16. Heart Beat

7K 715 49
                                        

Jimin's POV

Park Sooyoung
Aku minta maaf

Dahiku mengernyit membaca pesan yang baru saja masuk.

Park Sooyoung
Maafkan aku

Hanya kubaca. Aku tidak tahu lagi bagaimana cara menghadapi Joy. Rasanya belum cukup semua yang ia lakukan selama ini. Ia mengacaukan semuanya. Juga hatiku dan Seulgi yang sama-sama telah hancur.

Park Sooyoung
Aku sudah kembali dari Hawai. Ada yang ingin aku bicarakan. Bisa kita bertemu?

Park Sooyoung
Maaf karena keegoisanku selama ini

Park Sooyoung
Temui aku sekali ini

Aku tersenyum kecut membaca pesannya. Lagi? Berapa lama lagi? Berapa lama lagi ia akan mengacaukannya?

Park Sooyoung
Aku tahu kau marah. Karena itu aku ingin minta maaf. Kali ini temui aku. Aku mohon.

Entah hal apa lagi yang akan dilakukan Joy sekarang.

Park Jimin
Ya

Rasanya aku akan selalu mendengarkannya.

***

Dapat kurasakan aroma Jasmine dari wanita yang sedang duduk tak jauh dariku. Sengaja aku menjaga jarak. "Sudah sangat lama," ucapnya memulai pembicaraan. Ia tersenyum. Dapat kulihat dari sudut mataku. Aku hanya diam. Tempat ini. Saat kembali dari tempat inilah aku mengetahui semuanya. Saat Taehyung mengungkapkan hal yang sama sekali tak pernah kubayangkan sebelumnya. "Oppa," panggilnya lirih.

"Semua berubah begitu cepat kan?" ia lalu menoleh menatapku. Aku menatap wajahnya yang kini disinari langit malam.

"Eum." Aku mengalihkan pandanganku. Mataku kini menatap jalanan Seoul yang terlihat indah dari kejauhan. "Oppa mian," nadanya melemah. "Selama di Hawai, aku sama sekali tidak merasa bahagia. Aku benar-benar tidak bisa menikmati keindahan Hawai, kau tahu kenapa?" ia menoleh. "Karena hatiku tertinggal disini. Aku pergi dengan rasa penyesalan yang begitu besar," ia tersenyum kecil.

"Mianhae." kudengar ia menghela nafas berat. Jeda sejenak sampai ia memutuskan untuk melanjutkan ucapannya. "Sepulang dari Chuseok Bridge, aku menyadari semua kesalahanku. Aku merasa sangat bodoh. Rasa bersalahku semakin besar saat tahu bahwa Seulgi eonnie sakit. Dan juga aku sudah menyakiti hati kalian berdua. Mian. Na ttaemune." ia menunduk. (Maaf, semua salahku).

Aku hanya terdiam dan membiarkannya terus berbicara. "Saat itu aku tak ingin pergi. Aku tak ingin pergi ke Hawai dan ingin menjaga Seulgi eonnie untuk menebus rasa bersalahku," Ia terdiam sejenak. "Selama ini aku tak pernah merasakan kesedihannya. Aku egois. Aku sudah terlalu jauh mengusik hidupnya, tanpa tahu ia yang selama ini terluka,"

"Mianhae," setetes air matanya kini jatuh. Tetesan bening itu seakan mewakili perasaannya saat ini. Ia sungguh menyesali peruatannya. Melihatnya menangis, membuat mataku pun mulai berkaca-kaca. "Geundae Oppa," ia menghapus pelan air matanya lalu kembali menatapku.

"Wanita itu sangat kuat," bibirnya tersenyum kecil dengan matanya yang mulai memerah. "Wanita yang kau cintai itu, Kang Seulgi, seribu kalipun hatinya terluka, tapi ia masih tetap terlihat kuat. Dan itu membuatku iri dan juga cemburu," kilatan bening dimatanya semakin menjadi.

"Aku merasa menjadi wanita yang begitu jahat. Aku sangat terpukul saat tahu bahwa selama ini ia mencintaimu. Tapi aku sadar, lebih menyakitkan lagi ia yang memendam perasaan padamu tanpa pernah kau mengetahuinya. Ia hanya bisa memandangmu dari jauh, kan? Dan sangat menyakitkan lagi, akulah yang selama ini selalu bersamamu, orang yang selama ini dekat dengannya."

Deepest DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang