Jimin's POV
Seperti film lama yang diputar berulang-ulang. Aku duduk termangu didalam ruang tunggu. Suara berisik dari benda persegi yang berada didepanku sama sekali tak mengusik sesuatu yang sedang kupikirkan.
Sudah 15 menit lamanya yang kulakukan hanya merenung dan memikirkan kejadian tadi malam. Bagaimana bisa?
Setelah kejadian Taehyung yang meninggalkan dorm, Joy tiba-tiba memintaku mengantarnya pulang. Aku terus meminta maaf pada Joy atas perlakuan Taehyung padanya. Saat melewati lobby utama, aku dan Joy tak sengaja berpapasan dengan Taehyung. Kuperhatikan raut dinginnya yang sama sekali tak melirik kearah kami, seakan tak ada siapapun disekitarnya.
Ada apa dengannya. Kali ini aku perlu bicara.
***
"Apa aku melakukan kesalahan?"
Kuhela nafas pelan mendengar pertanyaan Joh, setelah beberapa menit kami berada dimobil. Pikiranku cukup kacau mengingat selama ini Taehyung memang tidak pernah menunjukkan sikap seperti itu.
"Entah. Aku juga tidak mengerti." Jawabku singkat masih fokus dengan jalanan lenggang didepan sana.
"Kau tidak usah pikirkan masalah ini, nanti aku akan coba bicara dengannya." Aku menoleh dan mengulum senyum tipis, mencoba menghilangkan kekalutan yang dipikirkannya.
Sedikit, gadis didepanku mulai merasa tenang dan memilih diam, tak bertanya apapun lagi.
Setengah jam kemudian, mobilku pun berhenti didepan gedung yang cukup besar. Joy lalu turun dari mobil. Ku awasi sampai punggungnya benar-benar hilang dari balik pintu, barulah aku kembali menyurusuri jalanan sepi untuk kembali ke dorm.
BRAK!
Sial. Aku tidak bisa menahan diri sejak kakiku menginjak ambang pintu. seperti saat ini, saat dengan sengaja aku membanting pintu kamar dengan kasar, membuat Hoseok yang berada di dalam ruangan terlonjak kaget.
"Aku perlu bicara denganmu," Emosi ku meluap begitu saja. Namun berbeda dengan Taehyung. Laki-laki itu nampak tenang dan fokus dengan ponselnya. Ia mengachkanku.
"Kim Taehyung!"
Dan benar, tak lama kemudian ia memalingkan wajahnya dari benda itu. Ia kini menatapku tajam, seakan dia kesal.
Tapi apa yang membuatnya sekesal itu? Karena aku mengajak Joy? Dia tahu, bukan kali ini saja aku mengajaknya? Lalu kenapa?
"Ada apa dengan kalian? Aku mulai takut sekarang." Dapat kudengar Hoseok hyung tertawa pelan. Namun sayangnya satupun dari kami tidak ada yang menanggapinya.
"Wae?" Tanyanya.
"Kau tanya kenapa? Harusnya aku yang bertanya. Apa masalahmu? Ada apa denganmu sampai melakukan hal seperti tadi pada Joy?"
Aku melangkah mendekat untuk menepis jarak diantara kami. Taehyung masih bungkam sampai akhirnya suara Hoseok hyung kembali terdengar. "Apa aku akan menjadi penonton?"
Taehyung bangun dari duduknya lalu menoleh menatap Hoseok. "Hyung, bisakah kau keluar sebentar?" Ucapnya pelan. "Hei, ini juga kamarku kenapa kalian tega mengusirku?" Tak butuh penjelasan panjang, Hoseok hyung segera memahami arti tatapan kami, dan akhirnya iapun beranjak dari tempat tidurnya.
Dan saat punggung Hoseok benar-benar hilang dari balik pintu, aku kembali menatap Taehyung. "Dan sekarang jelaskan."
"Apa? Tidak ada yang perlu aku jelaskan." Ujarnya.
"Apa aku harus menghajarmu?" Tatapku tajam.
"Apa salah Joy sampai kau melakukan itu padanya?"
"Kau begitu ingin tahu? Sebegitu perduli nya kau pada wanita itu?" Sudut bibirnya terangkat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Deepest Dream
Fanfiction[COMPLETED] Fiction. Seulmin as the main character. Kinda cheesy and sad at the same time, enjoy. #wattys2018 #1 ㅡ jiminseulgi (121218), ksg (110119) #5 ㅡ seulmin (211220) #6 ㅡ parkjimin (110518) #19 ㅡ seulgi (210518) #33 ㅡ redvelvet (210518) #102...