Pusaka 13

8.4K 104 2
                                    

Pengemis sakti yang pernah malang melintang dalam dunia persilatan karena ilmu langkah Ciok tiong luan poh cap lak tui nya ini benar-benar memiliki tenaga dalam yang amat lihay, akan tetapi lawannya Hui cha Cun cu Kiong Lui sendiri pun merupakan gembong iblis nomor satu dari golongan Liok lim, apalagi suhunya si Manusia iblis penghisap darah, dia merupakan raja iblis yang disebut Kay si siang mo (sepasang iblis sakti dari jagad) bersama mayat hidup.

Begitu bertarung, kedua belah pihak sama sama mengeluarkan ilmu pukulan berat, Hui cha Cun cu mengembangkan ilmu pukulan Pek lek si hun ciang nya yang maha dahsyat dan satu jurus demi satu jurus meneter musuhnya secara pasti.

Seketika itu jaga seluruh angkasa diliputi angin puyuh yang menderu-deru, seperti ombak dahsyat yang menghantam tepian, kelihayannya benar-benar mengerikan.

Tujuan yang terutama dari Siau yau kay Wi Kian tak lain adalah memberi waktu yang cukup buat Suma Thian yu untuk melaksanakan tugasnya, sebab itu dia selalu menghindari yang berat menghadapi yang ringan, menghindari kenyataan menyongsong yang kosong, dengan mengandalkan ilmu gerakan tubuhnya yang sakti dia berusaha memunahkan sebagian besar dari ancaman yang tiba.

Seperti seekor kupu-kupu yang terbang di antara aneka bunga, sebentar ke atas sebentar ke kiri dan sebentar lagi ke kanan, sambil berkelit dia selalu mengejek dan mencemooh guna mengacaukaa pikiran musuh.

Tapi, Hui cha Cun cu pun seorang manusia yang amat lihay, dalam sekilas pandangan saja ia sudah bisa menduga maksud tujuan Siau yau kay, tanpa terasa pikirnya:

"Kedatangan kedua orang ini tidak seperti mencari balas, diapun tidak berniat bertarung melawanku, mungkinkah kedatangan mereka mempunyai suatu rencana tertentu? Tidak, tak mungkin, aku tidak memiliki sesuatu yang bisa di incar orang dengan siasat liciknya!"

Semakin dipikir dia merasa makin bingung dan tak habis mengerti, sudah jelas tahu jika orang datang karena sesuatu tujuan, tetapi tak bisa diduga apa tujuannya, hal mana kontan saja membuat hatinya kesal bercampur mendongkol.

Sementara pertarungan antara kedua orang itu masih berlangsung, mendadak terdengar suara pekikan nyaring bergerai memecahkan keheningan, meski suaranya tak keras tapi mengalun tiada hentinya di tengah udara.

Mendengar suara pekikan tersebut, Siau yau kay merasakan semangatnya berkobar kembali, diam-diam ia girang karena Suma Thian yu telah berhasil hingga tidak sia-sia kedatangan mereka kali ini, tanpa terasa diapun turut berpekik nyaring.

Mendadak gerakkan tubuhnya berubah, sepasang tangannya diayunkan berulang kali melepaskan tiga buah pukulan berantai, sedemikian cepatnya serangan yang dilancarkan memaksa Hui cha Cun cu terdesak mundur sejauh beberapa langkah.

Siapa tahu Siau yau kau segera menarik kembali serangannya begitu berhasil mendesak Kiong Lui, serunya sambil tertawa keras

"Maaf aku si pengemis tua harus mohon diri lebih dulu!"

Begitu selesai berkata, tubuhnya sudah melompat keluar dari hutan, dalam waktu sing¬kat bayangan tubuhnya telah lenyap dibalik kegelapan...

Hui cha Cun cu yang dikacau orang masih berdiri termangu-mangu dengan perasaan tidak mengerti, dia tak tahu apa gerangan yang sedang dilakukan musuhnya itu, karena ingin tahu, akhirnya dia menjejakkan kakinya ke tanah dan ikut mengejar keluar hutan.

Begitu tiba di hutan, di situ tak nampak sesosok bayangan manusiapun, suasana di keliling sana masih tetap sepi tidak ada manusia siapapun, tanpa terasa serunya sambil mendepakkan kakinya berulang kali:

"Pengemis busuk, kuperingatkan kepadamu, bila kita bersua lagi dikemudian hari, saat itulah merupakan saat ajalmu, coba akan kulihat kau bisa berbuat gila sampai kapan!"

Kitab Pusaka - Wo Lung ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang