30. Home To You [END]

12.7K 843 228
                                    

Seoul, december 2019.

Jimin's POV

Manikku menatap sekeliling. Tanpa sadar mataku mulai berkaca-kaca dan tetesan bening jatuh begitu saja. Masih sama, tempat terakhir yang kupijak saat memutuskan untuk melarikan diri, meninggalkan ribuan kenangan, kini masih terlihat ramah.

Perlahan aku tersenyum.

Aku rindu.

Dan hari ini, berkat wanita disampingku, wanita yang sudah banyak menorehkan kisah dihidupku, memberi banyak luka, mengajarkanku menyayangi tanpa ada batasnya meskipun harus tersakiti dan kehilangan berkali-kali, tapi tuhan masih sudi membiarkan namaku melekat dihatinya.

Salju perlahan mulai jatuh saat aku menoleh dan menatap bibir mungil yang kini tengah tersenyum.

Kuhela nafas pelan seraya menggenggam erat tangannya.

"Aku tidak percaya ini," ujarku pelan.

"Hm?" Gumamnya heran.

"Aku tidak percaya bisa kembali kesini," tangannya perlahan terangkat dan menghapus ujung mataku yang mulai basah.

"Ani. Aku lebih tidak percaya bahwa kau telah kembali." Ujarnya.

Aku rindu matanya yang menatapku seperti ini. Aku rindu bibir yang dulu selalu tersenyum saat kami bertemu. Aku rindu tangan hangatnya yang selalu memelukku. Aku rindu semuanya. Aku rindu Seulgi ku. Aku rindu gadisku. Aku rindu ia yang sampai kini masih ada untukku, terlepas dari usaha nya yang sering aku abaikan, sayangnya yang kuanggap biasa dan sakit hatinya yang sering kuacuhkan.

Maaf.

Wajahku perlahan mendekat dan menatap lekat lekuk wajahnya yang selama ini kurindu.

"Seul, maaf untuk semuanya." Ujarku. Rasanya perih menatap nya seperti ini. Rasanya sakit melihat hanya dia yang selama ini berjuang.

"Mianhae," ucapku lagi. Ku elus pelan pipinya yang terasa dingin.

"Maaf aku egois. Maaf karena selalu memikirkan diriku sendiri dan tak pernah perduli sakit hatimu, maaf."

Bukan aku, tapi air matanya lah yang kini jatuh.

"Aku tidak pernah menyesal melakukan semuanya. Berjuang untukmu, melakukan apapun agar kau tetap bersamaku. Aku bahagia. Tidak perduli dengan cara seperti apa, aku hanya ingin kau disini, bersamaku."

Mendengar semua ucapannya membuatku terdiam.

"Tuhan terlalu baik mengirimkan malaikat seperti mu untukku," Ia tersenyum kecil.

"Sungguh." Ucapku.

"Aku menyanyangimu Jimin," Dikecupnya pipi kiri ku cukup lama. Tanpa sadar mataku terpejam.

"You show me this way. I can't do this on my own. Thank you,"

Kalimat itulah yang pada akhirnya terucap. Jika bukan karena nya, aku tidak punya keberanian dan keinginan lagi untuk menginjakkan kakiku disini. Jika bukan karenanya, aku masih akan merasa bahwa aku tidak memiliki siapa-siapa.

***

Seulgi's POV

Sepanjang jalan aku tak berhenti tersenyum. Hanbin dan Taehyung yang menatap ku dari kaca mobil juga ikut tersenyum. Red Velvet sedang tampil di acara musik jadi Joy tidak menjemput.

"Tae, aku tidak yakin jika harus kembali ke dorm atau ke kantor agensi," ujar Jimin terlihat gusar.

"Gwaenchana." Serentak aku, Taehyung dan Hanbin menoleh kearah Jimin.

Deepest DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang