Jimin's POV
Demi wanita ini aku akan berusaha untuk tak menyakitinya lagi. Begitu banyak cara yang ia lakukan saat aku dengan sengaja menyudutkannya dengan segala hal yang ia sukai tentangku. Seperti, saat ponselnya yang berdering, dapat dengan jelas kubaca raut wajahnya yang terkejut, seakan aku telah menangkap basah apa yang telah dilakukannya.
Aku juga tahu teman SMA yang dia katakan itu adalah Taehyung. Biarkan saja aku berpura-pura, aku ingin memahami caranya mengagumiku. Aku penasaran, apakah aku bisa mencintainya? Sedikit banyak, aku mulai tahu apa yang dirasakannya.
Aku ditampar oleh kenyataan bahwa akulah orang yang selama ini dipikirkannya, ditengah kesendiriannya dan hanya Taehyung tempatnya berbagi.
Jika saja waktu itu Taehyung tidak mengatakannya, mungkin sampai sekarang, bahkan nanti, aku tidak akan pernah menyadari perasaannya. Apa yang kulakukan justru menyakitinya, perhatian-perhatian kecil yang selalu kutunjukkan pada Joy. Terlebih, wanita itu itu adalah teman nya sendiri.
Semalaman aku membiarkan kepalaku pening oleh segala hal tentangnya. Sampai aku memutuskan untuk berjanji akan membantunya keluar dari masalah ini. Dan juga, perlahan mengeringkan luka di hatinya, meskipun hanya dengan hubungan yang pura-pura.
Aku tidak tahu apa aku bisa membalas perasaan nya, tapi aku akan mencoba membahagiakannya, dengan hubungan yang aku sendiri tak tahu akan membawaku kemana. Kapan ini akan berakhir, bisa saja hari ini ataupun esok.
Sebelum itu terjadi, aku akan melakukan yang terbaik.
***
Hari hampir sore saat aku memutuskan untuk meninggalkan ruangan pers dan kembali ke Big Hit, setelah keadaan dibawah sana sudah cukup tenang. Orang-orang yang tadi berkumpul sudah mulai berkurang walau masih ada beberapa yang masih setia duduk di trotoar dengan kamera ditangannya.
Kupakai segala hal yang sekiranya bisa menutupi identitasku. Aku hanya tak ingin jika sampai ada yang mengenaliku.
Ting~
Pintu lift terbuka, kulangkahkan kakiku keluar dari sana. Baru beberapa detik, aku menyadari ada seseorang yang tengah bersender di samping pintu lift. Aku menoleh dan mendapati Joy tengah menatapku dingin. Sejak kapan Joy ada disini? Apa dari tadi dia menungguku?
Pakaian rapinya masih melekat ditubuhnya, rambut panjangnya dibiarkan terurai, kuterka group-nya baru saja tampil disebuah acara. Aku masih berdiri mematung. "Sepertinya kau menghidari ku." Ia menatapku tajam.
Aku mencoba mundur saat Joy mulai berjalan mendekat. "Apa karena kau sudah memiliki kekasih?"
"Lalu, kau mencampakanku?" ia membuang mukanya seraya meenghela nafas. "Joy, ini tidak seperti yang kau bayangkan. Aku punya alasan kenapa melakukannya, dan aku tidak bisa memberitahumu sekarang," Ucapku menepis sedikit jarak diantara kami. Joy kembali tersenyum kecut, seolah apa yang baru saja kukatakan membuat hatinya mencelos.
"Kau jahat!" Joy berteriak cukup keras, sehingga membuatku refleks membungkam mulutnya. Mataku menatap sekeliling, memastikan tidak ada yang menyaksikan perdebatan kami. Untung, keadaan sepi dan tidak ada yang menaiki lift yang memang dikhususkan untuk VIP. "Lepas!"
Kuhela nafas pelan seraya memijit kepalaku yang mulai terasa berat. Aku tidak tahu harus dengan cara apa menghadapi kemarahan gadis dihadapanku sekarang. "Karena kau sudah mengetahui tentang hubunganku dengan Seulgi, baiklah, sepertinya aku tidak bisa menyembunyikannya." ucapku akhirnya. Aku akan mengalah kali ini. "Bisa kita bicara ditempat lain?"
Tidak ada pilihan lain. Kali ini aku harus menjelaskannya. Aku juga tidak ingin terus mengindar dari Joy. Ia pun berbalik dan aku mengikutinya dari belakang dengan pikiranku yang kini berkecamuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Deepest Dream
أدب الهواة[COMPLETED] Fiction. Seulmin as the main character. Kinda cheesy and sad at the same time, enjoy. #wattys2018 #1 ㅡ jiminseulgi (121218), ksg (110119) #5 ㅡ seulmin (211220) #6 ㅡ parkjimin (110518) #19 ㅡ seulgi (210518) #33 ㅡ redvelvet (210518) #102...