Pusaka 3

11K 117 1
                                    

"Dunia persilatan yang banyak urusan dan banyak kesulitan, kini telah ber¬tambah lagi dengan seorang bintang pembuluh, napsu membunuh yang berkobar didada orang ini kelewat besar!"

Berpikir sampai disitu, dia lantas bertanya, "Siapakah musuh besarmu ?"

Sebenarnya Suma Thian-yu sudah terjerumus dalam pengaruh api dendam yang membara, mendengar perkataan itu dia menjadi tertegun lalu menghela napas panjang, dan sahutnya :
"Hingga kini tecu masih belum tahu siapa musuh besarku"

Tampaknya Pu Go cu juga merasa agak tercengang oleh kejadian tersebut, masa siapakah musuh besar pembunuh ayahnya juga tidak di Ketahui? Dengan cepat dia mendesak lebih jauh:
Dunia luas, kemana kau hendak mencari musuhmu?" Apakah sedikit jejakpun tidak kau temukan?"

"Tidak" Suma Thian yu menghela napas Panjang. Ketika peristiwa itu terjadi, tecu baru berusia lima tahun, akupun dibopong oleh Thio popo untuk melarikan diri, oleh karena itu siapakah pembunuh ayahku belum kuketahui"

"Hm, apa yang pernah dikatakan Thio popo"

"Dia hanya pernah berkata pada tecu bahwa musuh besarku adalah seorang penjahat pemetik bunga (Jai hoa cat) yang berhasil buron dari penjara, namanya kurang jelas, suhu, apakan kau tahu siapakah penjahat pemetik bunga tersebut?"

Put Go cu termenung dan berpikir sebentar, kemudian sahutnya:
"Aaahh jumlahnya terlalu banyak, sulit bagiku untuk mengingat ingat begitu banyak orang, untung saja masih ada setitik cahaya terang ini, cepat atau lambat pasti akan berhasil kau temukan orangnya"

Selesai berkata, dia memandang sebentar keadaan cuaca, kemudian katanya lagi kepada Suma Thian yu: "Waktu sudah tidak pagi lagi, kaupun harus pulang, tapi sebelum perpisahan ini aku inun sekali menyaksikan hasil latihanmu selama de lapan tahun ini, ilmu pedang Kit hong kiam hoat telah berhasil kau ketahui inti sarimu pukulan Tay cing to liong pat si ajaranku itu satu kali"

Mendengar perkataan itu, Suma Tian yu se¬gera merasakan semangatnya bangkit kembali, sahutnya.
"Tecu terima perintah!"

Menyusul kemudian dia melompat ke tengah lapangan dan memberi hormat dulu kepada Put Go cu, kemudian tenaga dalamnya dihimpun kedalam telapak tangan dan sejurus demi sejurus dimainkan depan penuh semangat.

Dalam waktu singkat seluruh arena telah di liputi oleh deruan angin pukulan yang memekikkan telinga, demikian dahsyatnya permainan tersebut sehingga bayangan tubuhnya hampir saja tidak terlihat lagi.

Put Go cu yang menyaksikan kejadian itu merasa gembira sekali, apalagi setelah mengetahui betapa pesatnya kemajuan yang telah dicapai muridnya itu, tanpa terasa ia lantas mendongakkan kepalanya sambil tertawa terbahak-bahak.

Tu ji, berhenti!" mendadak Put Go cu mera bentak keras.

"Suhu, apakah tecu salah ?"

Put Go cu segera menggelengkan kepalanya berulang kali.

"Tidak, tidak salah, aku merasa gembira sekali setelah menyaksikan hasil yang berhasil kau capai itu"

Suma Thian yu tidak memahami apa yang dimaksudkan gurunya, mendengar perkataan itu, dia lantas bertanya.

"Cepatlah pulang pulang, dalam gua telah terjadi peristiwa" tukas Put Go cu cepat.

"Apa?" Suma Thian-yu menjerit keras saking kagetnya.

Put Gho cu tidak menjawab pertanyaan itu, dia segera menarik tangan Suma Thian-yu sambil serunya dengan gelisah:
"Cepat, hayo cepat berangkat, kalau terlambat kau tak akan sempat melihat pamanmu lagi"

Sementara pembicaraan berlangsung, kedua orang itu sudah melayang sejauh satu kaki lebih, kemudian dengan kecepatan bagaikan sambaran kilat meluncur ke arah gua kuno tersebut.

Kitab Pusaka - Wo Lung ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang