Jimin's POV
Mataku terpejam merasakan dingin tubuhnya. "Kumohon tetaplah bersama ku." Aku masih memeluknya, namun ia berusaha melepas pelukanku, tapi aku tetap memeluknya erat. "Kalau begitu sebentar saja," Aku menggenggam erat tangannya.
"Jika memang setelah ini kau ingin pergi, maka biarkan aku memelukmu, sebentar," ucapku tertahan dengan air mataku yang lagi-lagi jatuh. Wanita ini benar-benar sudah mengubah semua hal pada diriku. Ia tidak tahu aku menangis karena nya.bIa diam. Kami sama-sama terisak. Lama sekali aku memeluknya. Mendengar permintaan ku, ia pun tak menolaknya dan membiarkanku memeluknya lebih lama.
"Kukira kau akan bertahan lebih lama. Kukira rasa cintamu jauh lebih besar. Tapi sekarang, kau memutuskan ingin pergi dan meninggalkanku," Seulgi hanya terdiam mendengar ucapanku.
"Jika sudah selesai, maka lepaskan aku." Ucapnya akhirnya. Dengan tak rela, akhirnya aku melepas pelukanku saat ia berbalik menatapku. Aku menandangnya lekat. Agar jika aku merindukannya, aku akan selalu mengingat wajah ini. Aku akan selalu ingat bagaimana bibir itu pernah tersenyum padaku. Biar saja, aku akan memenuhi keinginan nya, jika memang dia ingin pergi.
"Apa kita akan benar-benar berpisah?" tanyaku sekali lagi. Sungguh, aku tidak pernah menginginkan ini. "Apa benar tak ada lagi kesempatan untukku?" Dan akupun melihatnya yang kini menggeleng. Kemudian ia melangkah pelan mendekati Joy.
"Joy-ah," Seulgi menatap Joy yang juga terlihat sedang menangis."Ije keutna." Ucapnya. (Sekarang semuanya berakhir).
"Dulu, dia pernah mengatakan padamu kalau hubungan kami akan berjalan dua atau tiga bulan. Ani, bahkan untuk sebulan saja kami tidak bisa melakukan kebohongan ini-"
"Sudah kubilang aku mencintaimu Kang Seulgi!" Teriakku.
Entah kenapa aku tiba-tiba meluapkan amarah dan kesalku yang tertahan. Aku benci saat ia selalu mnegalah. Aku benci saat ia berkali-kali menangis dan menyakiti dirinya. Dan aku benci, saat semua penyebabnya adalah aku.
"Sekeras apapun kau berusaha mengelak, kenyataannya kau tidak akan pernah bisa jauh dari Joy, iya kan? Karena itu, kembalilah padanya. Aku ingin semuanya baik-baik saja seperti dulu."
"Aku yang salah karena sudah masuk ke kehidupan kalian, maaf."
Aku menatap matanya yang kembali berkaca-kaca.
"Kau tahu, waktu di Busan ibumu pernah bilang padaku, bahwa kau tidak akan pernah meninggalkan Joy. Kurasa terbukti sekarang. Dan sekali lagi itu menyadarkanku bahwa aku memang bukan siapa-siapa. Aku salah sudah mengacaukan hubungan kalian berdua." Ia tersenyum. Senyum menyakitkan yang pernah kulihat.
Aku hanya mampu menggeleng mendengar tiap bait yang terucap dari mulutnya. Mencoba meyakinkan bahwa semua yang diucapkannya tidaklah benar.
"Berhentilah menangis. Aku tidak akan pernah lagi masuk ke kehidupan kalian. Jangan pernah memasang wajah murung lagi. Jangan mengindariku seperti yang kau lakukan sebelumnya," ucapnya pada Joy.
"Kalau begitu pergilah," ucapku akhirnya.
"Jika memang itu yang kau inginkan maka pergilah,"
Kalimat itu terucap begitu saja. Aku bahkan tak bisa menatap wajahnya.
"Jika memang bersamaku tak pernah membuatmu bahagia, maka pergi. Jangan pernah muncul lagi."
Aku menolehkan wajahku kearah lain. Dan disaat yang bersamaan, air mataku pun mengalir. Dadaku terasa sesak. Ini benar-benar tidak adil.
"Tentu saja. Aku tidak akan pernah muncul lagi dihadapanmu."
"Dan setelah ini memang tidak ada alasan lagi untuk kita saling bertemu. Aku akan meminta agensiku untuk mengkonfirmasi berakhirnya hubungan kita. Ini terdengar aneh bukan? Mengingat diantara kita memang tidak ada hubungan apa-apa." Ia tersenyum getir.
![](https://img.wattpad.com/cover/77150611-288-k748699.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Deepest Dream
Фанфик[COMPLETED] Fiction. Seulmin as the main character. Kinda cheesy and sad at the same time, enjoy. #wattys2018 #1 ㅡ jiminseulgi (121218), ksg (110119) #5 ㅡ seulmin (211220) #6 ㅡ parkjimin (110518) #19 ㅡ seulgi (210518) #33 ㅡ redvelvet (210518) #102...