Pusaka 18

7.3K 92 0
                                    

Tahun ini, makhluk tua tersebut sudah berusia tujuh puluh tahun lebih, kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki sekarang pun paling tidak masih diatas enam puluh tahun hasil latihan.

Sebaliknya, meski usia Suma Thian yu baru tujuh delapan belas tahunan, tapi berhubung sejak kecil sudah memperoleh guru pan dai dan sejak kecil pula melatih ilmu Kui goan sim hoat, kemudian minum obat Ku ciang sin yok, maka dasar tenaga dalam yang dimiliki nya boleh dibilang kuat sekali.

Ketika berada dalam gua dan salah makan daun Jin sian kiam lan, tenaga dalamnya
telah bertambah dengan pesat, sehingga mencapai enam puluh tahun hasil latihan lebih, sebab itulah meski beradu tenaga-tenaga dalam dengan si makhluk tua sekarang, kekuatan mereka tetap berimbang satu sama lainnya.

Walaupun demikian, akhirnya toh akan muncul juga saat untuk menentukan siapa yang lebih tangguh dan siapa yang lebih lemah, disaat itulah yang tangguh bakal muncul sebagai pemenangnya, sedangkan yang lemah akan menemui ajalnya.

Mendadak.....

Dari atas bukit Kun san berkumandang suara seruling yang mengalun tiba mengikuti hembusan angin, suara yang mengalun menembusi lembah bergema pula ke dalam telinga kedua orang tersebut.

Ternyata aneh sekali, kedua orang itu segera merasakan semangatnya menjadi segar kembali dan kekuatannya seperti beratus kali lipat lebih besar keadaan semula.

Pelan-pelan makhluk tua itu membuka sepasang matanya, dari balik sorot matanya itu terpancar keluar perasaan bingung dan tidak habis mengerti.

Tak selang berapa saat kemudian, dari arah punggung bukit sana muncul setitik bayangan hitam yang secepat sambaran petir meluncur masuk kedalam lembah Si jin kok.

Suara seruling yang mengalun diudara pun menyusul bayangan hitam yang meluncur tiba itu bergema makin keras.

Bi hong siancu Wan Pek lan segera mengangkat kepalanya sambil memandang ke depan, tampak olehnya setitik cahaya hitam secepat kilat meluncur kedalam lembah.

Tak sempat lagi bagi Bi hong siancu untuk menegur, tahu-tahu dihadapan mukanya telah berdiri seorang kakek berdandan seorang tosu, bersamaan dengan munculnya tosu tua itu pun suara seruling tadi menjadi sirap dan hilang.

Tampak tosu tua itu memperhatikan sekejap kearah Bi hong siancu, kemudian sambil tertawa terbahak-bahak serunya:
"Haaaah...haaaa...haaaa... kalian berdua harus segera menghentikan permainan yang tak bermanfaat ini!"

Sembari berkata, seruling bambu ditangannya segera ditutul pelan ketengah-tengah orang yang sedang bertempur itu.

"Criiitt...!" dari mulut seruling menyembur keluar segulung hawa pukulan berwarna putih dan menyambar ketubuh dua orang yang sedang bertarung tadi.

Kedua orang itu segera merasakan udara di sekeliling tubuhnya membuyar dan tubuh mereka yang sempoyongan pun segera melompat mundur ke belakang.

Menanti si makhluk tua itu dapat berdiri tegak, sorot matanya segera dialihkan kewajah tosu tua yang baru muncul itu dan menatapnya lekat-lekat, sampai lama sekali dia tak mengucapkan sepatah kata pun.

Sedangkan Suma Thian yu segera menjura sembari berseru:

"Cianpwe, kedatanganmu tepat sekali, untung saja selembar jiwa boanpwe masih bisa diselamatkan!"

Ternyata orang yang barusan munculkan diri itu adalah Heng si Cinjin, gurunya dua bersaudara Thia yang mempunyai janji dengan anak muda tersebut.

Sambil mengelus jenggotnya, Heng si Cinjin segera tertawa terbahak-bahak.
"Haah...haah...haah...baru berapa hari tidak bersua, tenaga sinkang yang dimiliki Suma siauhiap sudah memperoleh kemajuan yang amat pesat, sungguh mengagumkan, sungguh menggembirakan, mungkin kau telah memperoleh suatu penemuan aneh bukan?"

Kitab Pusaka - Wo Lung ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang