Pusaka 29

6.4K 105 2
                                    

MERASA mendingan kalau Sam yap koay mo tidak mendengar perkataan tersebut, sindiran ini diterimanya dengan perasaan bagaikan disayat-sayat pisau tajam.
Mendadak ia saksikan Suma Thian yu sedang mengangkat tangannya tinggi-tinggi sehingga pertahanan dadanya sama sekali terbuka, bila ia manfaatkan kesempatan ini untuk melepaskan pukulan, niscaya musuh akan tergeletak mampus.
Berpikir demikian, tanpa terasa tubuhnya mendadak maju ke depan, diiringi hentakan menggeledek tiba-tiba telapak tangan-nya diayunkan ke muka menghajar dada lawan.
Sejak permulaan tadi Suma Thian yu sudah menduga sampai kesitu, ia mendengus dingin, sepasang telapak tangannya segera didorong kemuka sementara tubuhnya melompat ke belakang.
Penutup peti mati itu langsung melejit berapa depa ketengah udara kemudian menyambar batok kepala Sam yap koay mo.
Padahal waktu itu Sam yap koay mo sedang menyerang, melihat datangnya peti mati tadi, serta merta dia pergunakan tangan-nya yang sebelah mencoba menahan penutup peti mati itu.
"Kraaakkk...!"
Siapa sangka penutup peti mati itu hanya tersanggah ujung sebelahnya saja, sehingga hilanglah keseimbangan benda tersebut, tak ampun ujung penutup peti mati yang lain langsung menyambar ke kaki iblis itu dengan disertai sisa tenaganya.
Sam yap koay mo menjerit kesakitan, ia mundur beberapa langkah dengan sempoyongan sedang paras mukanya berubah menjadi pucat pias seperti mayat.
Lama-kelamaan Suma Thian yu menjadi bosan untuk mempermainkan musuhnya lebih lanjut, dia berniat untuk menghabisi saja jiwa iblis tua itu, maka sambil menerjang kemuka bentaknya:
"Siluman tua, sauya akan penuhi harapanmu...."
Mendadak dia mengayunkan tangan kanannya, segulung angin puyuh yang amat keras langsung menyerang tubuh Sam yap koay mo.
Terkesiap sekali Sam yap koay mo menghadapi ancaman yang begitu dahsyat, dalam hati kecilnya ia berpekik:
"Habis sudah riwayatku kali ini!"
Dengan mernghimpun sisa kekuatan yang dimilikinya, ia lontarkan sepasang telapak tangannya kemuka dengan harapan bisa menolong selembar jiwanya dari ancaman tersebut.
Pada detik-detik yang sangat keritis itulah mendadak terdengar suara tertawa seram yang sangat aneh berkumandang datang dari belakang punggung Suma Thian yu.
Menyusul kemudian muncul setitik cahaya putih yang menyergap punggungnya.
Dan balik semak belukar beberapa kaki dari mereka berada, kedengaran seseorang berseru dengan suara nyaring:
"Suma Thian yu, lembah Si hun kok ini akan menjadi tempat kuburan untuk selamanya"
Suma Thian yu segera menghimpun tenaga murninya sambil melambung ke udara setinggi tiga kaki lebih, kemudian dengan gerak tubuh walet terbang naga sakti, tubuhnya meluncur lagi ke bawah setibanya ditengah angkasa, dengan demikian ia lolos dari sergapan senjata rahasia yang datangnya dari belakang itu.
Melejit ke udara sambil membalikkan badan, sambil menyerang seraya menghindar, semua gerakan tersebut boleh dibilang hanya mengandalkan tenaga murni, bila seseorang tidak memiliki ilmu meringankan tubuh dan tenaga dalam yang sempurna, mustahil hal semacam itu dapat dilakukan olehnya.
Diam-diam Sam yap koay mo bersorak memuji, pergelangan tangan kanannya segera digetarkan, sebuah pukulan dahsyat segera dilontarkan ke tubuh pemuda itu.
Ketika sepasang kaki Suma Thian yu baru mencapai pemukaan tanah, angin pukulan dari Sam yap koay mo telah meluncur datang ke depan tubuhnya dengan di sertai desingan angin tajam.
Tidak sampai tubuhnya berdiri tegak secara beruntun pemuda itu melontarkan tangan tunggalnya melepaskan tiga buah serangan hebat, sementara tubuhnya sendiri mundur berapa langkah.
Menanti ia menengok lagi, ternyata orang yang berdiri disisi Sam yap koay mo adalah si harimau angin hitam Lim Khong.
Tak ragu lagi orang yang menyergapnya dengan senjata rahasia tadi bukan lain ada lah Lim Khong si manusia laknat tersebut.
Sementara pemuda itu hendak menyindirnya dengan beberapa patah kata, mendadak terdengar suara pekikkan nyaring bergema membelah keheningan di waktu senja itu, gelak tertawa menyusul pula dari puluhan kaki seputar arena.
Dengan cepat Suma Thian yu berpaling, ia saksikan ada beberapa sosok bayangan manusia sedang meluncur datang dengan kecepatan luar biasa...
Melihat siapa yang datang, Suma Thian yu tertawa terbahak-bahak serunya:
"Haaa... haa... haaa... rupanya sudah berdatangan semua, beruntung sekali aku orang she Suma, ternyata sekali bisa menjumpai berapa orang jago lihay dari golongan hitam hari ini"
Baru selesai dia berkata, ditengah arena telah melayang turun tiga sosok tubuh manusia, mereka adalah Kun lun indah Siau Wi goan, Wan wan cu serta si ular berekor nyaring Mo Pun ci.
Jadi termasuk si harimau angin hitam Lim Khong serta Sam yap koay mo, pihak musuh menjadi lima orang.
Kelima orang tersebut hampir semuanya merupakan jago-jago lihay dari golongan rimba hijau, malah Kun lun indah Siau Wi goan merupakan pemimpin mereka.
"Siau Wi goan!" Suma Thian yu segera berseru sambil tertawa dingin, kejahatan yang kau lakukan sudah terlampau hebat, kekejianmu juga sudah diketahui orang, masih punya mukakah kau untuk memimpin para pendekar dari gololgan putih?"
"Heeehh...heeeh...sayang sekali kau sudah tak mampu untuk menyiarkan berita ini keluar!" jengek Kun lun indah Siau Wi goan sambil tertawa seram.
Suma Thian yu merasa ucapan ini ada benarnya juga, bila ia tidak berusaha untuk meloloskan diri hari ini, mana mungkin perbuatan Siau Wi gon bisa diketahui orang lain?
Tak heran kalau ia berani bersekongkol dengan kaum iblis untuk berusaha melenyapkan jiwanya, agaknya dia memang takut rahasia tersebut bocor sehingga ia su dah bersiap-siap menahannya disitu.
Berpendapat demikian, diam-diam ia tertawa dingin, pikirnya:
"Tidak sulit bila ingin menahan aku Suma Thian yu disini, cuma darah pasti akan bercucuran di lembah Si hun kok ini"
Dalam pada itu pihak lawan sudah berdiri berjajar sambil mempersiapkan diri, terdengar Wan Wan cu berseru sambil tertawa seram:
"Hei bocah, sewaktu ditebing Pek hok nia hampir saja aku jatuh dipecundangi olehmu, hari ini kita bersua kembali, maka aku akan menghabisi nyawamu disini untuk membalas sakit hatiku yang lalu"
Suma Thian yu tertawa hambar:
"Siluman tua yang tak tahu diri, hanya mengandalkan sedikit kemampuanmu itu masa kau ingin membalas dendam? Apakah kau tidak merasa bahwa perbuatanmu itu terlalu tak tahu diri? Terus terang saja sauya katakan kepadamu, tidak sulit bila ingin menahan sauya, cuma kalian berlima mesti turun tangan bersama-sama!"
Belum selesai ia berkata, Kun lun indah Siau Wi Goan telah berseru sambil tertawa seram:
"Tepat sekali ucapanmu itu, sebab toaya memang punya rencana untuk berbuat begitu
Suma Thian yu tertawa terbahak-bahak.
"Haah... haah... haah... hitung-hitung siauya terbuka sudah mataku, anjing peliharaan monyet, memang manusia macam kaulah yang sanggup melakukan perbuatan semacam ini!"
Kun lun indah Siau Wi Goan tertawa seram, sebelum ia sempat menjawab, mendadak terdengar seseorang berseru dengan suara nyaring:
"Sudah lama kudengar nama besar Kun lun indah, dalam anggapanku Kun lun indah tentulah seorang lelaki sejati yang berjiwa terbuka, siapa sangka aku si pengemis tua menelan kekecewaan heeh... heeh... kau ingin meraih kemenangan dengan mengandalkan jumlah yang banyak bukan? Sayang apa yang kau inginkan itu belum tentu bisa tercapai secara mudah"
Kun lun indah Siau Wi goan menjadi amat terkesiap oleh perkataan tersebut, ketika ia berpaling tampak seorang pengemis tua yang berpakaian compang camping sedang munculkan diri dari balik semak dengan langkah pelan.
Dia muncul sambil membawa poci arak, langkahnya gontai seperti orang yang sedang mabuk.
Mengetahui siapa yang datang, Kun lun indah Siau Wi goan menjadi terkesiap, belum sempat ia menjawab, Wan wan cu yang berada disisinya telah berseru sambil tertawa seram:
"Sudah lama kudengar saudara Wi menutup diri sambil memperdalam ilmu, sungguh tak nyana kau telah muncul pula disini!"
Yang datang menang si pengemis Wi Kian, dengan mata yang sipit dia mengerling sekejap ke arah Wan wan cu, lalu berlagak kaget, serunya:
"Ooh kikira siapa ternyata saudara Wan, kenapa sih kaupun bersedia menuruti perkataan orang dengan membantu manusia durjana melakukan kejahatan?"
Didamprat lebih dulu oleh pengemis tersebut, Wan wan cu menjadi amat malu dan sedih, tapi dihati kecilnya ia mengumpat:
"Pengemis busuk, kau tak usah banyak ngebacot, sebentar bila pertaruangan sudah berlangsung, pasti akan kusuruh kau tunjukan kejelekannya"
Sedang diluaran, ia tertawa licik seraya berkata:
"Saudara Wi memang gemar bergurau, bicaranya sekehendak hati, masih untung kita adalah sobat lama sehingga kata-kata semacam itu tak sampai kumasukan ke dalam hati, hmm...hmmm... saudara Wi masih tetap gagah seperti sedia kala, aku mesti mengucapkan selamat untukmu"
Ucapan yang terakhir ini tidak genah dan tak pakai aturan membuat si pengemis Siau yau kay menjadi terkesiap, serunya kemudian sambil tertawa dingin:
"Aku si pengemis tidak doyan yang lunak tidak pula yang keras, kau tak usah merayu ku dengan kata-kata yang lembut karena tidak cocok dengan seleraku, apakah kau sudah berubah kelamin sehingga menjadi si nona yang diperam kakinya?"
Kata-kata dengan nada yang tajam itu kontan saja mengobarkan amarah Wan Wan cu, sebenarnya dia ingin membantah, namun Siau yau kay sudah keburu berkata ke pada Kun lun indah:
"Kau si telur busuk peliharaan anjing. Jika kau berani kasak kusuk dibelakang aku si pengemis tua nyalimu benar-benar amat besar, Hmm..hampir saja aku termakan oleh rencana busuk kalian..."
"Pengemis busuk, percuma saja kau banyak bicara" tukas Kun lun indah Siau Wi Goan dingin, "malam ini aku orang she Siau ingin mencoba sampai dimanakah kemampuanmu itu"
"Tunggu dulu" Siau yau kay Wi Kian menggelengkan kepalanya berulang kali, "mau bertarung mau saling membunuh, tentu akan kulayani, cuma ingin kutanyakan dulu suatu masalah kepadamu"
Berbicara sampai disini, Siau yau kay sengaja memperkeras suaranya, sedang biji matanya berputar memandang sekejap sekeliling sana, kemudian terusnya:
"Aku mau tahu benarkah kau yang telah membunuh seluruh keluarga dari perusahaan Sin liong piaukiok, menfitnah Suma Thian yu, memakai rambut palsu menyaru sebagai perempuan untuk menggusarkan aku, menulis surat tantangan kepada Sip hiat jin mo serta pelbagai kejahatan lainnya?"
Mendengar perkataan itu Kun lun Indah Siau wi goan segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak:
"Kalau tidak keji bukan lelaki namanya, kapan sih dunia persilatan bisa reda dari pembunuhan? Dan pekerjaan yang manakah dapat dilakukan secara berhasil tanpa menggunakan otak dan tenaga? Apa yang dilakukan aku orang she Siau tak lebih cuma sebuah siasat kecil saja"
Siau yau kay sama sekali tidak menggubris perkataan Siau Wi goan, kembali ia berkata:
"Membasmi keluarga Chin, menfitnah Suma Thian yu sebagai pelakunya kemudian memperalat Chin Siau untuk membunuh Suma Thian yu, apakah perbuatan-perbuatan terkutuk ini juga hasil perbuatan kau si manusia berhati binatang?"
Mendengar perkataan ini bukannya marah Siau wi goan malah tertawa seram, jawabnya:
"Benar, memang ini hasil perbuatanku, setan dedemit yang berotak licik setelah kau mengetahui segala perbuatanku ini berarti lembah Hun Kok akan menjadi kuburanmu!"
Suma Thian yu yang mendengarkan pembicaraan tersebut semenjak tadi sudah tak mampu membendung hawa amarahnya, gemetar keras seluruh tubuhnya, sambil ber pekik nyaring ia meloloskan pedangnya dan menerjang kedepan serta melepaskan sebuah tusukan ketubuh Kun Lun indah.
"Siau wi goan kau manusia laknat" teriaknya penuh amarah Jika aku membiarkan kau lolos dari pedangku hari ini, Suma Thian yu bersumpah tak akan menginjakan kaki didaratan Tionggoan lagi."
Sebelum serangannya mencapai sasaran, tiba-tiba berkumandang suara bentakan nyaring.
"Tahan"
Suma Thian yu segera menarik serangannya dan mundur dua langkah, sewaktu berpaling ia jumpai seorang pemuda sedang melangkah keluar dari semak belukar, ternyata orang itu adalah Chin Siau.
Berseri paras muka Siau Yau kay melihat kemunculan Chin Siau, rupanya teriakannya tadi hanya merupakan pancingan belaka dan alhasil Siau Wi Goan masuk perangkap.
Betapa terkejutnya Kun lun indah Siau Wi guan menyaksikan kemunculan Chin Siau, ia melotot sekejap ke arah pengemis tua itu kemudian serunya penuh geram:
"Oooh, rupanya begitu jadi kalian telah merencanakan kesemuanya ini?"
Siau Yau Kay tertawa terkekeh-kekeh.
Pengakuanmu secara langsung akan lebih berbobot dari pada kesaksian seratus orang, coba kalau aku Si pengemis tua tidak memakai akal, masa kau mau mengaku?", "bukankah kau pernah berkata tadi, orang mesti pakai otak...."
000O000

Kitab Pusaka - Wo Lung ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang