24. Gone

5K 603 73
                                    

Tes..

Tes..

Detik berlalu dan aku hanya terus memandangi tetesan infus yang mengalir ke tubuhnya.

"Tae..hyung.."

"Tae..hyung.."

Seulgi sadar.

Sudah 4 hari lalu ia dikeluarkan dari ICU dan dipindahkan ke ruang rawat VIP. Entah keajaiban dari mana. Bahkan dokter tidak percaya. Saat pertama kali sadar hanya 1 yang diingatnya.

"Tae..hyung.."

Ya, kata itu yang pertama kali terlontar dari mulutnya.

Taehyung, bukan aku.

"Kim.. Tae.. hyung.."

Aku tersenyum miris. Bahkan ia masih bisa mengingat namanya dengan sangat baik.

"Sangat mustahil untuknya mengingat kejadian masa lalu. Tapi ini diluar perkiraan kami," ucap salah seorang dokter. "Ini baik untuk kesembuhannya. Jika perlahan ia bisa mengingat kejadian-kejadian yang pernah ia lewati, tidak menutup kemungkinan ia bisa sembuh." dokter itu tersenyum. Perlahan aku berjalan mundur hingga akhirnya benar-benar keluar dari ruangan itu.

Dia baik-baik saja.

Dia akan baik-baik saja.

Yang dibutuhkannya,

Taehyung.

Kupikir, ia akan mengingat ku. Terlepas dari seberapa menyakitkannya ia sekarang. Jika aku boleh berharap ia akan sadar dan memanggil namaku. Nyatanya, aku tidak dibutuhkan disini. Mungkin, aku bukan seseorang yang selalu diingatnya.

Fine, aku pergi.

***

Jimin's POV

"Eodigayo?" Taehyung menahan lenganku, namun kutepis pelan tangannya. (Mau kemana)

"Hyung.."

"Eodiga!"

"Ia mencari mu." ucapku pelan tanpa menoleh.

Kakiku melangkah ke rooftop. Kutatap langit yang mulai gelap. Angin malam yang dingin mulai bertiup pelan membuat tubuhku sedikit menggigil. Lagi, air mataku mengalir dengan sendirinya membuat hatiku mulai sesak. "Kenapa kau selalu seenaknya? Aku tidak pernah menyuruhmu keluar," Ucapku pelan seraya mengusap air mataku.

Aku lelah. Aku lelah dengan hatiku. Aku sungguh lelah dengan diriku. Aku lelah dengan hidupku dan takdir sialan ini. Lagipula tidak akan ada yang melihatku. Aku mulai berteriak dengan air mata yang terus mengalir. Kenapa dia tidak mengingatku? Apa aku tidak berarti untuknya?

"JAWAB!!!"

Kesabaranku sudah diambang batas. Usahaku sia-sia. Penantianku tidak ada artinya. Dia tak mengingatku.

Dia sama sekali tidak ingat bagaimana aku berusaha melewati semua nya bersama nya, memberi hal yang di sebut cinta. Bagaimana aku berusaha untuk membuatnya bahagia. Aku yang berusaha agar tak menyakitinya lagi. Aku yang sudah berusaha untuk selalu berada disampingnya. Tapi kenapa seperti ini?

Harusnya kau tak usah hadir di hidupku.

Harusnya aku tak mengenalmu.

Harusnya aku tak pernah memulai ini.

Harusnya.. kenapa..

Air mataku kembali mengalir.

"Oppa apa yang kau lakukan?!" Aku terkejut lalu terdiam medengar suara yang cukup kukenal. Lantas ku usap air mataku yang masih berjatuhan. "Oppa.." Ucap suara itu. Namun aku mengabaikannya. "Ka" (pergi)

Deepest DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang