23.

7.3K 230 37
                                    

"Hay kak Abi. Sisca mau to the point', Sisca gak mau bertele tele. Sekarang Sisca udah memutuskan untuk memilih pergi dari kak Abi. Sisca gak mau nyakitin kak Abi." Ucapku tegas.

****
"Udah kak Abi duga." Ucapnya lalu tersenyum kepadaku.

"Ya udah, kalo kamu mau pergi silahkan. Kakak gak akan paksa kamu untuk disini sama kakak terus. Good luck. Kakak langsung pergi ya." Dia hendak berdiri, namun ku cegah.

Kak Abi memicingkan matanya.

"Kenapa?" Tanyanya.

"Kakak gak papa kan?" Tanyaku memastikan keadaannya.

Dia mengangguk menjawab pertanyaanku, setelah itu dia beranjak pergi.

"Maaf." Ucapku lirih.

Setelah menyelesaikan urusan ku dengan kak Abi, aku langsung line Reina. Ada sesuatu yang penting aku bicarakan dengan nya.

Fransisca
Reina, dateng ke taman deket black cafe. SEKARANG.
(send)
(Read)

Reina A.H
Oke, gue otw sekarang.

Melihat balasan Reina, kakiku langsung melangkah menuju taman dekat black cafe.

**
Di taman ini, hanya ada diriku sendiri. Menunggu kedatangan Reina. Mengingat masa lalu yang penuh dengan kesalahan ku.

"Sis." Panggil Reina.

"Iyaa?" Melihat siapa yang memanggilku, aku langsung menepuk kursi sebelahku yang kosong.

"Ada apa?" Tanya Reina.

"Kayaknya ada yang penting." Lanjutnya.

"Gue mau minta maaf sama lo, selama ini gue selalu jutekin lo. Selalu pergi ketika lo gabung sama gue. Selama ini gue kira lo pacar kak Reza, gue selalu sakit setiap kali liat wajah lo. Gue inget gimana mesranya elo sama kak Reza." Ucapku menjelaskan.

"Gak papa, santai aja kali. Gue juga udah tau dari kak Reza. Lain kali lo jangan langsung benci sama orang karena alasan lo yang belum lo ketahui kebenarannya. Lagian gue selama ini tau kok lo sebenernya cinta sama kakak gue, setiap kali gue mau jelasin lo selalu ngejauh. Akhirnya sekarang semuanya udah jelas, dan btw gue udah punya pacar juga hehe." Ucap Reina.

"Siapa?"

"Kak Adit."

"Kak Adit? Anak osis itu? Yang wakilnya kakak lo? Yang lucunya sampe mars, tapi kalo marah sampe matahari?"

Reina mengangguk mendengar ucapanku.

"Kok bisa?" Tanyaku heran.

"Gak tau, cinta itu tumbuh tanpa gue sadari. Kayak lo, cinta lo ke kak Reza gak lo sadari karena persepsi lo sendiri tanpa cari tau kebenarannya."

"Hehe ya maaf."

Reina mengangguk.

Setelah itu hening, Sisca dan Reina tenggelam dalam pikiran mereka masing masing.

"Gue boleh tanya gak rein?"

Reina mengangguk.

Ketika Cinta Tak Harus MemilikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang