"Apa yang kalian lakukan malam-malam di luar sini?!" tanya Komandan Barnes berbisik.
"Kalian?" Maurelle bertanya balik.
"Gadis kecil ini bersamamu kan?" tanya Komandan Barnes lagi sambil menarik lengan Madi yang berdiri di belakangnya.
"Madi!" Mauelle langsung memeluk Madi. Madi pun melakukan hal yang sama.
"Jadi, jawab pertanyaanku sekali lagi. Apa yang kalian lakukan malam-malam seperti ini?" Komandan Barnes melipat kedua tangannya di depan dada.
"Well, kami adalah saudara. Orang tua kami meninggal dan tidak meninggalkan sepeser uang pun pada kami. Jadi, kami pergi meninggalkan kota kami dan akhirnya di sinilah kami," ucap Maurelle dengan cepat. Ia sudah memikirkan matang-matang bagaimana caranya berbohong kepada orang-orang sejak tinggal di penjara, dan salah satu korban yang dibohonginya adalah Maggie.
"Kalian mencari rumah malam-malam begini?" tanya Komandan Barnes frustasi. Maurelle dan Madi saling tatap, lalu mengangguk.
"Kalian tidak tahu penjara dengan teknologi tercanggih saat ini sudah hancur? Para 'tahanan'nya kabur. Mereka bukan manusia biasa. Kalian bisa saja terbunuh, kalian tahu?" tanya Komandan Barnes lagi. Maurelle dan Madi saling tatap, lalu menggeleng.
"Argh, baiklah. Kalian ikuti saya. Tempat ini sedang tidak aman." Komandan Barnes pun berjalan ke gang kecil itu lebih dalam.
"Uh, mengapa kita tidak lewat jalan biasa?" tanya Maurelle.
"Kau tidak lihat apa yang tadi sedang terjadi di jalanan?" Pertanyaan Komandan Barnes membuat Maurelle bungkam. Ia lupa kalau jalanan sedang kacau. "Bodoh," gumam Komandan Barnes.
"So, siapa namamu?" tanya Maurelle, berusaha mencairkan suasana.
"Kau tidak tahu aku?" tanya Komandan Barnes sambil mengangkat kedua alisnya.
Tentu saja dia tahu. Maurelle sudah sangat bosan melihat wajah itu. Ia sudah sering melihatnya sejak lelaki itu masih kecil. Awalnya yang bertanggung jawab di penjara itu adalah ayah dari lelaki di depannya itu. Namun, entah karena apa saat umur Maurelle menginjak 17 tahun, lelaki itulah yang menjadi penanggung jawab di penjaranya.
"Tidak." Maurelle mengangkat kedua bahunya.
"Harry, Harry William Barnes," jawab lelaki itu tanpa melirik Maurelle sedikitpun.
"Hai, Harry. Aku Elle." Madi membulatkan matanya saat mendengar perkataan Maurelle. "Dan ini adikku Mari." Madi semakin membulatkan matanya. Maurelle hanya menatap Madi sambil mengedikkan bahunya.
"Maafkan aku, Elle. Tetapi, aku tidak bertanya." Harry menyeringai. Ia mengerti betul bahwa gadis di belakangnya itu mencoba untuk mendekatinya. Selama ia menjadi penanggung jawab di penjara itu, banyak perempuan yang mencoba mendekatinya, baik 'tahanan' maupun penjaga. Dia sudah sangat muak dengan sikap wanita yang seperti itu, dan sialnya ia harus melindungi kedua perempuan di belakangnya ini. Jika saja waktu itu ia tidak berjanji untuk melindungi seluruh penduduk saat keadaan sedang tidak karuan, ia pasti sudah meninggalkan mereka di tengah jalan tadi.
Maurelle memberi Harry tatapan tajam. Mata Maurelle mulai bersinar lagi. Madi mengelus tangan Maurelle, berusaha untuk menenangkannya.
"Here we are," ucap Harry. "Kalian boleh tinggal untuk beberapa waktu. Tapi, jika keadaan sudah membaik, kalian harus pergi.
Maurelle dan Madi hanya mengangguk, lalu mengikuti Harry masuk ke dalam apartement.
"Selamat datang, Komandan Barnes. Siapa kedua perempuan cantik ini?" tanya satpam apartemen itu sambil membukakan pintu.
"Um, Tim. Perkenalkan ini Elle, dia....kekasihku dan yang kecil adalah Mari, dia adik Elle," ucap Harry berbohong. Seharusnya ia sudah memikirkan status kedua perempuan itu, sehingga ia tidak perlu mencari jawaban yang salah. Tanpa ia sadari, wajah gadis di sebelahnya itu sudah merah menahan amarah.
"Oh! Kau sudah memiliki kekasih? Selamat! Aku kira sibuk bekerja bertahun-tahun di penjara membuatmu tidak memikirkan kekasih. Bagaimana kalian bisa bertemu?" tanya Tim, satpam apartemen itu.
Oh God. Tolong aku. Batin Harry. Ia berpikir sejenak.
"Aku bertemu dengannya seminggu yang lalu. Ia sedang bermain dengan adiknya di taman air mancur. Sudah ya, Tim. Kami duluan. Oh iya, jaga-jaga ya. Tahanan sedang mengamuk." Ya, tahanan sedang mengamuk. Saat memasuki lift, Maurelle langsung menampar pipi Harry dengan keras.
"Aw! Apa masalahmu?!"teriak Harry.
Ting!
Sebelum Maurelle menjawab, mereka telah sampai di lantai yang mereka tuju. Harry keluar dari lift sambil mengusap pipinya. Ia pun berjalan ke kamarnya, kamar nomor 241.
Setelah Harry mengunci pintu apartemennya, Maurelle menamparnya lagi.
"Mengapa kau bilang kepada penjaga itu bahwa aku kekasihmu?!" teriak Maurelle.
"Hey! Kau harusnya berterima kasih. Lagipula ide apalagi yang kau punya?! Tim tahu seluk beluk kehidupanku, aku tidak mungkin menyebutmu kakakku ataupun tanteku, bahkan ibuku!" teriak Harry seraya menyisir rambutnya dengan jari-jarinya.
Maurelle hanya menggeram sambil menarik rambutnya. Madi hanya bisa melihat tingkah laku mereka. Ia duduk di sofa empuk yang berada di tengah ruangan.
"Aku mengantuk," ucap Madi memecah hening.
"Tidur saja di sofa itu," titah Harry acuh. Maurelle langsung menatap Harry tidak percaya.
"Aku bercanda. Sini, aku antar kau ke kamar." Harry menggendong Madi menuju kamarnya, meninggalkan Maurelle yang masih kesal dengan perilaku penanggung jawab penjaranya waktu itu.
"Kau mau mandi dulu?" tanya Harry yang baru keluar dari kamarnya.
"Kau dulu saja," jawab Maurelle tanpa melirik lelaki itu sedikitpun. Harry hanya mengedikkan bahu, lalu berjalan menuju kamar mandi.
Maurelle merebahkan badannya di sofa empuk itu. Ia memejamkan matanya. Tidak lama kemudian, ia terlelap.
Beberapa menit kemuadian, Harry keluar dari kamar mandi dengan wajah segar.
"Elle, kau mau---"
Harry menghela napas ketika melihat gadis itu tertidur di sofanya. Ia berjalan ke kamarnya untuk mengambil selimut, lalu menyelimuti gadis itu.
Menyusahkan sekali. Untung kau tidak akan tinggal lama. Batin Harry.
Ia pun berjalan menuju sofa kecil yang berada di sebelah sofa tempat Maurelle tidur. Ia duduk di sana, lalu ikut tertidur.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Karena aku udah gereget pengen update jadiiiDOUBLE UPDATE minggu ini!
Jangan lupa vomments kalian yaa. Saran sangat dibutuhkan ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful but Cold
Hayran Kurgu[COMPLETED] 11 Maret 2017 TOLONG jangan mengikuti setiap bagian kecil dari cerita. Apalagi 'hal-hal aneh dan unik' yang ada di ceritaku, itu susah mikirnya. TOLONG hargai:) Jangan plagiat ya. ⚠WARNING⚠ Cerita ini aku tulis udah lama banget, jadi pen...