11. Come true

7.9K 844 31
                                    

Jimin's POV

Beberapa hari kedepan, aku dan Taehyung tidak akan ikut mempromosikan album comeback bersama member lain. Kami masih bisa bernafas lega karena PD-nim dan manager-nim tidak mempertanyakan lebih jauh perihal kejadian itu. Dan untunglah luka ini tidak terlalu parah.

Aku tahu, meskipun terlihat tidak perduli, tapi Taehyung pasti akan membantuku.

Aku mengusulkan akan ada special stage antara aku dan Seulgi, minggu depan. Aku tahu ini sepihak, semoga Seulgi mau tampil bersamaku. Akan kulakukan apapun, bahwa aku memang tidak berbohong. Aku ingin benar-benar menyayanginya.

Selama ini aku menjadi pria pengecut, egois, dan tak pernah memikirkan perasaannya. Masalah Joy, aku sudah menjelaskan semuanya. Kuharap, dia tidak akan menemuiku lagi. Setidaknya, sampai ia benar-benar bisa menerima kenyataan tentangku dan Seulgi.

Park Jimin
Bisa kita bertemu?

Park Jimin
Kumpohon

Banyak hal yang ingin ku bicarakan dengannya. Dan salah satu nya tentang lagu yang akan kami bawakan nanti, aku tahu ini bukan saatnya membahas soal lagu. Tapi aku ingin benar-benar memulai percakapan diantara kami. Sewajarnya dua orang yang saling menyayangi.

5 menit belum ada tanda tanda balasan darinya. Tapi dia sudah membaca pesanku.

Park Jimin
Aku takut kau akan membenciku

Aku menghela nafas karena Seulgi yang lagi-lagi hanya membaca pesanku. Aku tahu, dia pasti terkejut mendengar apa yang ku ucapkan. Tapi keputusan nya untuk menghindariku tidaklah tepat, terlebih status palsu yang sedang kami jalani sekarang. Otak ku masih berpikir keras. Aku tahu apa yang harus kulakukan. Dengan cepat aku bergegas keluar dari kamar.

Aku menelusuri dan memeriksa seluruh ruangan, tapi tidak menemukan orang yang kucari. Dimana Taehyung?

Park Jimin
Kau dimana?

Kumohon, bantu aku Taehyung.

Taehyung
Practice room

Untunglah dia masih mau membalas pesanku. Setelah membaca balasan darinya, segera mungkin aku berlari dan menuju ke tempat dimana Taehyung berada.

"Yeogiseo mwohae?" tanyaku setiba di ruangan tempat kami latihan itu. (Apa yang kau lakukan disini).

Taehyung masih fokus menatap layar ponselnya, sebelum akhirnya memutuskan untuk menatapku. "Kenapa menemuiku?"

Ia memandangku acuh. Aku berjalan mendekat lalu duduk disampingnya. Butuh waktu lama untukku mengutarakannya pada Taehyung. "Mianhae,"

Taehyung terlihat sinis mendengar kalimat yang baru saja kuucapkan. "Katakan apa yang kau inginkan."

Bahkan ia tak ingin melihat wajahku. "Aku tahu kau belum mempercayaiku,"

Ia masih enggan menatapku. Lalu kuputuskan untuk menolehkan wajahku kembali dan menghela nafas. "Jika itu aku, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama untuk melindunginya,"

"Kau tahu? Kadang aku iri melihat kedekatan kalian. Kau begitu tahu banyak hal tentangnya. Dia percaya padamu, apapun itu, dia pasti akan mendengarkanmu." Aku tersenyum kecut seraya menunduk.

Taehyung masih saja diam. "Geundae Taehyung-ah,"

"Ini juga sulit bagiku. Aku terlambat menyadari semuanya, sampai aku tidak sadar sudah sebanyak aku menyakitinya."

"Apa kau kesini hanya untuk menjelaskan semua itu?" Tak kusangka, kalimat itu yang kudapatkan setelah mengumpulkan keberanian untuk mengucapkan semuanya. "Lebih baik kau keluar."

Deepest DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang