DI TENGAH pertarungan sengit yang berlangsung, kedua belah pihak kembali bertarung sepuluh gebrakan lebih, semakin pertarungan berlangsung, Siang wi coa Bian Pun ci merasa makin terkejut.
Akhirnya dia menjadi nekad, goloknya di tangan kanan segera diangkat sambil melancarkan bacokan tipuan, kemudian tubuhnya mundur beberapa langkah dan merogoh kedalam sakunya.
Setelah itu sambil tertawa dingin dengan suara yang menyeramka, pergelangan tangannya bergetar dan dia melemparkan golok Boan liong to tersebut keluar.
"Bocah keparat, serahkan selembar nyawa mu!" bentaknya keras-keras.
Aneh memang kalau dibicarakan, ketika golok Boan liong to itu dilontarkan, ternyata bagaikan seutas tali saja senjata tersebut menari-nari ditengah udara.
Suma Thian yu menjadi tertegun, baru saja dia mengangkat pedangnya untuk mencongkel, mendadak golok Boan liong to yang meliuk-liuk itu sudah berada dihadapannya, bahkan mengembang menjadi besar sekali. Ujung golok tersebut dengan kecepatan luar biasa menyambar keaepan wajah Suma Thian yu.
Menghadapi keadaan seperti ini, Suma Thian yu menjerit kaget, cepat pedang Kit hong kiam itu diputar kencang menciptakan selapis jaring pedang yang tebal dihadapannya.
Dalam pada itulah, baru saja pedang tersebut membentuk jaring pedang yang kuat, golok Boan liong to terssbut sudah meluncur datang
"Blaam, blaaaamm...!" suara ledakan keras yang memekikkan telinga bergema memecahkan keheningan.
Termakan oleh tangkisan Suma Thian yu yang begitu rapat, golok Boan liong to itu melejit ke udara dan langsung menyambar ke tubuh Setan muka hijau Siang Tham yang sedang menonton jalannya pertarungan dari sisi areaa.
Setan muka hijau Siang Tham sama sekali tidak menduga akan datangnya ancaman itu, buru-buru dia menjatuhkan diri dengan gerak kan keledai malas menggelinding untuk meloloskan diri dari ancaman bahaya maut....
Pada saat itulah, terdengar jeritan ngeri yang menyayatkan hati berkumanding dari belakang tubuhnya.
Menanti Setan muka hijau Siang Tham berpaling, dia saksikan seorang lelaki kekar sudah mampus ditembusi golok Boan liong to itu sehiagga ususnya berhamburan ketanah.
Semua peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat.
Baru saja Suma Thian yu berhasil meloloskan diri dari serangan maut tersebut, mendadak dia merasakan pandangan matanya menjadi silau dan tiga titik cahaya bintang sudah menyambar ke hadapan wajahnya...
Rupanya Siang wi coa Bian Put ci memang licik dan berhati keji, ketika goloknya disambit ke arah musuh tadi, sebenarnya dia hanya bermaksud untuk memecahkan perhatian lawan padahal senjata maut yang dipersiapkan untuk merenggut nyawa Suma Thian yu menyambar dari arah berlawanan.
Siasat yang keji, licik dan berbahaya ini sungguh menggidikkan hati orang, coba kalau jago kelas dua yang menghadapi keadaan ini, niscaya dia sudah mampus termakan oleh si¬asat busuk tersebut.
Sayang sekali musuh yang dihadapinya adalah Suma Thian yu yang tangguh, bukan saja dia telah mengawasi sekeliling tempat itu dengan seksama, telinganya juga menangkap semua suara yang datang dari delapan penjuru.
Baru saja Siang wi coa Bian Pun ci mengayunkan tangannya, dia sudah merasakan hal tersebut, maka simbil berpekik nyaring, pedangnya diputar menggunakan jurus Po hong pat ta (angin puyuh menyambar ke delapan penjuru).
Kemudian sepasang bahunya bergerak dan menggunakan ilmu langkah Ciong tiong luan poh untuk menembusi serangan senjata raha sia tersebut untuk menerjang makin ke depan.
"Bajingan cabul, serahkan batok kepalamu!" bentaknya.
Dengan jurus Liu seng kan gwat (bintang kejora mengejar rembulan) secepat petir menyapu ke muka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kitab Pusaka - Wo Lung Shen
AdventureSebuah kitab maha sakti peninggalan Ku Hay Siansu, seorang pendeta lihai yang hidup pada empat ratus tahun lalu, kitab itu bernama Kun Tun Kan Kun Huan Siu Cinkeng. Dikarenakan kitab itu berbentuk sebuah lembar kosong, maka hanya yang berjodoh saja...