iya kak. " ucapanku terpotong karena Puput sudah meneriakiku.
"Sis, ayo buruan ntar dimarahin sama ibunya loh. " teriak puput.
"Iya bentar. " teriakku.
"Gak jadi deh kak, gue duluan yap. " kataku langsung pergi meninggalkan kak Reza.
Aku langsung kembali ke kelas dengan langkah lebar, di kelas aku membagikan buku ke pemiliknya masing masing.
Hari ini waktu terasa cepat berlalu, entah hanya perasaanku saja atau memang benar cepat.
Di gerbang aku menunggu kak Kelvin seperti biasanya, sepertinya hari ini dia terlambat untuk menjemputku. Tapi keterlambatannya sudah tak biasa, hampir 1 jam aku berdiri di depan gerbang kak Kelvin tak kunjung datang.
Aku duduk di bangku yang disediakan untu menunggu jemputan, aku memainkan hpku seadanya padahal aku tidak tau mau berbuat apa dengan hpku ini. Sudah bosan dengan hpku aku bediri dan berjalan kedepan gerbang siapa tau kak Kelvin sudah datang, namun kak Kelvin tak kunjung datang. Aku langsung menelfon kak Kelvin.
"Halo kak, lo dimana sih? Udah lumutan nih gue nungguin lo sejam. "
"...."
"Apa lo gak bisa jemput gue?!! Kenapa gak bilang daritadi tau gitu gue telfon taksi daritadi. "
"...."
"Argh! Males gue sama lo. "
Aku langsung memutus panggilan, kak Kelvin tak bisa menjemputku karena dia menemani gebetannya belanja.
"Apa apaan coba ngorbanin adeknya cuma demi gebetan, gak ngubungin gue lagi. " batinku kesal.
Aku mendengar suara motor yang memiliki knalpot brong halus, motor itu milik kak Reza. Dia menghentikan motornya tepat di depanku.
"Udah lama nunggunya? Balik bareng gue aja yuk. Sini. " tangan kak Reza menepuk bangku belakang pertanda menyuruhku untuk mau diboncengkan olehnya.
Aku mengangguk mau diantarkan pulang oleh kak Reza. Namun saat aku ingin naik, tiba tiba Reina datang.
"Kak, gue gak ada yang jemput. Kayaknya supir gue kejebak macet deh, lo tau kan jalanan Jakarta gimana?. " kata Reina ngos ngosan.
"Sorry sis, gue gak bisa ... " kata kak Reza terpotong olehku.
"Ya udah sana gih anterin pacar lo pulang. " ucapku kesal lalu berjalan.
Tiba tiba mobil kak Abiyoga berhenti tepat di depanku, dia menawariku untuk pulang bareng. Tanpa basa basi aku langsung masuk ke dalam mobilnya. Sebelum masuk aku melihat wajah kak Reza sekilas, sepertinya ada penyesalan di wajahnya. Tapi apa peduliku, dia sudah punya pacar.
Di perjalanan aku hanya dia memikirkan sebenernya ada hubungan apa antara kak Reza sama Reina, apa benar mereka pacaran? Arghh itu semua membuatku muak dan marah. Terutama pada Reina, kenapa sih dia jadi cewek keganjenan banget. Aku benci Reina!!! Sangat benci!!
"Sisca?. " ucap Abiyoga lirih.
"Sisca. " ucapnya lebih keras.
Kak Abiyoga yang memanggilku membuat lamunanku buyar.
"Iya kak Rez?. " ucapku sadar dari lamunanku dan menghadap kak Abiyoga.
"Apa? Kak Rez? Rez siapa? Reza ketua osis?. " tanya Abiyoga dan terdapat penekanan pada kata Reza ketua osis.
-----------------------------------------------
Halo readers.
Bakalan gimana nih kelanjutannya, gimana perasaan Abiyoga yap kalo tau yang ada dipikiran Sisca adalah kak Reza bukan Abiyoga.
Penasaran ya? Tunggu kelanjutannya ya. Dan jangan lupa voments.
Makasih :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Tak Harus Memiliki
Teen FictionMaaf.. Aku telah jatuh cinta padamu. Dan maaf.. Karena ku takkan bisa berhenti mencintaimu. kini ku tau, kau telah memilihnya untuk mengisi hatimu. Tuhan, Kenapa kau berikan cinta yang tak bisa ku miliki? Cinta yang hanya menjadi bayangan semu d...