2. Stars

12.1K 1.1K 58
                                    

Aku melirik dari balik kaca jendela, dan benar saja sebuah mobil hitam sudah terparkir didepan sana. Kusisir rambutku dengan tergesa lalu menatap pantulan diriku sekali dengan seksama sebelum mengambil tas selempang dan bergegas keluar kamar.

Ya, pesan singkat tadi artinya ajakan untuk pergi.

"Hei, kau mau kemana sampai terburu-buru?" Irene eonnie menatapku dengan raut bingung. Gadis yang baru saja keluar dari dapur dengan beberapa snack ditangannya itu menatapku dari atas hingga bawah, persis seperti yang kulakukan didepan cermin tadi.

"Aku akan keluar bersama Taehyung. Eonnie, mungkin aku pulangnya akan sedikit larut." Ucapku melambai lalu berjalan cepat tanpa menunggu balasan dari Irene eonnie. Anehnya, sifat pendiamku akan hilang saat-saat seperti ini. Terlebih jika itu menyangkut Taehyung atau Hanbin.

"Baiklah. Selamat bersenang-senang." Teriaknya yang masih dapat kudengar.

Hanya mereka yang tahu kedekatanku dengan Taehyung, karena ajaibnya laki-laki itu selalu datang tepat waktu, misalnya disaat seperti ini.

Kakiku menginjak ambang pintu. Dapat kulihat Taehyung mulai menurunkan kaca jendela mobilnya seraya berteriak. "Ya noona. Ppalli!" (cepatlah)

Heol. Dia bahkan tidak tahu aku terlihat seperti orang aneh saat ini. Setelah sampai, segera saja aku membuka pintu mobil lalu duduk disebelah Taehyung. Kurapikan rambutku, membuka masker dan mengatur nafasku yang terengah. Kubuka jendela mobil disampingku dan segera menghirup udara malam yang ternyata cukup dingin.

"Kau seperti orang yang habis berlari maraton" ucapnya terkekeh. Beraninya dia bilang begitu. Ini semua karena kau menyuruhku untuk cepat.

"Jalan saja sebelum aku berubah pikiran." jawabku tanpa menoleh dan masih menatap keluar jendela, menghirup udara sebanyak-banyaknya, tidak perduli hidungku yang sudah mulai memerah karena dingin.

"Arasseo arasseo. Ya, kau ini kejam sekali." Kuabaikan ucapan Taehyung. Pria itu mulai menyalakan mesin mobil dan tak lama mobil kamipun melaju ditengah padatnya jalanan. "Apa syuting nya berjalan lancar?"

Sebelum memutuskan untuk keluar bersama Taehyung, aku bercerita tentang kejadian tadi padanya.

Aku menoleh kembali dan menaikkan kaca mobil karena mulai tak tahan dengan udara yang begitu tak bersahabat.

"Aku lega karena syuting nya sudah selesai. Tapi aku khawatir, apa lagu ini sudah cukup untuk kami berikan kepada fans." Jawabku menatap jalanan padat didepan sana.  "Geokjongma. Aku yakin responnya akan baik," (Jangan khawatir)

"Kenapa kau begitu yakin?" tanyaku.

"Molla." jawabnya tersenyum.

Dia memang aneh.

"Kita akan kemana?"

"Lihat saja."

Aku mengangguk dan kembali menatap jalanan yang dipadati kendaraan ber-roda empat.

Tidak ada percakapan apapun lagi. Kualihkan pandanganku menatap deretan gedung yang berjejer rapi, pantulan cahaya bulan membuat gedung gedung itu semakin bercahaya.

Seperti biasa, jalanan yang padat memang cukup membosankan. Tanganku kini mengarah dan menekan pemutar musik yang berada didalam mobil.

Lagu berakhir bersamaan dengan mobil Taehyung yang mulai menaiki tanjakan. Aku penasaran kemana ia akan membawaku.

Menjawab pertanyaanku, mobilnya pun seketika berhenti. "Kita sudah sampai. Ayo turun." Ia membuka seat-belt nya, begitu pun denganku. Belum sepenuhnya aku keluar dari mobil, mataku sudah berbinar melihat apa yang ada didepanku.

Deepest DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang