Pusaka 14

8.1K 101 1
                                    

Mendadak dari arah belakangnya berkumandang suara tertawa cekikikan yang amat genit, disusul perempuan itu berseru:
"Hei, saudara cilik, kau lagi marah rupanya? Kemarilah, coba kau lihat hujan begitu deras, apakah kau tak ingin berteduh sebentar sebelum pergi?"

Waktu itu Suma Thian yu sudah basah kuyup ketimpa air hujan, apa lagi setelah mendengar kata-kata yang genit itu, kontan saja ia menjadi merinding dan berdiri semua bulu kuduknya.

"Hujan ini pasti turun terus tiada hentinya" demikian dia berpikir, "aah, perduli amat, lebih baik aku berteduh lebih dulu disini, toh ia tak bakal bisa melahap diriku!"

Berpikir sampai disitu, dia lantas membalikkan keledainya dan pelan pelan berjalan mendekati rumah kayu tersebut.

Sambil keledainya Suma Thian yu berteduh di bawah emperan rumah, di dalam ruangan keliahatan api membara dengan hangatnya, Ho Hong sedang mengeringkan tubuhnya.

Waktu itu si Bunga tho indah Ho Hong hanya mengenakan seperangkat baju yang amat tipis, selain itu di dalamnya tidak memakai apa-apa, dengan begitu terlihat amat jelas seluruh anggota tubuhnya yang terlarang, terutama payudaranya yang montok dengan putingnya yang memerah.

Terkesiap hati Suma Thian yu setelah menyaksikan kejadian tersebut, dia merasa tubuhnya seperti tersambar aliran listrik bertegangan tinggi saja, kontan membuat semua anggota badannya kaku.

Buru-buru ia duduk bersila sambil memusatkan seluruh perhatiannya ke satu titik, lalu mulai memejamkan mata dan mengatur napas.

Kontan saja perbuatannya itu disambut gelak tertawa cekikikan dari si Bunga tho indah Ho Hong, rupanya dia kegelian.
"Aduh ... kau memang perjaka yang masih suci, kenapa, kenapa sih? Memangnya seluruh tubuhku tumbuh duri beracunnya?"

Suma Thian yu tidak menghiraukan ucapan lawan, dia hanya memusatkan terus perhatiannya ke satu titik dan mengatur nafas.

Dalam waktu singkat hawa dingin yan semula mencekam tubuhnya, kontan saja lenyap hingga tak berbekas.

Tiba-tiba Bunga tho indah Ho Hong berja¬lan mendekati pemuda itu dengan langkah yang lemah gemulai, kemudian sambil tertawa genit katanya:

"Lepaskan pakaianmu yang basah, biar ku keringkan sebentar, setelah kering nanti baru kau kenakan lagi, kalau tidak, kau bisa masuk angin"

"Tidak usah, terima kasih" tampik Suma Thian yu dengan nada dingin dan kaku.

Jangankan beranjak, mata pun tak pernah memandang ke arah perempuan tersebut.

Menyaksikan sikap dingin anak muda itu, Si Bunga tho indah Ho Hong segera memutar otaknya, kemudian berseru tertahan:

"Aaah, benar, aku lupa kalau belum mengenakan pakaian, tak heran kalau tak berani memandang kearahku, saudara cilik, kau jangan mentertawakanku."

Selesai berkata ia lantas bersembunyi dibelakang pintu dan mengenakan kembali pakaiannya yang telah kering, dalam waktu singkat dia sudah muncul kembali dengan pakaian yang rapi.

Suma thian yu benar-benar merasa muak menyaksikan tingkah lakunya yang tengik, genit dan menjemukan itu.

Bunga tho indah Ho Hong sudah amat mashur dalam dunia persilatan sebagai seorang perempuan genit berwajah cantik, boleh dibilang hampir sebagian besar umat persilatan mengenalinya. Sangat banyak jago termashur yang terpikat oleh kegenitannya itu sehingga tunduk seratus persen dibawah telapak kakinya. Hal ini disebabkan pertama, Si Bunga tho indah Ho Hong memang dilahirkan dengan selembar mulut yang pandai merayu, kedua, ilmu silatnya amat lihay dan sakti, itulah sebabnya banyak sekali pemuda-pemuda yang terpikat olehnya.

Padahal watak Si Bung tho indah Ho Hong sendiri tidak termasuk jahat, ia bisa mempunyai nama buruk semua hari ini, semuanya tak lain adalah hasil didikan gurunya.

Kitab Pusaka - Wo Lung ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang