Bagian Dua Puluh Tiga

29 0 0
                                    

    (Author's PoV)


Setelah kejadian Agham menembak Kirana, mereka berempat sepakat untuk tidak mengumbar perihal jadiannya dua sejoli ini. Dan berminggu-minggu sudah berlalu. Setiap hari Sabtu, seperti biasa mereka latihan paskibra. Karena seringnya Agham berdua dengan Kirana, lambat laun teman-teman Paskibra tahu tantang hubungan Agham dan Kirana. mereka meminta agar hubungan antara dua sejoli ini tidak di sebar luaskan di sekolah. Untung saja, paskibra pada tahun ini tidak terlalu banyak anggotanya dan banyak dari fans Agham maupun Kirana mengundurkan diri karena tidak tahan dengan latihan fisik sebagai anggota paskibra. Hanya ada satu-dua orang saja dan mereka sangat setuju dengan hubunga antara Agham dan Kirana yang notabennya adalah ­most wanted boy and girl di SMA Budi Asih.

Kali ini, latihan selesai lebih cepat. Tanaya memilih untuk berjalan ke DelJunct sedangkan Mario akan menemani Tanaya. Mereka terkena demam friendzone setelah beberapa minggu lalu Mario baru ditolak oleh Tanaya. Namun hal itu malah membuat mereka memasuki dunia ke-friendzone-annya dan mereka saling nyaman dengan keadaan itu. Kirana memilih untuk pulang. Ia sudah berjanji akan mengenalkan Agham kepada kakak dan orang tuanya jika latihan paskibra selesai lebih cepat dari biasanya..

Dipacunya motor Agham dengan kecepatan sedang menuju rumah Kirana. sesampainya di rumah.

"Assalamualaikum." Ucap Kirana memasuki rumah. Tak ada jawaban dari semua orang.

"Bu, Yah, mas Nizar? Kirana pulang." Ucapnya kembali.

"Waalaikumsalam. Udah pulang dek?" tanya Nizar yang tiba-tiba muncul dari halaman belakang.

"udah mas, ibu sama ayah mana?" tanyanya kembali. Nizar sibuk memperhatikan cowo yang datang bersama Kirana.

"itu siapa dek? Agham?" tanyanya kepada Kirana.

"iya mas. Kenalin, ini mas Nizar kakak aku, dan ini Agham pacar aku." Ucap Kirana lalu disambut dengan jabatan tangan dari Agham kepada mas Nizar.

"waalaikumsalam. Udah pulang Kir?" tanya ibu.

"udah bu. Ayah mana?" ucapku lalu mencium tangan ibu.

"ada di belakang. Sebentar lagi masuk kok. Ini siapa?" tanya ibu kepada Agham.

"saya Agham bu, pacarnya Kirana." Ucapnya sopan lalu mencium tangan ibu.

"ooh nak Agham. Ayo silakan duduk. Gausah sungkan-sungkan." Ucap ibu lalu menengok ke arah belakang karena ayah menepuk pundak ibu perlahan.

"Mas, ini loh pacarnya Kirana." ucap ibu kepada Bachtiar—suaminya.

"saya Agham pak, pacarnya Kirana." ucapnya lalu menyalami ayah.

"ayo silakan duduk." Ucap ayah dengan santai.

"aku tinggal dulu ya mau ganti baju." Ucap Kirana lalu berjalan meunuju kamarnya.

Cukup lama Kirana berada di kamar. Sebenarnya ia sengaja berlama-lama di kamar supaya ibu, ayah dan mas Nizar dapat berbincang lebih lama dengan Agham dan mengenal Agham dengan baik. Seusai aku mengganti baju, aku kembali ke ruang tamu untuk berbincang dengan keluargaku dan juga Agham.

"Na, abang tadi telefon, katanya kamu di suruh telefon dia." ucap ibu kepada Kirana.

"ada apa bu? Tumben abang nelfon aku?" tanyanya bingung.

"gak tau. Udah sana telfon dulu." Ucapan ibu membuat Kirana menganggukkan kepala dan beringsut meninggalkan ruang tamu untuk menelefon abang. Segera ia mengambil HP dan membuka sebuah aplikasi untuk melakukan freecall.

"assalamualaikum. Bang, tadi kata ibu aku di suruh telfon. Ada apa?"

"..."

"gak kok bang gapapa"

"..."

"emang beneran gapapa. Yaudah nanti coba aku hubungin deh bang"

"..."

"iya bang iyaa"

"..."

"yaudah. Udahan dulu ya.Assalamualaikum." Telefon dengan Abi di matikan begitu saja. Tiba-tiba Kiranatermangu memikirkan ucapan abang. Ia tidak paham dengan ucapan abang tadi. Dicernanyasetiap kalimat yang abang ucapkan tadi. Pada akhirnya ia tidak mau mengambilpusing ucapan bang Abi tadi di telefon.

Pesan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang