Pusaka 15

7.8K 110 0
                                    

"Jurus pertama!"

Walaupun Tay hoa Kitsu Chin Leng-hui memiliki ilmu silat yang amat lihay, namun sulit juga baginya untuk menghadapi serangan angin dingin yang menusuk tulang itu, apalagi sejak pertarungan berlangsung, ia sudah men¬derita kerugian yang amat besar dalam tenaga dalamnya.

Tak heran kalau ia menjadi terperanjat setelah merasakan datangnya angin dingin yang dilepaskan musuh, cepat-cepat dia menghimpun segenap tenaga dalamnya siap sedia melakukan serangan nekad untuk beradu jiwa.

Siapa tahu, baru saja dia menggerakan bahunya, Suma Thian yu telah membentak keras:

"Kan kun to coan (memutar balik jagad)!"

Mendengar itu Tay hoa kitsu tertegun, tak sempat berpikir panjang lagi dia membalikkan badan sambil memutar kepalan, ditengah jaian ia merubah gerakannya menjadi jurus Kan kun to coan

Kalau dibicarakan memang aneh sekali, begitu serangan tersebut dilancarkan, ternyata angin pukulan musuh yang menyergap tiba menyambar dari samping, sama sekali tidak menyebabkan cedera.

Sementara Chin Leng hui masih terkejut bercampur keheranan, si Setan muka hijau Siang Tham sudah membentak lagi:

"Jurus kedua!"

Baru saja seruan itu bergema, ditengah udara telah bergema lagi suara deruan tajam yang memekikkan telinga.

Chin Leng-hui terkesiap, sewaktu mendongakkan kepalanya, segulung angin puyuh seperti sebuah jaring yang terpentang lebar langsung mengurung ke atas batok kepalanya.

Waktu itu, Chin Leng hui sudah kehabisan tenaga dan lelah sekali, meski menyaksikan datangnya ancaman yang hebat, dia tak mampu berbuat apa-apa lagi, tanpa terasa sambil menarik napas dingin dia memejamkan mata siap menerima kematian.

Untung disaat yang paling kritis, mendadak Suma Thian yu berteriak lagi:
"Sian hong sau soat (angin puyuh menyapu salju), Kui seng ti to (bintang kejora menen¬dang bintang)!"

Kasihan Chin Leng hui, dia berubah seperti seorang boneka saja, tanpa berpikir panjang dia segera turun tangan melakukan apa yang didengarnya itu.

Mula-mula dia menggunakan jurus Sian hong sau soat untuk menampik lenyap hawa dingin musuh yang menyambar datang dari atas, menyusul kemudian tangan dan kakinya digunakan bersama menggunakan jurus Kai seng ti to untuk menyerang Si Setan muka hijau.

Untuk diceritakan kembali memang sangat panjang, tapi keadaan pada waktu itu berlangsung dalam sekejap mata, seakan-akan dua ge rakan digunakan bersama-sama.

Apa lagi Tay hoa kitsu sudah puluhan tahun lamanya mendalami ilmu Tay cing to liong ciang, dan dengan begitu diberi petunjuk, dia segera mempergunakannya dengan lancar.

Mimpipun si setan muka hijau Siang Thau-'Bk menyangka kalau beberapa patah kata oari uma Thiin yu itu dapat merubah Chin Lerg hui yarj berada diposisi kalah menjadi menang.

Seteleh menyadari kalau ujung kaki musuh telah berada didepan tenggorokannya, dia baru terperanjat dan buru-buru membalikkan tubuhnya untuk menghindarkan diri.

Pada saat yang bersamaan pula, Suma Thian yu melompat masuk pula ketengah arena, tidak terlalu kemuka tidak pula terlalu kebelakang, persis berada diantara Chin Leng hui dan Siang Tham berdua.

Sambil bergendong tangan dan tertawa, pemuda itu lantas berseru:
"Kalian berdua memang seimbang dan sebanding, sungguh hebat pertarungan kalian, benar-benar hebat sekali."

Sementara itu Setan muka hijau Siang Tham agak gelisah juga melihat Suma Thian yu tampilkan diri, tapi diluarnya dia tetap mempertahankan wajahnya yang menyeringai seram, serunya:

Kitab Pusaka - Wo Lung ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang