Kepingan Puzzle

5.1K 203 6
                                    

Di balik jendela Restouran, bus kota berlalu lalang dengan cepat silih berganti, orang-orang pun berjalan cepat dengan wajah yang tampak lelah kerja keras mereka seharian membuat wajah mereka tampak berkerut, aku menatap beberapa pohon yang meliuk liuk dengan indah, menanda kan angin meniup nya dengan cepat pula,seakan semua nya beradu kecepatan . Begitu pula dengan diri ku aku ingin secepatnya bertemu pemilik Lionel PH, Semakin cepat bertemu , semakin sedikit waktu ku yang terbuang. Mengamati kecepatan dari dalam ruangan seperti ini rasanya seperti menonton film, aku terus mengamati sambil mengaduk aduk caffe late yang sudah tampak dingin.

Hari ini aku dan Kaleela benar-benar bekerja keras agar proyek kerja sama dengan Lionel PH cepat terealisasi. Penat dan tenaga terkuras demi menyelesaikan proyek ambisius ini.

Beberapa kali aku melirik jam dipergelangan tangan ku rasa nya aku sudah tak sabar membahas proyek ini, Kaleela pun terlihat gelisah.
"ada yang kau pikirkan?? "sebenarnya hari ini aku ada jadwal menemani mama cek up ke dokter kenapa Mr. Kevin lama Sekali?

" bersabar lah sedikit kalau sepuluh menit lagi Dia belum muncul kau bisa pulang duluan kaleela"
"tapi bagaimana dengan mu? Kau belum tau siapa dia, kita harus melakukan kerja sama dengan Lionel sesuai dengan peraturan perusahaan kita.. "
" Kaleela apa kau mulai meragukan kemampuan ku heh?
"jangan salah faham Ara, aku hanya tak ingin kau terjebak dengan CEO culas itu saja,kita tidak tau Dia akan datang bersama siapa saja, bagaimana bisa aku membiarkan mu negosiasi sendirian "
" Kaleela ku rasa kau sangat mengenal ku"ucap Arabelle menyesap minuman nya.
"sampai kapan pun aku tak akan pernah menang berdebat dengan mu.. "Kaleela menggeleng geleng kan kepalanya sambil menyesap kopi susu milik nya.

Aroma kopi begitu menyengat penciuman ku meski saat ini seharusnya aku lebih membaui aroma masakan Italy sebab di Restouran Italy lah tempatku menunggu Mr. Kevin, rasanya hidungku menyentuh uap kopi yang nikmat yang berbaur dengan bau khas dari pasta membuat perut ku mulai tergelitik rasa Lapar.

"Kaleela ku rasa kau bisa pulang duluan..
"tapi Ara!
"sudah sepuluh menit berlalu jangan biar kan Ibu mu menunggu terlalu lama "
" kau yakin bisa sendiri?
"jangan pernah meragukan ku "
" baiklah.. Kamu hati hati, aku percaya kau bisa melakukan negosiasi dengan sukses.. By"

Aku menatap punggung Kaleela yang perlahan menghilang, rasa nya aku mulai kesal dengan Mr. Kevin yang tidak bisa menghargai waktu.
Entah kenapa disaat sendiri seperti ini aku teringat Gerald rasa nya aku sudah mulai benar-benar jatuh cinta pada nya, aku selalu ingin bersama dengan nya.

"Arabelle,?"
"Kau?Aku mengerenyit kan dahi untuk mengingat pria tampan dengan setelan biru muda, Layak nya seorang eksmud yang berdiri di hadapan ku,sekarang aku tau siapa orang di hadapan ku ini, pria arogan yang pernah bertemu dengan ku saat makan siang di Magenta café.
"Tidak heran jika kau CEO dari Lionel HP"ujar ku mendengus kasar aku tak bisa menutupi kekesalan ku dengan keterlambatan nya.
"sorry aku sedikit terlambat, ada urusan yang harus segera ku selesai kan"
"sedikit?ucap ku sambil mengepalkan tangan. Kalau tidak ingat dengan Lois Antonio bogem ku sudah melayang ke wajah nya.
"oke oke aku tau aku terlambat, I'm sorry "
" Kau tau begitu banyak perusahaan perfilman yang ingin bekerja sama dengan ku tapi aku menjalan kan amanat dari Lo... "aku menghentikan ucapan ku " aku rasa Dia tak perlu tau alasan ku bekerja sama dengan nya"

"oke aku minta maaf apa meeting bisa kita lanjut kan? Atau kita akan berdebat terus? Tanya Kevin tersenyum simpul.
Aku tersenyum menghalau ucapan permintaan maafnya. "Tidak masalah, Ini justru bagus bukan? Sepertinya kita akan jadi tim yang bergerak cepat."

Kevin tertawa sampai terlihat dekik di pipi nya. "kamu benar Arabelle aku rasa kita akan bisa bekerja dengan efisien untuk ke depan nya "

Sekali lagi aku tersenyum, menjabat tangan nya secara professional dan mempersilahkan Dia duduk selayak nya seorang relasi, lama dia mengenggam tangan ku Semacam deja vu membuatku agak termangu. Hanya sepersekian detik,tapi sudah cukup untuk membuat sebagian pikiranku melayang ke masa itu, masa yang tak bisa dengan tepat ku katakan kapan dan dimana. terlalu cepat untuk menarik kesimpulan kalau aku pernah begitu mengenal nya, entah lah aku rasa Magenta Cafe bukan pertemuan kami yang pertama kali nya.

Pernikahan SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang