SEBAGAI SEORANG jagoan yang berilmu tinggi, sudah barang tentu penguntilan tersebut tak akan lolos dari ketajaman pendengarannya, sayang pikiran dan perasaannya waktu itu sedang kalut, sehingga hal ini sama sekali tak diketahui olehnya.
Si anak muda itu masih saja melanjutkan perjalanannya dengan kepala tertunduk dan pikiran kalut.
Diri kejauhan sana terdengar suara auman harimau yang amat nyaring, di tengah kegelapan malam begini, suara tersebut mendatangkan perasaan bergidik bagi siapa pun yang mendengarnya.
Bukit Ngo tay san memang tersohor sebagai penghasil harimau di daratan Tionggoan, itu berarti suara auman harimau tersebut berkumandang dari bukit di depan sana.
Suma Thian ya agak sangsi, kendatipun dia memiliki ilmu silat yang sangat lihay, bukan suatu pekerjaan yang gampang untuk mendatangi bukit Ngo tay san seorang diri, tapi untuk menuju ke daerah Shia say, orang harus melalui jalanan tersebut, karena hanya jalan ini yang tersedia.
Sementara dia masih sangsi dan tak tahu apa yang harus dilakukan, mendadak dari arah belakang terasa bergemanya suara desingan angin tajam.
Begitu mendengar suara tersebut, dengan sigap Suma Thian yu miringkan badannya ke samping, segulung angin dingin segera menyambar tiba.
Suma Thian yu memang berilmu tinggi, ke tajaman pendengarannya luar biasa, sepasang matanya juga dapat melihat dalam kegelapan, dengan suatu gerakan jumpalitan, ia menyambut datangnya sambaran angin tajam tersebut, rupanya sebatang peluru tembaga.
Dari arah belakang berkumandang lagi suara pekikan nyaring seperti pekikan monyet, dengan perasaan terkejut Suma Thian yu ber paling, dia menyaksikan ada sesosok bayangan hitam sedang meluncur datang dari arah belakang dengan kecepatan luar biasa.
Menyaksikan kehadiran orang tersebut, Suma Thian yu merasakan hatinya terkesiap, belum sempat ia menegur pihak lawan telah berseru lebih dulu:
"Kau yang bernama Suma Thian yu?""Benar!" jawab pemuda yang ditanya itu.
Sambil menjawab, Suma Thian yu mengamati pendatang tersebut dengan seksama.
Dia adalah seorang kakek berusia delapan puluh tahunan yang memakai jubah panjang berwarna-warni, mukanya bulat seperti rembulan yang sedang penuh, keningnya tumbuh sebuah bisul besar, sorot matanya tajam berkilat, siapapun akan mengetahui bahwa ia adalah seorang jago lihay yang berilmu tinggi.Setelah berdehem beberapa kali, orang itu menegur kembali:
"Kau yang mengundang aku kemari?"
"Tidak!" cepat Suma Thian yu menggeleng, "aku sama sekali tidak kenal denganmu, kenapa mesti mengundangmu kemari?"
Dari sakunya tiba-tiba kakek itu mengeluarkan sepucuk surat, lalu serunya lebih lanjut:
"Bukankah surat ini adalah surat tantangan bertempur darimu?"Lagi-lagi sepucuk surat, Suma Thian yu merasa dirinya sial, sial delapan turunan.
Baru saja dia ribut dengan Siau yau kay gara-gara sepucuk surat, sekarang kakek tersebut mengeluarkan kembali sepucuk sampul surat yang persis sama dengan surat pertama, jangan-jangan isi surat itu pun berisi rambut dan kaku perempuan?
Sementara pikirannya berputar, dia menyahut dengan cepat:
"Aku tak pernah menulis surat kepada siapa pun, tidak kuketahui apa yang lotiang maksudkan"
"Omong kosong, bukankah kaupun sedang meremas sepucuk surat? Tak usah kau terangkan lagi, lohu juga tahu kalau sampul surat tersebut persis sama dengan surat yang kau tunjukkan kepadaku"
Sekali lagi Suma Thian yu merasakan hatinya bergetar keras, sekarang dia baru sadar kalau tangannya masih meremas surat dari Siau yau kay tersemu, buru-buru dia membantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kitab Pusaka - Wo Lung Shen
ПриключенияSebuah kitab maha sakti peninggalan Ku Hay Siansu, seorang pendeta lihai yang hidup pada empat ratus tahun lalu, kitab itu bernama Kun Tun Kan Kun Huan Siu Cinkeng. Dikarenakan kitab itu berbentuk sebuah lembar kosong, maka hanya yang berjodoh saja...